Karen mengangguk sambil menatap ke jendela yang bisa memperlihatkan suasana di luar rumah. Mereka bertiga mulai mendekat ke Dendi dan terlibat percakapan yang kami tidak bisa dengar dari tempat kami berdiri sekarang.
Akhirnya aku mengajak Karen mendekati jendela, agar bisa melihat perkembangan mereka di luar. Kami berdiri berdampingan. Tidak banyak bicara, hanya memperhatikan apa yang akan mereka lakukan di luar. Tapi suasana ruangan perlahan mulai panas. Aku sampai mengibaskan tangan agar bisa mengipasi bagian wajah sampai leher. "Panas banget, ya?" tanyaku padanya.
"Iya. Gerah banget. Padahal tadi enggak," sahut Karen sependapat.
Dalam kondisi ini, kami tidak memedulikan rasa panas di ruang tengah ini. Kami berdua masih fokus pada tiga pria di luar yang sedang mendekati teman kami juga. Hanya saja, aku ragu kalau Dendi sedang dalam kondisi sadar. Sejak kami melihat dia di luar sana, Dendi hanya berdiri diam, membelakangi kami.