Mendengar cerita dari Pak Rasam, Habibi justru merasa iba pada kehidupan keluarga Sri. Tapi cerita tersebut justru mulai menguak kasus lain dari perisitiwa yang menurutnya sepele saat pertama kali mendengarnya dari sahabatnya, Alzam. Awal Alzam menceritakan hal ini, Habibi sebenarnya enggan ikut campur lebih dalam. Karena dia pikir masalah yang dialami Alzam di lingkungan rumahnya, seperti masalah masalah yang mereka sering temui saat di pesantren dulu. Bagi Alzam dan Habibi, bertemu orang kerasukan, atau gangguan santet, teluh, dan guna guna, bukan hal baru bagi mereka. Bahkan sudah menjadi makanan sehari hari yang sudah mereka alami sejak berada di pesantren.