Nilam, Si Gadis Kota

“Nilam! hey, Nilam!” Nilam gelisah dalam tidurnya, samar ia merasakan perih di kulitnya juga tamparan keras di wajahnya. Nilam yakin ia bermimpi ketika melihat bu Dami tertawa dengan puas sembari mencambuknya kuat-kuat, bu Darmi tidak mungkin tega menyakitinya seperti ini.

“Astaga, Nik! Cepetan!” Nilam tidak tau apa yang terjadi, tapi tiba-tiba saja ia berteriak histeris meminta ampun kepada bayangan penjaga bu Darmi yang sibuk menendangi tubuhnya.

“Enggak! Pergi kalian pergi!” Rara berusaha keras menahan tubuh Nilam yang tiba-tiba saja memberontak.

“Jangan! Tolong, jangan! Hiks.. hiks..” Nilam merasa semakin panik ketika gambaran gudang yang di lihatnya berubah menjadi kamar hotel, ada Dewa disana yang sedang tertawa puas, laki-lai itu dengan penuh percaya diri menertawakan kepolosan Nilam. Bayangan-bayangan itu silih berganti dan terus mengejar Nilam, ia ketakutan.