214. Mencari pertolongan warga

Suasana ricuh, Keributan besar terjadi di mana mana. Om Kresna masih berusaha menahan amukan sang istri, dibantu Dani dan Resti. Hangga masih berkelahi dengan Bani, sementara Imam memang sudah terkapar sejak tadi. Darah mengucur dari kakinya, entah karena alasan apa. Sepertinya sebelum kami bertiga datang, mereka sudah cukup lama disiksa oleh Bani dan Tante Lidya.

Tapi saat aku memeriksa kondisi Imam, dia masih baik baik saja. Tidak ada luka yang serius, hanya kakinya yang sepertinya retak karena konon katanya diinjak oleh Bani tadi saat hendak melawannya. Darah dari mengucur akibat pahanya ditusuk sebuah pisau lipat yang ternyata agak dalam.

"Balut dulu aja, ya. Biar darahnya nggak terlalu banyak yang keluar," kataku sambil membalut kaki Imam dengan sebuah handuk kecil yang Aga dapatkan dari kamar Om Kresna dan Tante Lidya.