PAVILIUN

Makanan dihidangkan. Baby sudah ingin melahap semuanya. Beda dengan Hendar yang masih bersandar manis, sambil melirik terus istrinya itu.

"Ada apa? Mengapa kau tidak makan?"

"Kau saja dulu, nanti aku menyusul," balas Hendar tersenyum tipis.

Baby hampir saja terkecoh dengan pesona tampan Hendar.

"Katakan saja jika ada yang ingin kau beritahu kepadaku. Aku tidak selera makan jika diganggu seperti ini."

Baby ikut bersandar, seraya melipat kedua tangannya. Sungguh muak melihat Hendar yang seolah-olah sedang menguji kesabarannya.

"Makan saja. Kau tidak usah menungguku seperti ini. Aku merasa tidak nyaman," ujar Hendar menambahkan.

Bebas dan senang. Dua hal yang Hendar tunjukan dalam satu situasi.

Baby masih memandang mantan suaminya itu.

"Jika maumu seperti itu, lebih baik aku pergi saja."

Baby dongkol dengan sikap Hendar yang tidak pernah berubah. Dia terganggu dengan tatapan Hendar yang seolah-olah sedang bermain-main itu.