PENYERANGAN YUAN 10 TAHUN YANG LALU

PENYERANGAN YUAN 10 TAHUN YANG LALU.

Di episode sebelumnya.

Penyerangan secara berutal oleh para mayat hidup tengah berlangsung di seluruh desa di negeri Ming.

Sudah ada 15 desa yang hancur akibat serangan secara besar-besaran itu. Banyak pendekar sakti dari seluruh penjuru negeri yang gugur dari pertarungan tersebut, tidak ada satu di antara mereka yang dapat menghentikan para mayat hidup itu.

Bayangkan saja orang yang sudah mati sekarang dihiduplan kembali, itu berarti mereka adalah para imortal yang tidak bisa dihancurkan kembali, dan akan percuma saja jika melawan mereka dengan menggunakan serangan fisik, itu tidak akan membuat mereka mati.

Lalu, bagaimana cara menghentikan mereka, dan menyelamatkan desa-desa yang masih tersisa di Negeri ini?

Apakah Zhuge Liying dan para pendekar Dao Bao Hu dapet menghentikan penyerangan berutal yang tidak berakhir itu?

Mampukah Zhuge Liying itu menghentikan serangan ini?

___

Cerita berlanjut.

"Jadi paman guru, apa yang harus kita lakukan? Dao Bao Hu tidak akan diam saja melihat satu persatu desa hancur seperti ini." Feng Li Qian bertutur pada Shangkuan Yun.

Kakak pertama memandang wajah paman gurunya, dan nampaknya Shangkuan Yun sedang terbeban pikiran. Dia sendiri tidak tahu harus berbuat apa? Ini kali pertama musuh yang akan mereka hadapi itu adalah para mayat hidup yang tidak dapat mati.

"Apakah kita harus menyerang mereka secara besar-besaran, seluruh murid Dao Bao Hu pasti bisa mengalahkan para mayat hidup itu!" usul Liu.

"Hm!" Shangkuan Yun menganggutkan kepalanya sambil otaknya yang licin itu berpikir keras. Diletakkan tangan kanannya di dagu, serta pandangi olehnya peta besar yang ada di depan mata.

"Apakah mereka akan dapat di kalahkan dengan serangan biasa?" Shangkuan Yun bergumam serupa dengan dirinya yang sedang berpikir.

"Tidak!" Zhuge Liying menyahut cepat di belakang.

Zhuge Liying melangkah maju mendekat pada mereka semua. Dirinya baru saja hadir di tengah-tengah pertemuan. Meski seharusnya dia harus sudah berada sejak tadi.

"Apa maksud guru?" tanya cepat Yu pada Zhuge Liying itu.

"Apakah guru Zhuge pernah melawan mereka, para mayat hidup yang di bangkitkan kembali itu?" lanjut Yu bertanya.

Shangkuan Yun memandang Zhuge Liying yang berdiri di samping kanannya, dan begitu pula dengan Feng Li Qian, Yu, Liu, Zhao Yi, serta Su Ling Hua. Mereka semua melihat kearah Zhuge Liying bersama-sama.

"Penyerangan di Negeri ini tidak lah cukup besar, dari Negeri asalku!" beber Zhuge Liying meremehkan.

"Apa maksudmu?" Su Ling Hua bertanya.

"15 desa yang terdampak penyerangan ini, tidak lah besar jumlahnya dari kehancuran di Yuan!"

"10 tahun yang lalu seluruh desa di Yuan di bantai semua oleh para mayat hidup yang sama seperti sekarang."

"Total ada 30 desa yang hancur dan musnah dalam penyerangan besar-besaran tersebut," beber Zhuge Liying tanpa ada yang sisembunyikan.

"Apa?"

"30 Desa?" Liu terkekang. Bola matanya membulat besar ketika mendengar bahwa ada 30 desa di Yuan yang hancur oleh para mayat hidup.

30 desa. Berarti dikali dua dari desa yang telah hancur di Ming.

"Iya. Itu terjadi 10 tahun yang lalu, ketika aku yang masih berada di Tian Kong," kembali bercerita.

___

10 tahun yang lalu di Negeri Yuan, tepatnya di kota Ji kota berbatasan antara Ming dan Yuan.

Di desa K. Di sana Zhuge Liying yang berstatus murid Tian Kong tengah melawan para mayat yang dibangkitkan kembali dari kuburnya.

"Ya!"

"Hub!"

Teknik serangan tangan. Dia menggunakan tangan kosong untuk melawan salah satu mayat hidup tersebut.

"Ya!"

Tangannya mengepal, lalu meninju kuat-kuat mayat hidup satu persatu.

"Bruk!"

Satu tinju, seorang mayat pun terjatuh.

"Krek!" Yang lainnya pun mendekat.

"Hub!" Zhuge Liying meloncat tinggi-tinggi.

"Ya!" Dia menendang dengan kedua kakinya, sesaat para mayat hidup yang sudah mengepung dirinya.

"Bruk!" Satu demi satu mereka terlempar kebelakang, akibat tendangan keras Zhuge Liying.

"Ha!"

"Ha!"

Zhuge Liying mulai merasa kelelahan. Napasnya itu sudah tak bisa diatur, akibat tenaga dalamnya yang terus-menerus dikeluarkan tanpa henti.

Dia yang masih muda itu terdiam sejenak di sana, hanya dirinya seorang yang masih melawan para mayat hidup. Sedangkan seluruh teman-temannya dari Tian Kong telah gugur berjatuhan di tempat tersebut.

Api berkobar di mana-mana, semuanya terlihat hangus dilalap oleh api dan darah para teman-temannya mengalir deras di bawah kakinya.

Dia memandang darah teman-temannya begitu sedih, tidak sedikitpun dia berpikir bahwa teman-teman satu perguruannya akan gugur satu persatu.

Sekarang hanya tinggal Zhuge Liying seorang diri di sana. Dia berjuang sendiri dengan musuh yang tidak akan pernah mati .

"Krek!" Mayat hidup itu mendekat pada Zhuge Liying yang sedang melamun. Zhuge Liying respect. Baru saja dia menghirup udara lega, ternyata memang nelum selesai.

"Krek!" Berjalan mendekat. Zhuge Liying tertunduk ke bawah.

Akan tetapi, tangan kanannya mengulur ke depan.

Ssst ... Sebuah pedang yang jauh di sana tiba-tiba melayang dan mendekat padanya. Seperti seekor hewan yang menurut pada majikannya, pedang itu juga layaknya hewat yang akan datang ketika pemiliknya memanggil.

Cling ....

Tidak ada kata lama. Zhuge Liying mengayunkan cepat pedangnya tanpa ampun.

Terbelahmenjadi dua bagian mayat hidup yang sudah di depan matanya..

Walau kepalanya itu tertunduk, tetapi keakuratan ayunan pedangnya sangat lah hebat dan cepat. Tidak ada satu orang pun yang dapat menandingi kecepatan ayunan pedang Zhuge Liying itu.

Benar. Tidak ada satu pun! Bahkan seluruh pendekar di penjuru negeri ini sangat mengakui kehebatan dan kecepatan ayunan pedang Zhuge Liying. Meski Zhuge Liying baru berusia 10 tahun.

Zhuge Liying memandang langit, lalu kedepan. Tidak berpikir panjang lagi.

Hub .... Dia melayang ringan di udara.

Mengayun-ayun cepat kedua kakinya itu di udara. Dia berjalan cepat melalui jalur udara menuju ke depan, lokasi yang masih banyak para mayat hidup.

THEK.

Mendarat dia di tanah. Dengan sebuah pedang di tangannya Zhuge Liying langsung membuat serangan mendadak bagi para mayat hidup yang sangat banyak itu.

CLang ...

Clang ....

Mengayun terus pedangnya.

Dwaaa ....

Beberapa dari mereka mulai jatuh berguguran dan meledak.

Whusss ...

Api menyembur dari salah satu mayat hidup. Mayat hidup itu tidak semlat terlihat oleh Zhuge Liying, membuatnya harus bergerak cepat.

Menundukan kepala. Hembusan api yang panas itu melewati tubunya yang membungkuk. Sedikit panas, tetapi itu tidak bisa melukai Zhuge Liying.

"Ya!"

Marah, geram dan kesal. Kedua mata indahnya membulat besar seperti seseorang yang ingin melahap manusia. Wajah ayunya juga telah bersimbah darah, akibat terkena tetesan dari darah para mayat hidup yang tak terhingga jumlahnya itu.

Cling ....

Cling ....

Mengayun terus pedang itu tanpa henti.

"Bruk!"

Sudah banyak mayat hidup yang telah dilawannya, dan banyak pula yang hancur oleh ayunan pedangnya itu.

Namun, sekeras apapun Zhuge Liying melawan, pada akhirnya para mayat hidup itu hidup kembali. Bukan mengurang jumlah mereka, akan tetapi semakin bertambah saja jumlahnya.

Zhuge Liying sudah merasa lelah, seluruh tenaganya telah terkuras habis. Tubuhnya yang mungil mulai terasa lemas.

Pedangnya pun terlepas dari genggaman, dan terjatuh ke tanah.

Dia yang masih berdiri pun sesaat lagi akan menjadi sasaran empuk bagi para mayat hidup itu.

Krek ...

Krek ...

Para mayat hidup tersebut semakin banyak jumlahnya, dan semakin membuat Zhuge Liying terpojok. Dia berada di tengah-tengah para mayat hidup yang terus mengepung dirinya.

Kedua kakinya telah lemas tidak lagi dapat menopang tubuhnya yang mungil itu. Dia duduk tersungkur di sana, di tengah-tengah para mayat hidup yang akan mengepung dirinya.

"Berakhir sudah!"

Pasrahnya yang sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

"Inilah akhir dari hidupku!"

Tidak kuat lagi baginya untuk menyerang. Seluruh tenaga dalamnya telah habis terkuras, tidak ada lagi tersisa untuk melawan banyaknya para mayat hidup.

Wajahnya yang ayu itu telah berlumur darah, dan pakaian sutra yang indah itu telah kotor berwarnakan darah.

Dia memandang langit dan pasrah dengan semua ini.

Inilah akhir dari perjalanan hidupnya. Dia sudah tidak melawan lagi, atau pun memberi perlawanan.

Terpejam kedua matanya Ketika semua ini akan berakhir.

"Krek!"

Seluruhnya mengepung.

"ZHUGE LIYING!"