Tawa itu memang terdengar samar, tapi aku yakin kalau aku tidak salah dengar. Aku diam, berusaha untuk tidak bergerak agar tidak membuat suara apa pun. Netra ku menatap sekitar. Di mana ada beberapa pohon damar menjulang di belakang kolam. Sebentar lagi aku akan terbebas dari mencekamnya suasana di kolam-kolam ikan, yang memang mayoritas terdapat banyak sosok wanita yang bisa disebut kuntilanak.
Betapa bodoh nya aku karena justru berhenti di tempat ini. Entah mengapa aku malah penasaran pada sumber suara tawa tadi. Padahal jelas-jelas aku ingin segera berlari menjauh, tapi sisi lain hatiku menyuruh ku tetap bertahan. Benar saja, di sisi kanan ku sekarang, ada sosok wanita berpakaian putih, berdiri di sebuah pohon damar. Dia sedang berdiri di samping pohon damar, berada di atas, memeluk batang pohon itu hanya dengan satu tangan. Tentu dia melayang di sana. Baju putihnya berkibar di dekat pohon tadi.