217. Bantuan Warga

Sampai akhirnya dari kejauhan aku melihat kerlap kerlip cahaya berwarna orange, yang berjalan mendekat padaku. Aku mengernyitkan kening dan mencoba melihat dengan lebih jelas apa yang ada di depan sana. Sampai akhirnya lambaian tangan terlihat dari tempatku berdiri. Mataku melotot, mulutku terbuka lebar. Akhirnya ...  Ada manusia di sana!

Aku yang sudah lemas, terduduk begitu saja di jalanan beraspal ini. Bahkan aku sampai menangis karena melihat mereka datang. Yah, Resti dan Dani datang membawa beberapa orang. Ada yang memakai senter, bahkan obor. Sepertinya mereka berhasil mencari pertolongan warga.

Mereka berdua berlari mendekat. Resti dan Dani lantas memelukku bersamaan.

"Astaga! Sisi! Lo nggak apa apa, kan? Yang lain mana?" tanya Dani dengan melihat ke belakang.

Aku menunjuk ke belakang. "Masih di sana," sahutku dengan terbata bata.