Jangan Katakan Bahwa Kau Digoda Song Yi

Tang Si mengulurkan tangannya dan menyentuh Ning Xiachuan, "Tolong bantu aku berdiri."

Suaranya terdengar lemah dan terengah-engah.

Ning Xiachuan mengerutkan keningnya dalam-dalam. Tang Si tak berdaya, tapi dia tetap berusaha menarik dan membantu Tang Si berdiri.

"Demi menangani kasus ini, apa kau sudah tak ingin hidup lagi? Jangan biarkan otakmu terlalu banyak berpikir. Tak ada gunanya kau terlalu menekan dirimu sendiri."

Dia sudah mengenal Tang Si sejak lama, tepatnya sejak mereka berdua masih kecil. Karakter Tang Si begitu sopan dan rasional. Tang Si bisa merasakan jarak secara tidak sengaja.

Saat menangani kasus Song Yi, pembawaannya begitu tenang, yang bisa dirasakan dari luar.

Ning Xiachuan tahu secara pribadi bahwa orang-orang seperti Tang Si adalah orang berdarah dingin.

Ning Xiachuan juga tahu bahwa orang seperti ini akan melakukan segala sesuatu yang diyakininya sampai akhir. Namun, mungkin sama sekali tak ada gunanya jika dia sendiri yang mengatakan kata-kata ini.

Tang Si sama sekali tak mendengarkan kata-kata Ning Xiachuan.

Tang Si bersandar pada tiang lampu jalan. Tangannya terlihat gemetaran. Dia mengambil napas dalam-dalam dan mengambil sebatang rokok, siap untuk merokok lagi.

"Bisakah kau tidak merokok?" Tanya Ning Xiachuan sambil mengerutkan kening. Dia mengucapkannya dengan acuh tak acuh dan terus bergerak. Dia hanya merasa kesal dan bertanya kepada Tang Si, "Ayo, katakan kepadaku, kenapa?"

"Jangan katakan padaku bahwa Song Yi telah menggodamu."

Tang Si menghentikan gerakan tangannya yang sedang memegang rokok. Tak lama kemudian, dia memandang langit yang gelap. Dari langit gelap itu, dia merasa seolah gadis itu tampak sedang tersenyum seperti bunga.

Song Yi begitu genit dan lembut, seolah membakar hati siapa saja yang melihatnya. Gadis itu benar-benar seperti bidadari yang menggoda.

Tang Si mendadak tertawa keras menanggapi kata-kata Ning Xiachuan, "Jangan sampai kau bilang bahwa Song Yi benar-benar punya kemampuan yang seperti itu."

Pupil mata Ning Xiachuan melebar. Dia hanya merasa bahwa ini luar biasa.

Tepat pada saat dia ingin bicara, Tang Si berkata pelan, "Xiachuan, katamu, jika aku adalah orang yang seperti itu, berapa orang di seluruh tim kriminal investigasi harus mati?"

Senyumnya perlahan menghilang, digantikan dengan suaranya yang dingin seperti es di salju. Wajahnya tanpa ekspresi.

Selain itu, kasus investigasi kriminal adalah kasus besar. Tang Si juga dilahirkan sebagai prajutit khusus. Terlepas dari apa pun jenisnya, semua penjahat yang dihadapinya adalah orang-orang yang sangat keji.

Namun, seringkali juga ada trik yang indah.

Tulang Tang Si seolah punya kekuatan yang liar dan ganas. Dia lebih dari seorang pria yang bertangan besi dan berdarah dingin. Dia memotong semua perasaan anak-anak dan wanita. Yang tersisa hanyalah dirinya yang sendirian dan berdarah dingin.

Tang Si bukanlah seseorang yang emosional.

Setelah berbicara, asap tertahan di bibirnya. Kegelapan seolah melingkupi matanya dan tidak bisa melihat apa pun.

Ning Xiachuan menatap Tang Si yang menyalakan rokok. Tang Si merokok sedikit demi sedikit dan menatap ekspresi lesu dan lelah Ning Xiachuan dalam kepulan asap yang dihasilkannya.

Melihatnya yang perlahan seolah memusuhinya, Ning Xiachuan memutuskan untuk menunggu Tang Si meredakan amarahnya.

Mengira Ning Xiachuan ingin mengatakan sesuatu, Tang Si membersihkan debu yang menempel di pakaiannya dengan lembut. Dia mengerucutkan bibirnya. Lagi-lagi dia menjadi orang yang malas dan santai, seolah apa yang dipunyainya adalah ilusi.

Tang Si menepuk bahu Ning Xiachuan dengan lembut, "Cukup sudah. Tidurlah lebih awal."

Ning Xiachuan melihat punggung Tang Si yang tinggi dan ramping. Langkah Tang Si seakan tidak stabil dan tidak kuat lagi. Dia memperhatikan bahwa Tang Si mulai terhuyung-huyung.

Kerutan alisnya makin dalam. Ning Xiachuan melihat puntung rokok dan abu yang berserakan di atas tanah dan mengumpatnya, "Kaulah yang seharusnya sudah cukup!"

 ...

Di pagi hari di hari berikutnya, sinar matahari kembali menyinari bumi meskipun tertutup awan.

Cheng Ju adalah seorang pria paruh baya. Usianya kurang lebih empat puluh atau lima puluh tahunan. Kepalanya botak, wajahnya tenang, dan jarak antara kedua alisnya yang begitu jauh tampak seolah menunjukkan kehormatannya.

Dia melangkah ke kantor Brigade Investigasi Kriminal di bawah teriknya sinar matahari yang menggigit kulit. Semua orang yang ada di tempat itu menyambutnya dengan hangat. Suara Cheng Ju terdengar serak saat berkata kepada Zhou Liang. "Zhou Liang, segera panggil Tang Si datang ke kantorku."

"Tang … Tang Si … dia … . "

"Dia belum datang?" Cheng Ju melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, "sudah jam berapa sekarang? Mengapa dia belum juga datang?"

"Uh, dia … " Zhou Liang menelan ludah. Otaknya berputar cepat, berusaha mencari jawaban untuk menjawab pertanyaan Cheng Ju. "Dia sudah pergi bekerja pagi-pagi sekali. Dia baru saja meneleponku dan aku akan segera pergi ke sana."

Zhou Liang membantu Tang Si menutupi fakta.

Manusia macam apa Cheng Ju ini? Dia bukan orang yang mudah dibodohi dan ditipu.

Menanggapi kata-kata Zhou Liang, Cheng Ju hanya mendengus, "Bisa kulihat daftar panggilan teleponmu?"