246. Surat misterius

Pagi ini aku berangkat kuliah bersama Rani, karena semalam aku menginap di rumah nya. Hal ini memang biasa terjadi. Sejak dulu, aku sering menginap di rumah nya saat rumah kami masih berdekatan. Entah dia yang menginap di rumah ku atau sebaliknya. Jadi kami sudah biasa melakukan hal ini sejak dulu.

Sampai di kampus, kami segera menuju ke kantin untuk sarapan. Walau sebenarnya kami sudah membuat roti bakar dan meminum segelas susu sebelum berangkat ke kampus tadi. Tapi bagi kami berdua kedua hal itu bukan lah sarapan, tapi hanya sebuah bagian kecil dari ritual camilan pagi. Untungnya berat tubuhku dan Rani tidak melonjak, walau banyak makan. Sepertinya memang perawakan kami yang memiliki tubuh kecil dan ramping, yang sudah menjadi sebuah warisan turun temurun keluarga.

"Nay, balik kuliah nanti, kita jalan jalan yuk. Lama nggak jalan sama kamu," kata Eani sambil menggandeng tanganku menuju kantin.

"Mmm ... gimana ya," sahut ku sambil pura pura berpikir.