248. Zaki

Ku buatkan wira roti bakar untuk sarapan. Sementara menunggu dia mandi.

Tak lama derit suara pintu kamar mandi dibuka. Itu artinya dia memang sudah selesai mandi, namun aku tidak menoleh untuk melihatnya. Tiba tiba dia segera mencium pucuk kepalaku. "Pagi, sayang," sapa nya lembut.

"Pagi," sahutku masih sibuk dengan sarapan yang hendak ku buat untuk kami berdua.

"Oh iya, nanti jadi, kan lihat rekaman cctv?" tanyaku mengingatkan nya.

"Iya, jadi. Aku udah kabarin Pak Sentot kok kalau kita mau lihat cctv. Mending pagi aja, Nay. Sebelum kelas dimulai," saran Wira sambil duduk di kursi depan ku.

"Oke."

Walau dalam hati rasanya aku sudah mendapat satu nama yg kucurigai, namun aku tetap harus melihat dengan mata kepalaku sendiri.

Apakah benar dia yang melakukannya atau bukan?

Selesai sarapan, kami lalu berangkat menuju kampus.

Sebelumnya aku sudah janjian ketemu di depan ruangan cctv dengan Rani.

Setelah wira memarkirkan kendaraan nya, kami berjalan ke ruang cctv itu.