Chapter 23

~Which One is The Monster?~

Perkemahan goblin, itulah tempat yang saat ini sedang dilewati oleh Syuhada. Terlihat kalau perkemahan itu saat ini sedang dipenuhi oleh para goblin.

"(Apa mereka semua sedang berkumpul di sini?)" tanya Syuhada.

「Ya. Mereka semuanya ada di sini.」

Syuhada saat ini sedang dikepung, namun ia nampak begitu santai sekali saat ini. Tak ada tanda-tanda kalau ia merasa panik ataupun takut sedikit pun.

"(Hud, berikan instruksi menghindar atau bertahan jika ada yang perlu kuhindari atau kutahan. Mohon bantuannya)" pinta Syuhada.

「Dimengerti. Tapi Syin tak perlu memerlukannya kan?」

"(Tapi setidaknya kita harus tetap berhati-hati)" sahut Syuhada.

「Kebijaksanaan Syin bertambah.」

Para goblin itu, baik yang jantan maupun betina, baik yang dewasa ataupun anaknya, mereka tampak sudah mengacungkan pisau batu dan tombak batu mereka. Ada juga yang mengacungkan kapak batu dan palu batu.

"{Angin, mengalirlah seperti air. Padat merapatlah, tipiskan dirimu. Percepat gerakanmu hingga lebih cepat daripada suara}" ujar Syuhada.

Angin mulai berhembus lembut di sekitar para goblin. Melewati pundak, leher, tangan dan kaki mereka. Perlahan angin itu mulai semakin cepat. Para goblin mulai kebingungan dengan fenomena itu.

"{Lalu potong!}" ucap Syuhada.

Dan seketika semua goblin itu pun tubuhnya terpotong-potong bersama suara siulan yang muncul hanya seketika.

Potongan tubuh goblin pun berjatuhan ke tanah bersama dengan senjata-senjata batu mereka. Genangan darah tercipta di mana-mana, dan organ-organ dalam tubuh goblin berhamburan di sekitar genangan darah tersebut.

"{Baiklah, tenangkanlah dirimu kembali, wahai angin}" pinta Syuhada.

Angin yang tadinya berhembus kencang di sekitar hutan akibat efek gelombang kejut serangan angin sebelumnya, akhirnya kini telah kembali tenang.

"{Mari kita lanjutkan perjalanan}" ujar Syuhada.

Angin berkumpul ke tubuhnya dan mulai berputar lembut lagi mengelilingi tubuhnya. Akhirnya Syuhada pun melanjutkan langkahnya sambil disertai oleh sang angin.

Syuhada terus berjalan menyusuri hutan mesti tanpa panduan jalan setapak sedikit pun saat ini. Berbekal arahan dari buku putihnya, Syuhada terus menuju ke utara untuk mencapai tempat wyvern yang sedang ia incar berada saat ini.

Ketika ia menemui sebuah lereng curam, ia menggunakan bantuan dorongan angin untuk mendorong tubuhnya naik supaya ia bisa mendaki lereng dengan lebih mudah. Lalu ketika ia melewati semak yang berduri yang menghalanginya, angin meniup semak itu menciptakan celah jalan untuk Syuhada lewat.

"(Tunggu, aku tak meminta membukakan jalan. Aku bisa memutar)" gumam Syuhada yang bingung dengan angin yang seolah punya kehendak sendiri.

「Mereka telah ditundukkan padamu, maka mereka adalah pelayanmu, Syin. Mereka akan melayanimu meski kamu tidak memintanya.」

"(B—begitu ya. Tapi bukannya itu bahaya? Jika saja ada yang berniat usil kepadaku, maka ada kemungkinan angin akan memotong-motong tubuh mereka kan?)" tukas Syuhada tampak khawatir.

「Ya, itu mungkin terjadi.」

"(Lalu bagaimana ini? Ini akan berbahaya jika dibiarkan!)" gerutu Syuhada.

「Bagaimana jika Syin tetapkan sebuah aturan.」

"(Aturan? Oh benar juga, kenapa tidak terpikirkan?)" sahut Syuhada.

"{Wahai angin, apabila ada musuh yang menyerangku dengan niat membunuh atau melukai, jangan serang balik! Tahan saja dengan udara yang dirapatkan. Hanya serang jika aku sendiri yang memintanya}" pinta Syuhada.

Ia tak tahu angin mengerti maksudnya atau tidak. Ia tak punya metode untuk memastikannya.

"(Apa mereka sudah mengerti?)" pikir Syuhada.

「Mereka sudah mengerti.」

"(K—kamu bisa mengerti mereka, Hud?)" tanya Syuhada.

「Kamu pikir aku ini siapa, Syin?」

Syuhada kemudian melewati jalan yang sudah dibukakan oleh angin.

Syuhada meneruskan perjalanannya. Melewati perbukitan hutan dan akhirnya menuju ke lembah. Di sana terlihat ada dua ekor wyvern yang sedang tertidur di sebuah gundukan puing-puing reruntuhan pondok kayu. Dari jauh terlihat jelas kalau itu adalah sebuah sarang mirip sarang burung.

"(Mereka sepasang dan mereka membuat sarang. Apa mereka sedang mencoba berkembang biak?)" duga Syuhada.

「Tepat sekali.」

"(Tapi jika memang begitu, itu artinya akan semakin berbahaya jika membiarkan mereka hidup. Mereka akan mulai mencari makanan untuk diri mereka setelah proses berkembang biak, dan untuk anaknya apabila sudah lahir)" terka Syuhada.

「Itu benar.」

"(Apa mereka adalah salah satu makhluk yang kenal balas dendam?)" tanya Syuhada.

「Wyvern adalah makhluk yang memiliki kercerdasan dan memori jangka panjang. Jadi, ya. Dia salah satu dari monster yang bisa memiliki keinginan untuk balas dendam.」

"(Kalau begitu menyisakan atau membiarkan mereka hidup setelah menyerang mereka juga bahaya. Jadi antara aku harus membuat mereka bersumpah untuk tak menyerang lagi atau menghabisi mereka sekalian)" ujar Syuhada.

"{Dengan sarang wyvern itu sebagai titik pusatnya, isolasi wilayah ini dengan radius 3 kilometer sumbu x dan y}" pinta Syuhada.

| Hamba dengan senang hati patuh. |

Lalu sebuah kubah bening tercipta. Tapi kubah itu hanya terlihat sekilas ketika terbentuk lalu setelah itu menjadi samar serupa dengan udara. Bahkan setelah itu tampak tidak ada perbedaan sama sekali dengan yang sebelumnya di wilayah itu.

"(Apa isolasinya sudah selesai? Aku tak merasakan sama sekali hal yang berbeda)" ujar Syuhada dengan nada bingung.

「Indera fisik takkan bisa mendeteksi perbedaannya. Tapi kami dapat mengonfirmasi kalau tempat ini kini telah menjadi "dunia lain".」

"(Apa!? Dunia lain!!?)" sahut Syuhada terkejut.

「{Al-Kahf} telah menjadikan tempat ini masuk ke dalam "dimensi" miliknya.」

"(Jadi dengan kata lain, kini tempat ini telah menjadi "penyimpanan" tapi bukan penyimpanan yang itu?)" terka Syuhada.

「Tepat sekali.」

"(Kalau begitu itu artinya aku dapat menerapkan aturan penyimpanan ke tempat ini. Tapi aku ingin menghadapi mereka dengan angin, jadi aku takkan melakukannya)" gumam Syuhada sambil menaruh telunjuknya di pelipis dahi sebelah kanannya.

「Kami sarankan Syin untuk setidaknya membuat aturan.」

"(Hmm... itu benar. Kalau begitu aturan pertama, lingkungan akan dikembalikan ke kondisi awal sebelum diisolasi ketika isolasinya ditiadakan. Dan aturan kedua, apapun yang terjadi di sisi ini tak bisa di"ketahui" dari luar isolasi)" ujar Syuhada memberikan aturan.

| Aturan telah berhasil diterapkan. |

"(Sekarang semuanya sudah beres. Ayo kita datangi mereka)" ajak Syuhada.

Syuhada berjalan ke arah lembah tempat sarang Wyvern itu berada.

"(Apa wyvern punya penciuman yang bagus?)" tanya Syuhada sambil jalan.

「Penciuman mereka sangat bagus. Mereka punya kemampuan untuk membedakan bau seperti anjing dan penciuman jarak jauh seperti seekor hiu mencium darah di lautan.」

"(Itu kombinasi yang mengerikan)" sahut Syuhada.

Syuhada merasakan angin yang sedari tadi mengitari tubuhnya.

"{Angin, isolasi bau tubuhku. Alirkan itu menjauh dari wyvern itu}" pinta Syuhada.

Setelah mengatakan itu, Syuhada bisa merasakan ada sedikit perubahan pada gerakan angin. Namun ia tidak yakin karena ia memang tak bisa melihat angin yang memang tak kasat mata.

Syuhada akhirnya sampai di dekat sarang wyvern. Ia berhenti di samping sebuah pohon lalu berjongkok di dekat sebuah semak menatap ke arah dua ekor wyvern yang tertidur itu. Kedua wyvern itu sama sekali tidak sadar dengan kedatangan Syuhad, sehingga mereka terus tidur dengan lelapnya.

"(Jika ingin melakukan serangan kejutan, maka hanya sekarang lah kesempatannya)" pikir Syuhada yang melihat ada kesempatan.

"{Wahai angin, padatkanlah dirimu, pipihkan dirimu, terbanglah dengan kecepatan suara, potonglah wyvern itu!}" ucap Syuhada memerintahkan angin.

Beberapa pisau angin melesat ke arah wyvern. Tapi terlihat wyvern itu terbangun oleh suara perintah Syuhada dan membuka mata mereka dengan serentak. Keduanya terhantam oleh pisau angin yang terlihat tak cukup mampu untuk menembus sisik keras kedua wyvern itu. Pisau-pisau angin itu hanya mampu menggores dan menghancurkan sisik-sisik mereka.

"(Mereka terbangun!? Saatnya kabur!)" ucap Syuhada lalu mulai berlari melarikan diri.

Kedua wyvern itu meraung keras dipenuhi amarah karena diserang. Keduanya pun terbang terbang ke angkasa untuk mengejar Syuhada yang melarikan diri. Syuhada yang sedang berlari menoleh ke arah datangnya raungan wyvern itu, lalu ia pun melihat sosok wyvern yang terbang mengejarnya dari sela-sela celah dedaunan pohon.

"(Mereka mengejarku ya? Tapi staminaku sangat terbatas, kejar-kejaran seperti ini bukanlah gayaku)" ujar Syuhada kemudian berhenti dan berbalik menghadap ke kedua pengejarnya itu.

Keuda wyvern itu pun kini terbang memutar mengitari langit di atas kepala Syuhada. Mereka lalu menghembuskan napas beku ke arah Syuhada secara berbarengan. Tubuh Syuhada pun tertutup oleh napas beku. Dan seketika wilayah tempat Syuhada berada kini berubah jadi kawasan berkabut.

Namun tak lama kemudian kabut itu nampak mulai berputar dan tertarik ke tengah lalu dihempaskan hingga lenyap. Nampaklah sosok Syuhada yang terlihat tidak apa-apa.

"(Syukurlah aku meminta angin untuk menahan setiap serangan padaku sebelumnya. Kalau tidak, mungkin aku sudah membeku jadi patung es saat ini)" komentar Syuhada.

Melihat targetnya baik-baik saja, kedua wyvern itu kembali meraung kepada Syuhada. Mereka masih terbang mengitari targernya itu. Namun beberapa saat kemudian mereka mulai terbang meluncur turun ke arah Syuhada. Salah satu dari keduanya, wyvern betina terlihat menyemburkan lagi napas bekunya ke Syuhada. Sementara yang satu lagi, wyvern jantan terlihat menerjang ke arah Syuhada sambil membuka mulutnya.

Terlihat angin yang mengitari Syuhada sejak awal, kini menahan napas beku itu seolah ada dinding tak nampak di sekeliling Syuhada. Dinding yang bergerak berputar membawa napas beku itu ikut berputar bersamanya.

Namun karena itu pandangan Syuhada jadi tertutup kabut dari napas beku itu. Wyvern jantan memanfaatkan itu untuk langsung menyerang Syuhada dengan gigitannya.

Akan tetapi, tiba-tiba sajanya rahangnya tertahan sesuatu. Bukan seperti membentur benda yang keras, tapi seperti tiba-tiba saja rahang itu tertahan sesuatu yang tak bertekstur dan tak berasa yang mendorong balik rahang itu dengan kekuatan yang sama dengan kekuatan rahang itu sendiri. Sensasinya bagi wyvern itu seolah rahangnya sendiri lah yang melawan kehendaknya dan menolak untuk dihimpitkan.

Kabut beku mulai menghilang, dan Syuhada akhirnya mampu melihat kalau tubuhnya sudah di dalam ruang mulut wyvern yang sedang terbuka saat ini yang berniat untuk memakannya.

"Uwah!?" jerit Syuhada yang terkejut.

Saking terkejutnya ia langsung jatuh terduduk di tanah. Kemudian ia pun mencoba mundur sambil dalam kondisi duduk hingga menyeret pantatnya di tanah, atau yang sering disebut "ngesod". Hingga akhirnya Syuhada keluar dari ruang rongga mulut wyvern itu dan seketika mulut wyvern itu merapat menciptakan suara gigitan yang cukup keras.

Syuhada bernapas lega karena sudah keluar dari mulut mengerikan itu.

"(Ah... itu tadi benar-benar mengejutkanku)" ujar Syuhada kembali tenang.

Tapi di belakangnya, wyvern yang betina turun dan mendarat mennggetarkan tanah tempatnya duduk saat ini. Kini ia pun terkepung oleh dua wyvern dari depan dan belakang. Kedua wyvern itu kemudian meraung ke arah Syuhada dari jarak yang sangat dekat membuat Syuhada menutup telinganya secara reflek.

"(Lah, kupikir kupingku akan hancur karenanya, tapi kok suara kecil sekali?)" gumam Syuhada melepaskan lagi tutupan kupingnya.

「Angin menahannya. Udara di sekitarmu menolak bergetar untuk mereka.」

"(Jadi dengan kata lain angin meredamnya untukku?)" terka Syuhada.

「Tepat.」

"(Terima kasih wahai angin)" ujar Syuhada.

Tapi tepat setelah mengatakannya, napas beku datang dari dua arah berbeda dan menyembur ke arahnya. Tabrakan dua napas beku itu menciptakan kabut putih yang pekat dan tebal yang menyebar ke seluruh wilayah yang terisolasi itu hingga mengubah hutan itu menjadi hutan berkabut. Kabut yang menggumpal setinggi 5 meter dari permukaan tanah.

"(Ini mulai menyebalkan)" gerutu Syuhada.

「Kalau begitu bagaimana kalau akhiri secepatnya?」

"(Aku setuju)" sahut Syuhada.

Syuhada membuka telapak tangan kanannya terbuka ke atas.

"{Wahai angin, berkumpul lah di atas telapak tanganku ini}" pinta Syuhada.

Seketika angin berkumpul di atas telapak tangannya. Lalu ingin itu berputar di atas telapak tangan itu sambil memadat dan terus menekan diri mereka sendiri, merapatkan partikel mereka. Hingga udara itu tampak semakin jelas seakan di atas telapak tangan itu ada sebuah bola bening. Bola kristal bening yang sangat jernih dan berpermukaan sangat halus.

"(Sejak dulu aku ingin mencoba ini. Ini adalah sesuatu yang selalu terbayang olehku kalau saja aku bisa mengendalikan angin)" ungkapnya melihat bola bening di atas telapak tangannya itu.

"{Sekarang berputarlah bersama cahaya!}" lanjut Syuhada.

Lalu berputarlah angin itu. Mereka berputar dengan kecepatan cahaya sampai angin itu terlihat memancarkan sinar. Bola bening itu kini berubah menjadi bola yang memancarkan cahaya terang. Cahaya yang bersinar sangat terang. Seolah Syuhada sedang menggenggam sebuah matahari putih di tangannya.

Kedua wyvern yang menatap ke arahnya dibuat kesilauan oleh cahaya itu. Sehingga mereka langsung terbang menjauh keluar dari kabut.

"{Saling meleburlah, menyatulah menjadi satu!}" sambung Syuhada.

Partikel molekul udara terpecah dan kemudian berputar bersama pecahan molekul lainnya. Akibat mereka yang berputar dengan kecepatan cahaya, partikel atomik dan sub atomik juga terpisah satu sama lain dan ikut berputar bersama yang lainnya. Sehingga kini tak ada yang namanya oksigen, hidrogen, nitrogen atau semacamnya. Hanya partikel atomik dan sub atomik yang berputar berlawanan arah jarum jam dengan kecepatan cahaya di atas telapak tangan anak laki-laki bernama Syuhada itu. Seakan di telapak tangannya itu baru tercipta sebuah bintang berukuran bola sepak yang bercahaya terang berwarna putih murni.

Bersamaan dengan itu, kabut terlihat tersibak, menghilang dengan cepat. Kabut itu nampak seolah menjauhi bola cahaya di telapak tangan Syuhada. Namun yang sebenarnya adalah kabut itu berubah jadi partikel yang sukar dilihat mata telanjang dan ditarik masuk ke bola cahaya di tangan Syuhada itu. Namun karena saking banyaknya, mereka jadi mulai terlihat seperti titik-titik cahaya yang mengalir mirip sungai menuju ke lubang yaitu bola cahaya tersebut. Mereka terlihat seperti jutaan atau milyaran bintang yang nampak sangat indah bergerak begitu lembut menuju bola cahaya. Seakan bola cahaya itu adalah sebuah galaksi.

"{Sekarang aku akan memanggilmu, 〈Divine Wind〉 Ha-Wa-'A atau dibaca ‹Hawa'›}" ujar Syuhada memberikan teknik itu nama.

Para wyvern itu tercengang oleh fenomena aneh di depan mata mereka. Apalagi cahaya itu sangatlah terang membuat insting mereka menolak untuk mendekatinya.

「Darimana kamu mendapatkan pengetahuan ini, Syin?」

"(Entahlah. Tiba-tiba saja aku terpikirkan hal ini)" jawab Syuhada.

「Kamu tidak pernah mendengarnya dari siapapun. Dan belum pernah ada juga di dunia ini yang melakukan ini sebelumnya. Kalau begitu jawabannya hanya satu.」

"(Hm? Apa itu?)" tanya Syuhada.

「Ilham.」

Para wyvern kemudian menembakan napas beku mereka dari angkasa. Mereka menembak dari jarak jauh karena tak berani untuk mendekati bola cahaya itu. Namun, napas beku mereka tak mampu menyentuh Syuhada sedikit pun. Napas mereka diubah menjadi titik-titik cahaya yang kemudian ikut tertarik ke bola cahaya Syuhada.

"(Sesuatu membingungkanku. Kalau napas beku itu mampu ditarik dan diubah ke energi, kenapa aku dan alam sekitarku tidak?)" tanya Syuhada.

「Syin ingin diubah jadi energi juga?」

"(Tentu saja tidak! Aku tak sebodoh itu sampai menginginkan mati!)" sanggah Syuhada.

「Kalau begitu tak usah dipertanyakan. Mereka hanya melayanimu, Syin.」

"(Jadi meski sudah berubah bentuk, mereka tetaplah angin???)" terka Syuhada.

「Tidak sepenuhnya benar, tapi untuk saat ini anggap saja begitu.」

Merasa serangan mereka sia-sia, kedua wyvern itu menghentikan serangan napas beku mereka. Lalu mereka pun terbang menjauh dari Syuhada karena tahu kalau mereka tak mungkin bisa melawan Syuhada. Insting mereka meneriakan itu.

"(Mencoba kabur? Tapi itu sia-sia saja kan? Pochi sudah mengisolasi tempat ini)" gumam Syuhada mengejar kedua wyvern itu dengan langkah santai.

Wyvern yang mencoba terbang menjauh pun tiba-tiba menabrak sebuah dinding tak nampak. Wyvern itu langsung jatuh saking kerasnya ia menabrak dinding itu. Melihat pasangannya jatuh, wyvern betina tidak melanjutkan terbangnya dan memilih berbelok turun mengejar tubuh wyvern jantan.

Wyvern betina itu mendarat di samping tubuh wyvern jantan seolah sedang mengkhawatirkan pasangannya itu.

"(Entah kenapa aku merasa jadi seperti orang jahat)" komentar Syuhada yang menuju tempat jatuhnya wyvern itu melihat dari bukit yang masih cukup jauh dari lokasi kejadian.

「Kamu memang penjahatnya di sini, tiba-tiba saja datang ke sarang mereka dan menyerang mereka lalu sekarang memilih untuk kabur, kamu menghalangi mereka dan terus mengejar mereka. Layaknya pembunuh berdarah dingin tanpa belas kasihan.」

"(Kamu membuatnya terdengar seperti yang kulakukan ini adalah sebuah kejahatan yang tak termaafkan, Hud. Apa ada cara berkomunikasi dengan mereka?)" tanya Syuhada.

「Kenapa tidak gunakan 〈Torch of Truth〉?」

"(Benar juga. Mungkin aku bisa membaca pikiran mereka?)" gumam Syuhada.

❝Kamu tidak apa-apa?❞

❝Tidak, aku tidak apa-apa.❞

❝Kamu yakin? Tapi tabrakanmu tadi keras sekali!❞

❝Tenang saja aku tidak apa-apa.❞

❝Sepertinya ini adalah sihir manusia itu. Dia menahan kita untuk tidak kabur.❞

❝Sepertinya begitu. Tapi kenapa tiba-tiba manusia itu menyerang kita?❞

❝Aku tidak tahu. Manusia memang sering membunuh kaum kita untuk material kan? Mungkin untuk itu.❞

❝Manusia-manusia sialan. Mereka memang makhluk monster.❞

❝Lalu sekarang kita harus bagaimana?❞

❝Kita tak bisa kabur. Serangan kita pun tak berarti apa-apa padanya. Kita berada di jalan buntu. Tak ada cara untuk kita selamat.❞

❝Kita hanya bisa pasrah? Begitu maksudmu?❞

❝Tidak. Aku akan coba menggunakan [Last Cry] milikku. Penghalang ini mungkin akan lenyap kalau aku berhasil membunuhnya, atau setidaknya membuatnya terluka parah.❞

❝Tidak! Tidak boleh! Jika kamu menggunakannya, kamu akan langsung mati!❞

❝Tak ada jalan lain lagi kan? Ini demi kamu dan anak yang ada diperutmu itu.❞

❝Tidak, tidak boleh!❞

❝Maafkan aku.❞

Mendengar percakapan itu membuat Syuhada menghentikan langkahnya.

"(Seriusan, aku jadi terlihat jadi penjahat berdarah dingin di sini)" komentar Syuhada.

「Sudah kami bilang, kan?」

"(Tapi kamu tak bilang kalau mereka memiliki kesadaran seperti manusia!? Kamu hanya bilang mereka memiliki kecerdasan dan ingatan jangka panjang!)" protes Syuhada.

「Jadi Syin menganggap memiliki kecerdasan dan ingatan itu tak berarti memiliki kesadaran? Ingatlah, bahkan matahari dan rembulan saja mengabdi pada The Creator of All Creations. Apa kamu lupa angin yang ada di tanganmu, Syin?」

Syuhada melirik ke arah bola cahaya yang melayang di atas telapak tangannya.

"(Benar juga, angin tidak memiliki yang namanya kecerdasan ataupun memori. Tapi mereka patuh dan memiliki kesadaran? Kenapa aku bisa lupa akan hal ini? Padahal ini ada di depan mata kepalaku sendiri)" gerutu Syuhada mengeluh pada dirinya sendiri.

「Wyvern jantan itu akan menggunakan [Last Cry] miliknya.」

"(Tunggu sebentar, bukannya dia akan mati jika menggunakannya? Aku harus menghentikannya!)" tukas Syuhada.

「Bukannya Syin sebelumnya berniat memburu mereka? Kenapa sekarang tiba-tiba Syin ingin melindungi mereka?」

"(Sekarang aku tahu mereka memiliki kesadaran, mana mungkin aku masih memburu mereka! Aku tidak mungkin juga membiarkan mereka mati secara menyedihkan begitu!)" tegas Syuhada.

「Apa Syin lupa alasan Syin berniat memburu mereka?」

"(Untuk melindungi desa dari serangan mereka? Tapi sekarang aku tahu mereka memiliki kesadaran, mereka pasti bisa diajak bernegosiasi, kan?)" tanya Syuhada.

「Lalu? Bagaimana cara Syin bisa bernegosiasi dengan mereka? Apa Syin bisa bahasa mereka?」

"(I—itu...)" sahut Syuhada bingung.

「Selama Syin tak bisa menjawabnya, maka negosiasi itu mustahil untuk dilakukan.」

"(Tapi jika begitu, itu artinya mereka akan mati!)" tegas Syuhada.

「[Last Cry] sudah diaktifkan.」

"(Jadi aku terlambat ya? Apa ada kemungkinan serangannya akan membahayakanku?)" tanya Syuhada.

「Tidak mungkin. [Hawa'] lebih kuat daripada apapun yang bisa dihasilkan oleh [Last Cry].」

"(Jadi dengan kata lain, pengorbanan nyawanya sia-sia ya?)" terka Syuhada.

Terlihat wyvern jantan itu melebarkan sayapnya membentuk cincin lingkaran. Mulutnya terbuka tepat di tengah cincin lingkaran bentangan sayapnya itu. Berlapis-lapis lingkaran sihir pun tercipta di depan tubuhnya. Jumlah lingkaran sihir yang setara dengan aktivasi ‹Grand Magic›.

Aktivasi [Last Cry] pun selesai, serangan pun dilancarkan. Memanjang dari mulut wyvern itu hingga ke ujung sisi kubah isolasi di seberangnya, dunia yang berhenti. Namun bukan berhenti karena waktunya di hentikan, melainkan karena itu semua membeku. Berubah menjadi es yang begitu panjang dan begitu bening. Balok es itu memanjang sejauh hampir 6 kilometer.

Tapi cahaya muncul bagaikan ledakan, menciptakan silau yang membutakan mata. Lalu cahaya itu memudar dan terlihat barisan titik cahaya yang mengalir lembut tertarik ke bola cahaya di atas telapak tangan kanan Syuhada.

❝Jadi, sia-sia saja, ya?❞

❝Tidaaak! Jangan tinggalkan aku!❞

❝Maafkan aku, aku gagal melindungi kalian.❞

❝Tidak! Jangan mengatakan itu! Itu semua salah manusia itu yang begitu jahat dan kejam. Kamu tidak salah apa-apa!❞

❝Maaf... mari kita harap dia bersedia untuk setidaknya mengampuni nyawamu dan anak kita.❞

❝Tidak! Tolong tetap bersamaku!❞

Tapi wyvern jantan itu sudah tak bergerak lagi. Dia sudah menghembuskan napas terakhirnya. Terlihat wyvern betina itu mulai meneteskan air mata.

"(Aku merasa seperti antagonis di cerita ini)" keluh Syuhada.

「Syin memang antagonis di kisah mereka.」

Wyvern betina itu kini menatap ke arah Syuhada. Tatapan yang sangat tajam dan menusuk yang penuh dengan niat membunuh.

❝Takkan kumaafkan! Akan kubunuh kau di sini, manusia!!!❞

Suara itu terdengar bersamaan dengan raungan dari wyvern betina itu.

"(Apa dia lupa kalau bahkan [Last Cry] saja yang serangan terkuat kaum mereka tidak berefek apa-apa padaku? Kenapa ia masih mencoba melawanku?)" gumam Syuhada heran.

「Dia putus asa, Syin. Dia juga terpojok.」

"("Bahkan seekor tikus pun akan menggigit apabila dipojokkan", ya?)" ujar Syuhada.

「Tepat sekali.」

Wyvern itu pun merangkak ke arah Syuhada lalu melesat terbang melesat menuju ke arah musuhnya itu.

"{Wahai angin, jatuhkan dia!}" pinta Syuhada.

Tiba-tiba kepakan sayap wyvern itu tak lagi menciptakan gaya dorong yang mempertahankan terbangnya. Sayapnya seakan mengalami slip terhadap udara di sekitarnya. Dan akhirnya wyvern itu pun kandas dan tersungkur di tanah.

"{Tahan tubuhnya tetap di tanah dan jangan biarkan dia bergerak sedikit pun}" lanjut Syuhada sambil berjalan mendekat.

❝Aaahhh!!! Ada apa ini? Tubuhku tak bisa bergerak. Seperti ada yang menekan tubuhku ke tanah!❞

Yang diduga oleh wyvern betina itu adalah tepat. Tubuhnya ditekan kuat, bukan oleh hal lain, tapi oleh udara yang padat dan rapat yang jadi lebih tahan hancur daripada logam apapun di dunia ini.

Tak lama setelahnya, Syuhada sampai di depan wyvern betina itu.

"{A—apa kabar, nyonya ‹Ice Wyvern›. A—apa kamu mengerti yang aku ucapkan?}" sapa Syuhada berhenti dan lalu berjongkok di depan sang wyvern.

❝Apa dia mencoba berbicara padaku? Aku tidak mengerti bahasanya. Tapi beberapa kata terdengar familiar. Mirip bahasa elf.❞

"(Begitu rupanya. Bukan bahasa elf kuno. Tapi mungkin bahasa elf modern. Apa ini jawabannya, Hud?)" gumam Syuhada.

「Ya, dengan begini maka negosiasi menjadi mungkin.」

"✾ Ya aku sedang berbicara denganmu, nyonya wyvern ✾" jawab Syuhada dengan bahasa elf modern.

Wyvern itu terlihat terbelalak mendengar Syuhada menggunakan bahasa yang tak ia sangka bisa digunakan oleh manusia.

❝Dia berbicara bahasa elf? Tunggu, apa dia baru saja menjawab perkataanku? Tidak mungkin dia mengerti perkataanku, kan?❞

"✾ Tidak, aku memang mengerti bahasamu, nyonya wyvern ✾" balas Syuhada.

「Mengejutkan sekali Syin bisa berbicara dengan lancar dengannya.」

"(Mungkin karena dia adalah monster dan aku tidak menganggapnya sebagai orang?)" duga Syuhada meski ia sendiri tidak yakin.

❝Tidak mungkin! Dilihat dari manapun kamu ini manusia. Tidak mungkin kamu bisa bahasa elf! Apalagi bisa mengerti ucapan wyvern.❞

Wyvern betina itu tetap menolak untuk percaya.

"✾ Kalau memang tidak mungkin, lalu bagaimana kamu menjelaskan ucapanku saat ini? Salah dengar? ✾" tanya Syuhada.

❝Kh! K—kalau memang kamu mengerti ucapan kami para wyvern, kenapa kau menyerang kami, manusia?❞

"✾ Aku hanya sedang memburu segala hal yang bisa menjadi ancaman untuk desa yang ada di pinggir sungai di sebelah selatan ✾" jawab Syuhada.

❝Hanya karena itu?❞

"✾ Maafkan aku, tapi kalian kan memang sering berburu manusia dan makhluk yang lebih kecil dari kalian lainnya kan? Apalagi sebentar lagi nyonya akan memiliki anak. Jadi kalian pasti akan berburu banyak makhluk hidup di sekitar sarang kalian ✾" tukas Syuhada.

❝Memangnya salahnya apa!? Sudah sewajarnya yang kuat memburu yang lemah kan?❞

"✾ Kalau begitu logikamu, maka aku juga sebagai yang lebih kuat di sini tidak salah kan kalau aku memburu kalian? ✾" ujar Syuhada.

❝Dasar manusia-manusia jahat!❞

"✾ Hah!? ✾" sahut Syuhada.

「Kami mengerti Syin ingin mencoba bernegosiasi dengan mengajarinya hukum baik-buruk dan benar-salah. Namun, jangan lupa kalau yang ada di hadapan Syin ini adalah monster. Tidak diajarkan kepada mereka logika dan perasaan yang mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang benar dan mana yang salah. Hanya diajarkan pada mereka logika hukum rimba. Dimana yang kuat memakan yang lemah. Mustahil mengajarinya hal yang ingin Syin ajarkan kecuali dengan paksa yaitu dengan teknik pelatihan hewan peliharaan.」

"(Maksudmu dengan memberi hadiah makanan atau semacamnya?)" terka Syuhada.

「Tepat sekali. Memberi makanan bisa memicu peliharaan yang dilatih untuk mengingat dan memotivasi mereka untuk melaksanakan yang telah diajarkan kepada mereka.」

"(Tapi sekarang sepertinya akan sulit mengingat aku sudah memicu anggapan negatifnya terhadap diriku. Dia akan selalu menganggapku sebagai orang jahat yang memiliki niat jahat apapun yang akan kulakukan. Apalagi dia memiliki memori jangka panjang dan insting membunuh yang lebih kuat daripada kemampuan berpikirnya, kan?)" duga Syuhada.

「Ya. Bisa dibilang, mendekati mustahil.」

"(Kesempatannya seminim itu ya)" sahut Syuhada.

Terdengar suara geraman wyvern betina itu tanda kalau dia begitu kesal.

"✾ Nyonya wyvern. Aku akan melepaskanmu. Tapi berjanjilah untuk tidak menyerang desa yang ada di selatan. Bagaimana? ✾" tanya Syuhada menawarkan pertukaran.

❝Kau akan melepaskanku?❞

"✾ Ya, aku akan melepaskanmu ✾" jawab Syuhada sambil tersenyum ramah.

❝Kamu tidak bohong kan?❞

"✾ Ya, aku tidak bohong ✾" sahut Syuhada.

Bola cahaya di atas telapak tangan Syuhada pun lenyap. Wyvern itu terbelalak melihat keseriusan Syuhada sampai rela menghilangkan sesuatu yang dianggap sebagai kartu truf nya itu. Tapi Syuhada tetap terlihat santai meski ia telah menghilangkan [Hawa'] dari tangannya.

❝Bodoh!❞

Wyvern betina itu mengatakannya sambil menyemburkan napas beku dari mulutnya. Syuhada tak sempat bereaksi dan hanya terlihat reaksi keterkejutan di wajah Syuhada sebelum tertembak oleh napas beku itu.

"✾ Aku tak menyangka meskipun memiliki kecerdasan dan kesadaran, ternyata bukan berarti makhluk itu tak bisa berlaku bodoh ya ✾" ujar Syuhada yang suaranya terdengar dari balik kabut dingin.

Kabut putih berputar sejenak sebelum akhirnya terhempas menyebar ke segala arah. Terlihatlah sosok Syuhada yang terlihat tidak tergores sama sekali. Terlihat tanah dan rumput memutih karena napas beku, kecuali di area lingkaran sekitar Syuhada dengan diameter sekitar 3 meter.

"(Negosiasinya gagal ya?)" ujar Syuhada.

「Tak perlu diambil hati, Syin. Negosiasi dengan monster memang kemungkinan berhasilnya selalu sangat kecil dan hampir di ambang kemustahilan.」

"(Tapi setidaknya aku harus mencoba)" balas Syuhada.

Wyvern betina itu kembali menggeram pada Syuhada.

"✾ Sepertinya nyonya tak ada niatan untuk menyelesaikan ini dengan jalan damai, ya? ✾" ujar Syuhada sambil memunculka belatinya di tangan kanannya.

❝Untuk apa aku berdamai dengan manusia jahat sepertimu!❞

"✾ Baiklah. Akan kugunakan hukum dan logikamu, nyonya. Mari kita bertarung lagi. Kali ini aku takkan gunakan [Hawa']. Aku juga takkan menggunakan kekuatan Pochi. Murni hanya kekuatan angin. Bagaimana? ✾" ungkap Syuhada.

Wyvern betina itu pun meraung ke arah Syuhada.

"✾ Aku anggap itu sebagai konfirmasi ✾" lanjut Syuhada.

Tekanan udara ke tubuh wyvern betina itu pun dilepaskan. Wyvern itu pun bangkit dan meraung lebih keras kepada Syuhada. Sementara Syuhada sudah siap bertarung menggunakan belatinya.

****

※ Author's note:

Setiap dialog yang ada simbol "✾" di awal dan akhirnya adalah dialog dengan bahasa elf modern. Bahasa asing yang diterjemahkan dengan kemampuan [Torch of Truth] dan naikannya, akan menggunakan tanda quote "❝...❞".