56. Api Unggun

aku duduk di kursi untuk beristirahat sejenak. Beberapa orang tua murid juga datang, entah memberikan makan malam, atau pakaian ganti dan kebutuhan siswa lain yang mungkin lupa tidak terbawa.

Aku bertugas di depan gerbang bersama beberapa anggota lain, untuk memanggil siapa saja yang mendapatkan tamu malam ini. Lalu memanggil mereka melalui microphone. Kali ini aku bersama Resti duduk berdua, setelah berkutat dengan lalu lintas tamu yang datang tiba-tiba tadi, kami kelelahan. Tiba-tiba Resti menyikutku saat aku sedang mengipasi wajah dengan sebuah buku tipis sebagai catatan tamu yang datang tadi. "Apa?" tanyaku menoleh padanya.

"Cowok lo, itu," kata Resti sambil menunjuk ke gerbang sekolah. Di antara barisan orang tua murid yang sedang bertemu dengan putra putrinya, ada seorang pemuda dengan kaus putih dan celana jeans denim biru berdiri di balik gerbang. Para tamu memang tidak diperbolehkan masuk, jika memang ada kepentingan maka siswa yang mendatanginya di gerbang sekolah.