170. Sosok tak kasat mata di rumah Bagus

Pukul 21.00 aku dan Aga sudah kembali lagi ke rumah Bagus. Kami sampai di gang rumahnya dan baru saja memarkirkan mobil Aga di tempat semula. Jalanan masih ramai dengan kendaraan yang lewat. Setelah mengantarkan teman teman tadi ke rumah masing masing, Aga baru mengantarku pulang. Bahkan dia menungguku sampai selesai melakukan persiapan. Seperti mandi, membawa pakaian ganti, dan beberapa kebutuhan pribadi untuk satu malam di rumah Bagus.

Aku tidak ingin membuang waktu terlalu lama, karena melihat Aga yang sudah agak kelelahan akibat kegiatan bersamaku selama seharian ini. Padahal aku sudah menyuruhnya untuk pulang saja, tapi dia bersikeras untuk tetap ikut denganku. Aga memang selalu mendampingiku di segala situasi dan kondisi. Tapi anehnya aku tidak pernah merasakan bosan saat dia selalu menempel padaku, justru jika dia tidak ada aku malah mencarinya. Mungkin semua itu terjadi karena faktor kebiasaan yang sudah lama melekat pada hubungan kami.