125. Teror Sri datang lagi

Kegiatan belajar mengajar sudah berjalan dengan semestinya. MOS sudah selesai, dan kini semua siswa sudah mulai aktif di kelas masing masing, mengikuti pelajaran.

Kali ini pelajaran sejarah. Siang ini entah mengapa udara terasa sangat panas. Aku berkeringat tidak seperti biasanya. Rasanya seperti berada di padang pasir saja, walau aku sendiri belum pernah berada di padang pasir. Tapi aku benar benar tidak nyaman dengan keadaan ini. Ada yang salah, hanya saja aku tidak tau apa.

Tiba tiba suara dari Pak Yuli yang sedang menjelaskan tentang sejarah konferensi meja bundar mendadak sunyi. Anehnya aku masih melihat mulutnya membuka dan menutup serta menunjuk ke papan tulis yang sudah tertulis segala materi yang sedang ia ajarkan. Telingaku bagai tersumbat sesuatu. Seperti sedang berada di dalam air, atau kemasukan air. Suara mereka tidak terdengar jelas di telingaku. Aku bahkan sampai mengorek telingaku dengan jari kelingking, tapi dengungan itu tetap terdengar. Aku sangat panik.