Kekasih dan penjaga? Aga dan Javas? Apa yang terjadi dengan mereka?
"Apa yang kalian lakukan pada Javas dan Aga? Jangan sakiti mereka!" kataku lantang.
"Sebaiknya kau pikirkan saja nasibmu sendiri. Karena kau juga akan tamat sebentar lagi. Kau tau? Kalau jiwa murni yang kau miliki ini, bisa membuatku terbebas dari tempat mengerikan itu. Aku ingin menghirup udara bebas dan menjadi manusia lagi."
"Jangan harap!" kataku menimpali.
"Apa kau bilang? Dalam kondisi seperti ini saja, kau masih bisa bersikap sombong?" tanyanya lalu berdiri dan tubuhku di tendangnya kuat-kuat. Aku makin lemah, sudah putus asa dan merasa tidak ada lagi harapan yang tersisa, saat melihat salah satu dari mereka memegang ikat kepala milik Jaavas dan kalung Aga. Pasti terjadi sesuatu dengan mereka, karena aku.
Aku menangis. HAtiku sedih sekali membayangkan hal buruk yang mungkin menimpa kedua pria berbeda dunia itu. "Javas ... Javas! Apa yang terjadi? Kau harus baik-baik saja. Tolong aku, Javas. Javas."