"Heineken kayaknya enak" Nilam berusaha bersikap tenang ketika lagi-lagi menemukan Nik di dapur rumah bu Darmi saat dini hari.
"Wah, sejak kapan lo ngebir?" Nilam tidak berkomentar, karena sejujurnya ia sama sekali tidak tau kalau nama minuman yang di sebutkannya tadi adalah beer. Nilam tidak ingin terlihat bodoh di hadapan si fotografer yang jelas menertawakannya.
Nik tidak lagi bersuara, ia sibuk menyesap bir dari kalengnya dan hal itu tidak luput dari pengamatan Nilam yang sejak tadi belum membuka kaleng birnya sama sekali. Nilam tau kalau Nik itu tampan dan sekarang melihat bagaimana laki-laki itu sesekali menjilati bibir tipisnya yang sedikit kehitaman karena merokok membuat sesuatu dalam diri Nilam bergejolak. Tiba-tiba saja ia penasaran bagaimana rasanya jika bibir tipis itu mengulum bibir ranumnya sama seperti yang di lakukan Nik kepada Rara beberapa malam yang lalu.
"Nik"