TERLUKA

Heee ….

Suara Riris berubah semakin misterius. Ajeng kian mendekat pada pintu kamar mandinya.

Tok ….

Riris terus mengetuk, sementara itu Ajeng semakin kesal karena Riris yang tidak mau sabar menunggu.

Krek!

Pintunya terbuka. Apa yang terjadi? Akankah Riris berbuat lebih kepada Ajeng?

"Astaga, Riris. Mengapa kau tidak bisa sabar menungguku? Aku sedang mandi. Akhirnya aku tidak puas merasakan dinginnya air di daerah ini," ujar Ajeng kesal, seraya bergumam.

Panjang lebar dia menggerutu, namun Riris tidak sepatah kata pun menanggapinya.

Sebaliknya Riris malah duduk tersungkur saat itu juga, "Au, kepalaku!" Dia merintih kesakitan di bagian kepalanya. Belati yang semula digenggam pun jatuh ke atas lantai dan terlepas dari tangan Riris.

"Riris!"

Ajeng dengan sigab duduk bersama dengan Riris. Ya, setelah mengetuk-ngetuk pintu sedari tadi, akhirnya Riris berakhir dengan tersungkur di atas lantai.

Tidak pingsan, hanya dia terlihat kesakitan saja.