Song Yi melemparkan pandangannya ke luar jendela. Dia tidak tahu apa yang ada di benaknya. Dia hanya merasa bahwa meskipun Tang Si terlihat santai, tapi pria itu sepertinya menderita depresi.
Mungkin juga karena bau tembakau yang pekat yang menyelimuti tubuh pria itu membuat Song Yi merasa bahwa Tang Si merokok untuk menghilangkan rasa khawatirnya.
Suasana di dalam mobil ini terlalu membosankan. Song Yi selalu menyukai suasana yang ceria dan hidup. Song Yi juga takut sendirian.
Song Yi juga berpikir bahwa sikap Tang Si semalam adalah untuk kebaikannya. Sikap Song Yi terkadang terkesan liar karena dia tidak tahu harus bagaimana mengutarakannya. Namun, secara fisik, Song Yi selalu bersih dan seumur hidup dia tidak pernah melakukan sesuatu yang luar biasa.
Mungkin karena Tang Si mengira bahwa dirinya adalah pelaku di industri hiburan, maka dia pasti sudah terbiasa melakukan hal-hal kotor.
Sambil menjilat bibirnya, Song Yi mendadak mencari topik pembicaraan dan bertanya, "Apa kau sudah melihat semuanya?"
Telinga Tang Si menangkap suara lembut seorang wanita. Suara itu terdengar jernih seperti suara percikan mata air, terdengar ringan dan lembut.
Tang Si langsung tahu apa yang diinginkan Song Yi.
Tang Si tetap fokus dan melihat ke arah depan. Bibirnya sedikit bergerak, lalu menjawab pertanyaan Song Yi dengan singkat dan ringan, "Tidak."
"Tidak?" Song Yi mengerutkan keningnya. Jelas-jelas dia kelihatan tidak senang dan tidak puas dengan jawaban Tang Si. Ini adalah penolakan yang tepat untuk menghalangi pesona feminin Song Yi yang sulit untuk ditolak.
Tidak ada yang seperti itu. Itu artinya Song Yi tidak punya tindakan kejahatan apa pun dan tak seorang pun bisa melihatnya.
Tang Si adalah seorang polisi. Dia punya naluri dan insting yang tajam. Saat mendengar kata-kata Song Yi, dia melirik gadis itu saat mobil yang mereka tumpangi berhenti di lampu merah.
Song Yi hanya memelototi Tang Si. Dia kelihatannya sangat tidak puas. Pipi gadis itu menggembung, membuatnya tampak lebih manis dan lembut.
Tang Si melengkungkan bibirnya. Dia tertawa kecil dan tampak liar serta keras kepala. Sambil memegang kemudi dengan satu tangan, dia menyentuh dagunya sendiri dengan tangan yang lain sambil menatap lampu lalu lintas.
Dengan acuh tak acuh, dia berkata, "Ini seperti CD."
Suara rendah dan membius miliknya seolah mengikuti angin di luar jendela mobil ke telinga Song Yi. Dia tersenyum ringan, tapi juga menimbulkan kesan provokatif.
Seluruh tubuh Song Yi terasa gatal, seolah ada aliran listrik yang menyentuh seluruh tubuhnya melalui suara Tang Si. Hal itu membuat hatinya bergetar.
Kata-kata Tang Si juga menembus dari otaknya ke hatinya, terdengar seperti ejekan yang merundungnya. Tentu saja hal itu membuat Song Yi marah sekaligus kesal, karena dia merasa dirinya adalah seorang gadis yang pemalu.
Tak lama kemudian, Song Yi merasa ada angin yang bertiup di telinganya dan membuat otaknya kacau, serta menyingkirkan semua yang ada di benaknya. Jawaban Tang Si benar-benar membuatnya terpana.
Bagi Song Yi, Tang Si adalah seorang pria yang pandai memanipulasi dan mengganggu pikiran seseorang. Dia sangat pandai dan ahli menarik seseorang untuk bisa terlibat dalam pembicaraannya. Tang Si tak lebih seperti seekor harimau yang licik.
Dalam hembusan angin yang ringan, kau akan segera menemui ajalmu.
Saat Song Yi tertegun, Tang Si masih menamparnya dengan kalimat yang dilontarkan dari bibirnya, "Apa kau merasa puas dengan kata-kataku? Atau apakah dugaanku akurat? Bagaimana menurutmu?"
Nada suara Tang Si ini terdengar sangat serampangan dan ceroboh, serta tak dapat diandalkan, juga terdengar seperti sedang bercanda.
Song Yi secara alami punya sikap yang pemarah dan tidak sabaran. Dia melayangkan pandangannya ke jendela mobil dan bertanya, "Kenapa aku harus memberi tahu dirimu?"
Setelah jeda beberapa saat, Song Yi melanjutkan kalimatnya lagi, "Kau harus memberitahuku apakah 'panjang adik'mu 18 sentimeter, lalu aku akan memberi tahu dirimu apakah tebakanmu tepat atau tidak."
Senyuman cerah mengembang di wajah gadis itu. Senyuman itu tak hanya halus, tapi juga provokatif.
Tang Si sama sekali tidak terkejut jika Song Yi berkata seperti ini.
Tang Si hanya melirik Song Yi. Gadis itu duduk di sampingnya. Lengannya yang ramping dan halus melingkari dadanya. Kulitnya halus selembut sutra, tapi tidak secerah wajahnya, namun wajahnya begitu halus dan lembut.
Song Yi adalah gabungan antara feminitas dan kelembutan kaum wanita. Namun, dengan karakternya, dia memberi kesan kepada orang-orang di sekitarnya bahwa dia adalah seorang bidadari yang bersinar, memikat, tapi dengan duri yang menusuk. Jika orang tersebut tidak hati-hati, dia bisa mati di tangan Song Yi.
"Aku sudah melihatnya. Apakah ukuran C atau D itu penting?" Tang Si memegang erat kemudi dengan tangannya saat dia membelokkan mobilnya di tikungan jalan. Nada suaranya masih terdengar santai dan dia melanjutkan kata-katanya dengan setengah bercanda, "Nona Song, jangan memanfaatkanku jika kau tidak bisa menggali informasi dariku."