Namun tiba-tiba, Kak Dwi berhenti berjalan dan menahan tangan Kak Pungkas. "Itu ... siapa?" tanyanya menunjuk ke arah lapangan basket sekolah. Kami yang sejak awal memang tidak memperhatikan ke sudut itu dengan benar, lantas segera menoleh. Ada seorang siswa dengan pakaian PRAMUKA seperti beberapa dari panitia acara malam ini. Dia berdiri membelakangi kami, namun dari postur tubuh serta gaya berdirinya sepertinya dia adalah salah satu dari teman angkatan kami.
"Bukannya itu si Abiyu?" tanya Resti sambil terus memperhatikan anak laki-laki yang masih berdiri di sana.
"Iya, memang bener Abiyu! Tapi bukannya tadi dia ikut yang lain ke makam, ya? Soalnya aku lihat pas dia jalan, urutan terakhir bareng sama Imam juga!" kataku.
"Jangan-jangan dia sosok yang menyerupai, Si!" kata Resti menambahkan.
"Kak, coba tanya yang ada di makam, ada Abiyu nggak di sana!" pinta ku.