Sung memandangi mobil yang lalu lalang di jalanan tempatnya menunggu di halte bus, ia merasa jenuh dengan kehidupannya yang setiap harinya selalu sama, belum lagi mendengar perkataan Jun Seok yang mengena di hatinya, dan memang benar adanya bahwa dirinya bukanlah seorang wanita yang menarik, jika ia tak merubah apapun bagaimana bisa terjadi apapun dalam kehidupannya. ia hanya wanita biasa yang tak pernah berfikir masalah penampilan, namun perkataan Jun Seok ada benarnya, penyebab tak ada pria yang memandangnya adalah karena dirinya sendiri yang tak pernah peka dengan tubuhnya, Sung mulai memikirkan pengeluaran yang harus ia persiapkan secara matang agar tak mengganggu kebutuhan yang harus ia cukupi selama ini, sungguh membuatnya dilema.
"Apakah aku harus merubah semuanya? aku bisa gila semua bukan biaya yang murah, terutama mungkin kaca mata usang ini yang harus aku pikirkan dulu."
ucap Sung seraya melepas kacamatanya dan menentengnya di depan matanya. semua memang tampak usang.
***
Bus yang membawanya pulang sudah lewat, ia membiarkannya begitu saja. Pikirannya seolah melayang entah kemana ia hanya duduk di halte bus dan banyak memikirkan sesuatu, mobil mewah Jun Seok lewat dan ia melihat Sung yang tampak bengong duduk di halte bus tempatnya biasa berada.
"bukankah dia sudah keluar dari kantor sedari tadi mengapa masih di sana?"
Jun Seok bergumam seraya masih memandang Sung Aneh.
"Sudahlah untuk apa aku perduli, lagi pula dia memang aneh sedari awal."
ucap Jun Seok menggeleng namun matanya masih menatap Sung dari spion mobilnya. Jun Seok adalah seorang putra dari orang paling terkenal saat ini di korea, foto ayahnya banyak mengisi halaman surat kabar , majalah bisnis atau televisi. Dan Jun Seok memang baru pulang dari luar negeri karena telah lulus Dengan nilai yang bagus di sebuah Universitas bagus. sepertinya bakat sang ayah sudah tertancap di sanubarinya, tampan ,pintar, kaya, benar-benar melekat sempurna padanya. Saat ini ia di tempatkan pada jabatan CEO. Jabatan itu untuk mengasahnya lebih dalam bagaimana kedepannya ia harus memimpin beberapa perusahaan sang Ayah. Anak emas yang selalu di perlakukan layaknya putra mahkota, terbiasa makan dengan sendok emas atau di perlakukan secara khusus oleh siapapun. Ia tak pernah merasakan hidup kekurang seperti yang Sung rasakan. Ia hanya tahu apa yang sudah keluarganya berikan dan ia akan menjaganya. Jun Seok adalah orang yang tak pandai menyembunyikan sesuatu, ia adalah orang yang akan berterus terang pada seseorang tentang pendapatnya. Ia tak ragu meski itu perkataan yang perih untuk orang lain. Intinya ia ingin orang itu berubah agar menjadi orang yang lebih baik.
***
Sung akhirnya menaiki bus yang membawanya pulang, namun di tengah perjalanan ia melihat toko kacamata yang masih buka, ia memencet bel untuk turun dari bus, buspun berhenti di sana. Sung berdiri di tepi jalan ia menunggu lampu penyebrangan menyala hijau, ia tak yakin yang akan ia lakukan, namun tekadnya menagalahkan segalanya. Apalagi Jun Seok berulang kali mengatainya, membuatnya semakin bertekad. Dengan ragu ia memesuki toko kaca mata yang sudah lama tak ia datangi. Disana ada seorang wanita cantik yang menyambutnya dan menanyakan kebutuhan Sung datang ke toko,
"Aku berniat mengganti kaca mata usangku ini dengan baru, apakah ada rekomendasi untuk tipe wajahku?"
Sung lalu mengikuti pemeriksaan minus pada matanya dan kemudian mengikuti wanita pekerja toko dan duduk menunggu hasilnya.
"kami menyarankan anda memakai lensa kontak selain tidak merepotkan, anda akan tampak lebih cantik dengan membiarkan wajah anda terlihat, kami menyarankan lensa kontak berwarna hitam untuk anda."
terang wanita itu seraya tersenyum dan memberikan sekotak lensa kontak dan menyuruh Sung untuk mencobanya, Sung mencoba memakainya meski masih kesulitan. namun, akhirnya berhasil juga.
"Bagaimana, terasa lebih ringan bukan, anda jauh lebih cantik tanpa kaca mata."
Sung hanya tersenyum mendengar pujian wanita yang membantinya, namun memang benar ia terlihat lebih segar dan berbeda. Lebih seperti wanita pada umumnya.
***
Dengan hati gembira Sung keluar dadi toko dan pulang, ia ingin memamerkannya kepada Sol di Rumah.
"Sol a, nuna pulang."
ucap Sung yang kegirangan karena merasa berbeda, sungguh sebuah ironi yang menyedihkan, mengetahui bahwa ia adalah seorang wanita dewasa yang baru menyadari perlunya untuk menjadi cantik, ia melihat Sol yang masih belum pulang, itu karena Sung pulang lebih awal, dan Sung sengaja tidak menghubungi sol, ia mengurungkan niat membagi kebahagiaannya, ia melepas lensa kontak miliknya dan menggantinya dengan kaca mata usangnya.
***
Sung memasak ramyeonnya sendiri kali ini, perutnya terasa lapar malam ini dan ia menambahkan dua butir telur ke dalam rameyonnya, setelah matang Sung segera membawanya ke ruang tamu dan meletakkannya di atas meja kecil yang biasa dia pakai untuk makan. tidak lupa ia mengambil sebotol soju yang sudah tersisa setengah.
"Selamat makan."
ucapnya sumringah, ia menikmati ranyeonnya dengan lahap, semakin panas semakin nikmat. meski salju tak turun malam ini. Namun, hari masih dingin. Sung tahu Sol pasti berdiam di perpustakaan lagi malam ini. Sung tahu tekat Adiknya yang benar-benar menginginkan beasiswa untuk dapat berkuliah di luar negeri. Sung pun mengetahuinya jika Sol bercita-cita menjadi seorang koki terkenal. ia selalu mendukung apa yang Sol inginkan. Dan ingin yang terbaik untuk Adik kesayangannya.
Sung meraih botol sojunya dan membuka tutupnya. Namun ia mengurungkan niatnya untuk meminumnya, ia menutup kembali botol soju yang ada di tangannya dan meletakkannya di atas meja.
"Mungkin aku juga akan merubah kebiasaanku yang satu ini, aku ingin memberi kan kesempatan pada diriku sendiri untuk berubah. Paling tidak kebiasaan buruk ini juga harus ikut berubah."
gumamnya seraya memandangi botol soju yang selama Ini menemaninya dikala perasaannya gundah atau sedang sedih, ada perasaan tak rela pada benda itu,namun ia akhirnya bangkit dari tempatnya dan membuang botol itu ke tempat sampah.
***
Sung memandangi photo sang ibu yang berada di atas meja di ruang kamarnya, ia memandangnya dengan tersenyum lalu maranya sedikit demi sedikit tertutup, rasa kantuk yang berat membuatnya ingin tidur lebih awal malam ini.
Ia berharap menjadi awal yang baik untuknya, dan bertemu dengan pasangan hidupnya.
Dibalik ke uletan Sung , ia adalah seorang wanita polos yang mendambakan seorang pendamping di usianya saat ini. ia benar-benar Kesepian. ia merasa ia telah menyia-nyiakan hidupnya selama ini. dengan tidak merawat dirinya dengan baik, karena cinta itu bagaimana cara pasangan memandangmu, bahkan Sung berencana mengikuti kencan buta. Ia tersenyum geli di tengah tidurnya.