Ketika melihat Tang Si, Song Yi melengkungkan bibirnya, "Kepala tim Tang, kau sudah selesai?"
Nada suara Song Yi masih terdengar lembut. Saat pertama kali mendengarnya, Tang Si merasa tak ada yang salah dengan itu. Seluruh tubuh gadis ini begitu menawan dan lembut.
Dengan hati-hati, Song Yi mengeraskan rahangnya dan bertanya dengan suara parau kepada Tang Si.
Tang Si menyipitkan matanya. Sebagai seorang polisi kriminal, secara otomatis dia tertarik kepada wanita ini. Dia berjalan dua atau tiga langkah, lalu melemparkan selimut di tangannya ke arah Song Yi.
Song Yi langsung menangkapnya, seolah sedang menangkap sedotan. Kemudian, dia langsung membungkus tubuhnya dengan selimut itu.
Namun, selimut ini tak memberinya banyak kehangatan.
Tang Si bersandar di meja dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya. Sorot matanya yang genit menatap Song Yi lekat-lekat.
Song Yi merapatkan selimut yang membungkus tubuhnya dan bertanya, "Apakah Kepala tim Tang akan menginterogasiku lagi semalaman?"
Song Yi menatap Tang Si, seolah-olah tak ada yang aneh dengan pertanyaannya.
Tang Si menjilat bibirnya sambil memiringkan kepalanya, lalu berkata, "Sekarang kau ingin aku menginterogasimu. Aku tidak mau lembur. Sekarang sudah tengah malam, aku lelah."
"Siapa yang seperti Nona Song? Malam ini sangat berwarna."
Suaranya terdengar menarik seperti magnet dalam kegelapan, seperti suara pena yang menggores kertas kasar.
Tubuh Song Yi terlihat begitu seksi.
Tang Si mencoba menenangkan gadis itu.
Sebaliknya, Song Yi tidak berkata apa-apa. Meskipun begitu, dia tetap mengeraskan rahangnya dan mencoba untuk tenang, serta mencoba untuk tidak bersikap kasar.
Jelas ada yang salah dengan sikap Song Yi ini.
Ujung lidah Tang Si hampir menyentuh pipinya. Dia melangkah maju dan menyeret kursi, lalu duduk di samping Song Yi.
Song Yi menyembunyikan jari-jarinya di balik selimut. Dia meremas kuat-kuat selimut yang dipegangnya hingga buku-buku jarinya memutih. Song Yi tidak peduli apa yang dilakukan Tang Si.
Detik berikutnya, Song Yi merasa Tang Si memutar kursinya, membentuk setengah lingkaran.
Tak lama kemudian, mereka berdua duduk berhadapan.
"Orang ini benar-benar kuat."
Song Yi membuka matanya lebar-lebar dan menatap mata genit di hadapannya. Tatapan mata Tang Si memudar karena senyuman malasnya, dan Song Yi tidak tahu apa yang akan dilakukan pria ini kepadanya.
Tang Si mengulurkan tangannya dan memeriksa dahi Song Yi yang halus.
Song Yi merasa suhu tangan pria ini cukup panas. Atau mungkin suhu tubuhnya yang terlalu dingin, sehingga Tang Si menyentuhnya seperti ini? Pada saat ini, Song Yi merasa tubuhnya hangat seperti api yang berkobar dan Tang Si perlahan mendekatinya.
Ketika Tang Si meraih tangannya, seluruh tubuh Song Yi langsung terasa dingin membeku.
Mungkin karena Tang Si merasa panas dan Song Yi takut dengan sentuhannya.
Begitulah yang dipikirkan Song Yi.
"Apa kau mau aku memanggil psikiater untukmu?" Tanya Tang Si.
Nada suara Tang Si jauh lebih baik dari biasanya, tapi sikap tubuhnya tetap malas dan santai.
Song Yi melirik pria yang duduk di hadapannya. Dia tahu apa yang sedang dipikirkan pria ini.
Sebenarnya, Tang Si adalah sosok pria yang penyayang. Dia bersikap seperti ini kepada Song Yi karena gadis itu adalah tersangka utama dalam kasus yang ditanganinya. Tang Si khawatir Song Yi akan melakukan sesuatu, entah itu baik atau buruk.
Beruntung, Song Yi sangat lihai di industri hiburan. Jika tidak, pria-pria yang lemah gemulai dan cantik akan tersisih darinya.
Song Yi juga tahu bahwa Tang Si bisa melihat petunjuknya.
Song Yi lalu menjawab, "Tidak perlu. Kau duduk saja di sini dan temani aku."
Jika Song Yi ingin bermalam di sini, tentu dia harus menarik Tang Si untuk bermalam dengannya juga di sini.
Tang Si sudah menyiksanya sepanjang hari ini dan masih ingin menahannya di sini?
Benar-benar pemikiran yang bagus.
Song Yi juga merupakan seorang yang pendendam.
Dia menatap tajam ke arah Tang Si yang masih juga belum bicara.
Song Yi menurunkan pandangannya dan berkata dengan nada rendah dan lemah, "Kepala tim Tang, jika kau tidak bersedia, aku juga tidak apa-apa. Kau ternyata takut padaku di tengah malam begini."
Sulit rasanya Song Yi berbicara. Dia mengambil napas dalam-dalam dan ucapannya terbata-bata, "Aku bisa mati kalau di sini terus. Stres juga bisa menyebabkan kematian. Kau pasti sudah tahu, 'kan?"
"Aku mengenalmu di kantor polisi. Aku juga hanya mengenalmu, sehingga aku tidak begitu takut."
Kata-kata Song Yi berhenti di sini.
Namun, kata-kata Song Yi juga benar. Dia sangat menderita dan tidak nyaman di tempat ini.
Rasa takut bersemayam di dalam hatinya seperti hujan deras yang turun tanpa henti. Rasanya begitu dingin.
Tang Si hanya berkata singkat, "Jika kau takut, tidur saja."