Sudah Punya Pacar?

Song Yi baru saja mengucapkan jawaban atas pertanyaan Tang Si.

Zhou Liang kembali dengan napas terengah-engah dan melapor, "Kepala tim Tang, di tempat ini sama sekali tak ada yang aneh atau salah."

Hasil seperti inilah yang sepertinya diharapkan Tang Si.

Dia mengangguk pelan dan menyahut, "Kau awasi Song Yi."

"Xiachuan, ikut aku memeriksa kamar."

Song Yi menatap punggung Tang Si yang berjalan menuju kamar tidur Wu Wang. Tubuh itu ramping dan kurus, dengan aura yang sulit dijelaskan.

Yang seperti ini punya efek menenangkan.

Hanya melihatnya saja, Song Yi merasa pandangannya makin lama makin kabur.

Dalam keadaan hampir tak sadarkan diri, kepala Song Yi mendadak pusing. Tubuhnya terhuyung dua kali dan menabrak kusen di sampingnya, agar dia tidak jatuh.

Zhou Liang terkejut melihat tubuh Song Yi yang lemah, lembut, dan ramping. Dia khawatir terjadi sesuatu pada Song Yi.

Dia buru-buru bertanya, "Kau kenapa?"

"Aku tidak apa-apa," Song Yi mendadak melambat.

Tepat saat Song Yi hendak berbicara lagi, dia merasakan udara dingin di belakangnya. Song Yi langsung menoleh dan menemukan di belakang tubuhnya tak ada apa-apa sama sekali. Kosong.

Mungkin dia saja yang terlalu sensitif.

Song Yi membuka matanya lebar-lebar tanpa sadar. Dia mencoba memeriksa sesuatu, tapi dia melihat kamera pengawas di ujung koridor. Titik berwarna merah itu berkedip-kedip di tengah kegelapan malam yang kelam.

Mendadak Song Yi seperti teringat sesuatu.

Song Yi menjilat bibirnya dan berpikir dalam hati.

"Zhou Liang, sepertinya hubungan bosmu dan anak buahnya sangat baik. Apa dia sudah punya pacar?"

Sikap Zhou Liang sangat defensif. Bagaimanapun juga, Song Yi masih tersangka saat ini. 

Meskipun tadi Tang Si menendang pantatnya di depan Song Yi dan membuatnya malu, dia masih bersikap hormat dan sopan kepada Song Yi.

Zhou Liang menyentuh hidungnya dan balik bertanya, "Bukankah ini sesuatu yang pribadi? Ini tak ada hubungannya dengan Nona Song, kan?"

Song Yi mengedipkan matanya saat mendengar jawaban Zhou Liang.

Song Yi tahu bahwa Zhou Liang bersikap defensif kepadanya.

Song Yi menjilat bibirnya lagi sambil tersenyum, "Apa aku punya alibi untuk membuktikan bahwa aku tidak dicurigai sebagai pembunuhnya?"

Zhou Liang yang mendengar ucapan Song Yi meliriknya, "Pertama, kau harus memberikan penjelasan yang masuk akal untuk luka di tanganmu. Kedua, kau harus membuktikan alibimu tidak berada di TKP pada saat kejadian."

"Kalau kau tidak bisa menjelaskan hubunganmu, biar kukatakan padamu, kau … "

Song Yi menjadi semakin bingung mendengar kata-kata Zhou Liang. Pandangannya makin lama makin kabur. Kesadarannya perlahan menurun.

Namun, Song Yi belum mengucapkan kata-katanya.

Sedangkan Zhou Liang tak henti-hentinya mengoceh.

Di sana, Tang Si dan Ning Xiachuan keluar dari kamar tidur.

Tang Si keluar sambil membawa celana dalam wanita berwarna merah muda di tangannya. Rahangnya tertutup rapat, menunjukkan garis-garis halus dan tajam. Wajahnya mulai tertekuk, matanya yang hitam begitu jernih dan menatap tajam. Napasnya pun hampir tak terdengar.

Entah bagaimana orang melihatnya, yang pasti, celana dalam itu tidak cocok berada di sini.

Ning Xiachuan yang ada di samping Tang Si memegang beberapa lembar tisu toilet. Wajahnya sama seriusnya.

"Persetan!" Zhou Liang terkejut dan memprotes. "Kepala tim Tang, kebiasaan macam apa ini?"

Sebelum Zhou Liang sempat menyelesaikan kata-katanya, Tang Si melemparkan celana dalam berwarna merah muda itu ke wajahnya.

Dasar sialan, persetan!

Jantung Zhou Liang berdegup makin kencang. Dengan gerakan cepat dan refleks, dia menangkap celana dalam itu, mencegah agar tidak mengenai wajahnya.

Zhou Liang menelan ludah. Rupanya dia masih syok, "Bukan Bos, kau … "

Tang Si menyela kata-kata Zhou Liang dan memberikan perintah, "Pergilah ke laboratorium dan periksa cairan yang ada di celana ini!"

Nada suaranya lembut dan ritme suara Tang Si juga enak didengar.

Hal ini memberikan suasana nyaman sekaligus malas seperti semilir angin musim semi.

Namun, bau yang tersisa di celana dalam ini benar-benar busuk!

Ingin sekali Zhou Liang memaki.

Ning Xiachuan berkata dengan nada dingin kepada Zhou Liang, "Masih ada noda darah di atas kertas. Mari kita periksa bersama."

"Di mana kalian menemukan ini?"

Ning Xiachuan menjawab, "Tempat tidurnya mudah rapuh. Ada celah di kepala tempat tidurnya. Hal ini mungkin saja terjadi saat keduanya bercinta dengan penuh semangat dan mereka tidak sadar saat mereka jatuh."

"Mungkin saja si pembunuh yang meninggalkan benda-benda ini."

Tepat pada saat Zhou Liang akan melewati Ning Xiachuan, Song Yi yang ada di sampingnya mendadak bergerak.

Zhou Liang merasa tangannya lunglai. Dia menatap Song Yi sambil terkejut.