WebNovelTONUKI100.00%

Kakek tua si mantan petualang

... .... .....

Tonuki terbangun, ia berada di sebuah rumah tua yang berada di tengah hutan, ia melihat banyak sekali buku - buku sihir yang tergeletak di dalam rumah tua tersebut saat pertama kali matanya terbuka. Mata Tonuki dibalut oleh perban dengan seseorang. "Dimana Aku?, Apa yang Aku lakukan disini?." Tonuki bertanya - tanya kepada dirinya sendiri.

"Wooaah!!, Kamu sudah tersadar, Kakek kagum melihatnya" Ucapan Seorang yang sudah tua dan terlihat seperti pengelana.

"Siapa Kau?" Tanya Tonuki

"Kau tidak perlu takut, Aku hanyalah seorang Kakek tua yang meninggali rumah Tua ini"

"Mencurigakan, sudahlah aku ingin melanjutkan perjalanan-ku"

Tonuki bergegas bangun untuk melanjutkan perjalanannya, tetapi di halang oleh Kakek tua itu. "Kamu jangan bergerak dulu, luka Mu belum sembuh total minumlah ini, ini adalah ramuan yang aku buatkan khusus untuk luka Mu"

"Tapi...."

"Sudah tidak perlu takut, aku benar - benar kagum dengan roh yang bersemayam di tubuh Mu" Wajah penuh keingin tahuan milik Kakek yang membuat Tonuki penasaran dengan Kakek ini.

"Kakek tau tentang ini?" Tanya Tonuki

"Nanti Kakek jelaskan tentang sebenarnya siapa Kakek ini dan tentang apa yang Kakek lihat saat menemukan Kamu waktu itu, sekarang lebih baik Kamu istirahat hingga sembuh total" Suruhan Kakek itu sembari menidurkan Tonuki yang masih berusia 5 tahun.

Waktu sore datang, Tonuki pun tersadar, Ia kembali melihat buku - buku sihir yang tersusun rapih di rumah tua itu. Tetapi Tonuki tidak melihat keberadaan Kakek yang menolongnya, Ia akhirnya memutuskan untuk mencari Kakek tua tersebut.

Saat ia menyusuri rumah tua itu semakin dalam, ia semakin merasa muak karna kebereadaan seekor hewan pemanggil yang dirantai, hewan itu dikecilkan dengan sihir pengecil. Tepatnya bisa dipanggil Monster legenda sang Raja Rubah, yang membuat muak adalah sisi kenegatifan milik Raja Rubah tersebut, yang selalu menyebar dan menyentuh dengan kasar ketubuh milik Tonuki.

Tonuki melihat Raja Rubah itu merasa memanggil dirinya, sehingga Tonuki mendekati Raja Rubah itu, tetapi saat Tonuki mencoba mendekatkan diri kepada Sang Raja Rubah, tiba - tiba ada sebongkah bambu yang tersusun rapih seperti pintu bergoyang, pintu bambu itu tergeletak di bawah, Tonuki hanya mengira bahwa benda itu hanyalah terjatuh mungkin saat waktu ia tidur tadi.

Hingga akhirnya, Kakek itu keluar dari ruang bawah tanah, ternyata pintu bambu itu adalah sebuah pintu menuju Ruang bawah tanah yang entah menuju kemana, Tonuki sangat penasaran hingga akhirnya menanyakan kepada Kakek. "Kakek?... Apa yang Kakek lakukan disana?" respon Tonuki melihat Kakek yang tiba - tiba keluar dari sana.

"Ohh... Kamu sudah tersadar," jelas Kakek mengalihkan pembicaraan sembari mengajak Tonuki menuju kamarnya.

"Cihhh.. Kakek ini membuatku gila, dia mungkin berfikir bahwa Aku mungkin anak seumuran 5 tahun, tetapi kenyataannya tidak!" batin Tonuki bergumam kesal.

Selepas sampai Kakek itu langsung berbicara.. "Tonuki? benar bukan?..."

Tonuki langsung terkaget, ia sangat bingung karna sampai detik ini pun ia tidak pernah menyebutkan namanya kepada Kakek ini.

"Bagaimana Kakek tau? tentang Namaku?" saut Tonuki semakin menggila, membuat sifat pemuda yang berumur 22 tahun itu keluar.

"Kau itu sebenarnya...."

"Sebenarnya apa Kek?" tanya Tonuki.

"Tonuki, aku ingin kau mempelajari semua sihir yang ada disini, ini akan sangat membantumu untuk kedepannya, Kakek akan membimbingmu."

"Sakarang Aku tidak ingin mempelajarinya, jika Kakek tau tentang Namaku, maka seharusnya Kakek juga pasti tau info detail tentangku." jawaban dari Tonuki, respon ini dikarnakan Kakek itu lagi - lagi mengalihkan pembicaraan, sehingga membuat Tonuki melakukan serangan To The Point.

Saat Kakek ini berbicara "Kakek hanya ingin mem-" lantas saja Tonuki memotong perkataan Kakek dengan gesit dengan nada Ancaman!.

"-Jelaskan terlebih dahulu, maka aku akan memberi jawaban Ku tentangmu!" ucapan Tonuki kali ini benar - benar membuat Kakek itu tidak punya pilihan, dikarnkana Tonuki sudah bersiap melepaskan kekuatan Mata Shiden.

"Baiklah - baik, Kau tenang dulu Tonuki, sebelumnya aku ingin meminta maaf kepadamu... Jika kau memaafkan Ku, Aku akan lanjut untuk bercerita, bagaiamana?" tanya Kakek kepada Tonuki, Kakek itu terus menerus memucat wajahnya sehingga membuat Raja Rubah itu semakin berisik.

"Memangnya dia punya salah apa denganku?... Aku bingung" batin Tonuki kembali berbicara.

"Ahh, baiklah kalau begitu silahkan lanjutkan Kek." respon seperti orang kebingungan.

"Baik akan Kakek mulai,"

"Sebenarnya Kakek seorang petualang yang sudah lama pensiun, Kakek meninggali rumah ini dikarnakan Kakek tidak mau dilihat oleh orang, Kakek mempelajari setiap sihir tingkat atas untuk berjaga - jaga dari serangan Monster hingga Raja Monster."

"10 Tahun lalu Kakek membuat Seekor Raja Monster sekarat, dan Kakek merasa bersalah, Kakek tidak bisa menebusnya, hingga saat ini Sang Raja Rubah yang lemah lembut kini mempunyai kelicikan dan hawa nafsu dari sisi Kenegatifan."

"Akhirnya Kakek berhenti menjadi petualangan, Kakek juga mendengar dari Setiap teman Kakek yang berwujud Monster, mereka berkata "Dia sudah datang" "Kakek sedang dicari" dan perkataan - perkataan lainnya."

"Kakek terus mencari ilmu sihir tingkat tinggi untuk menebusnya, tetapi tetap saja Hingga pada akhirnya Kakek tetap tidak menemukan ilmu dimana pengulangan kehidupan, Dan kesalahan Kakek kepadamu adalah, memanggil-mu dari Dunia lain untuk menggantikanku dari kepemilikan Sang Raja Roh Biru"

"Dari tadi Kakek mengalihkan pembicaraan dikarnakan Kakek tidak mempunyai waktu lagi, lihat Rubah itu... Dia sebenarnya ingin membantu-ku, tetapi karna ia memiliki kelicikan yang sangat tinggi, ia akan memakan-Ku jika sudah didekat-Ku, pada akhirnya dia akan memakan-Ku meskipun air matanya keluar." respon jelas milik Kakek, dan sembari menahan sakit matanya. Tonuki tetap memberikan jawabannya tanpa perduli keadaan si Kakek.

"Jadi kenapa aku harus mati 2 kali, kenapa tidak seperti komik/manga dimana jika manusia di transfer ke Dunia lain hanya perlu memasuki ruang dimensi? Kenapa?...!" bentak Tonuki

"Sebenarnya kau hanya mati 1 kali, saat kau tiba di Dunia ini, kau terjatuh ditumpukan Slime milik ku yang hampir menyerupai tanah, lalu datanglah seorang Wanita muda yang masih berumur 13 tahun lalu membawamu, Dimana tepatnya dia adalah seorang pemulih."

"Saat itu aku tidak memiliki pilihan, mau tidak mau Aku harus memantau dari kejauhan dengan Monster - monster milik-Ku, sekali lagi Aku minta maaf karna memanggil-mu dengan paksa," Kakek itu meminta maaf dengan tulus, sembari membungkuk - bungkuk layaknya orang jepang meminta maaf.

"Jadi begitu, Mirai? hmmm... kau tidak salah Mirai, yang salah adalah Aku, pemikiran-Ku lah yang terlalu egois." batin Tonuki.

"Jadi Kek, apa yang harus aku lakukan? Aku sudah memaafkan-Mu." Tonuki merasa berasalh juga, yang pada akhirnya mau tidak mau dia harus memaafkan Kakek ini.

"Lo telat asu, nyawa gua dah diujung" Kakek itu berbicara kasar, jiwanya kembali seperti saat dia masih muda.

"Ehhh?... Itu bahasa di Duniaku yang pertama, apa Kakek dari dunia sana juga?, kalau begitu beritahu aku apa yang harus kupelajari lebih awal!" teriak Tonuki mengisi seluruh ruangan itu.

"Woi Kakek sialan jangan mati dulu, tunggu!!!" Tonuki memanggilnya dengan keras.

"Buk-..."

"Buka?" tanya Tonuki

"Buk-....."

"Bukain Pintu?" tanya Tonuki kembali.

"Sabar dulu idiot, ngomongnya susah harus pake energi, tolol!" balasan dari Kakek yang sekaratnya tinggal di colek jari sudah melayang.

"Oke - oke, lanjutkan Kek bakatmu!" Tonuki menyemangati Kakek ini agar bisa lekas berbicara.

"Pelajari Buk-... Buku Kunci Ilm-" pada akhirnya Kakek itu berhenti berbicara, dikarnakan kepergian nyawanya yang membuat raganya berhenti.

"Ahhhh..... Sial, Kakek idiot ini malah berhenti berbicara, Cih... Buku Kunci Ilm?, Buku macam apa itu." gumam Tonuki, ia benar - benar membuat kesalahan yang besar, dimana ia membuang - buang waktunya untuk hal penjelasan dari Kakek tua itu.

Pada akhirnya Tonuki langsung menguburkan jasad Kakek tua, lalu bergegas mandi dirumah Tua itu.

Selesai mandi Tonuki langsung mencari - cari Buku Kunci Ilm, tepatnya di Rak buku yang tersusun rapih saat ia membuka mata pertama kalinya.

Ia tetap tidak menemukan yang cocok, akhirnya Tonuki berfikir "Jika aku harus mempelajari buku itu, bahkan Kakek sendirilah yang mengajaknya, berarti kemungkinan besar buku itu sudah ada pada Kakek, Tapi... Dimana letak buku itu?" Tonuki tetap mencari sembari menggaruk - garuk kepalanya, akhirnya Tonuki Kefikiran tentang Ruang bawah tanah.

Tonuki masuk keruang bawah tanah, lalu ia menemukan ....

Bersambung. 😝