147. Pagi yang Baru

Pagi ini, kabut masih terlihat tebal saat aku baru bangun dan membuka jendela. Ini masih pukul 05.30 di mana aku sedikit kesiangan. Seharusnya aku bangun lebih awal karena jarak tempuh rumah ke sekolah mulai berbeda sekarang. Tapi karena sebuah kebiasaan maka aku belum bisa membiasakan hal itu dengan cepat, dalam waktu semalam.

Kejadian semalam memang cukup membuat tubuhku terasa lelah. Lamanya kami di dunia bawah, atau mungkin kerajaan gaib di bawah air itu, ternyata tidak lama untuk waktu di dunia nyata. Aku merasa sudah berjam jam di sana, tapi kenyataannya kami hanya pergi sekitar lima menit saja.

Ayah membuka pintu kamarku, semalam aku tidur dengan nenek, karena kamar nenek di pakai ibu dan ayahku, juga Agung. Rencana kami ingin membuat kamar satu lagi di dekat dapur, tapi sepertinya ayah akan memperkerjakan seorang tukang bangunan untuk menggarapnya nanti. Hari ini ayah akan kembali ke rumah kami di kota sebelah, karena harus berangkat kerja dan Agung juga harus sekolah.