Song Yi melirik ke arah Tang Si. Pria itu terlihat bengong. Song Yi merasa bahwa senyuman Tang Si itu palsu.
Mata Tang Si yang genit menekuk. Pria itu punya semacam aura yang memabukkan hati dan jiwa saat dia tersenyum. Song Yi berpikir bahwa itu bisa jadi ilusinya.
Song Yi mendengus dan berkata terus terang, "Apa kau punya keuntungan untukku? Dasar pria tua yang tak tahu malu."
Mendengar kata-kata Song Yi, Tang Si mendengus sambil memutar kemudi dan naik ke jembatan dari persimpangan jalan. "Tidak ada."
"Kau ke mana? Rumahku bukan di sekitar sini." Song Yi menyadari bahwa Tang Si terus mengemudikan mobilnya setelah melewati jembatan, sedangkan apartemen tempat Song Yi tinggal berada tepat setelah jembatan.
"Ya," Tang Si menatap ke arah depan. Dia masih saja acuh tak acuh. "Aku ingin ke sana dulu membeli sebungkus rokok."
Kata-kata Tang Si membuat sudut bibir Song Yi berkedut. Dia menanggapi kata-kata Tang Si dengan dingin, "Rokok rupanya tak bisa membunuhmu."
Tang Si memang seorang pecandu tembakau yang berat.
Tang Si masih juga memegang kemudi dengan satu tangan. Pandangan matanya melihat ke depan, tatapan matanya masih tenang dan dingin, tapi nada suaranya terdengar begitu santai, "Merokok tidak membuatku mati."
Jawaban Tang Si yang samar dan ambigu membuat Song Yi terkejut.
Kalimat itu terdengar sangat ringan, tapi sepertinya menjadi anak perempuan itu berat. Tang Si sepertinya tahu apa yang harus dan tidak boleh dia lakukan dengan bijaksana. Dia juga tahu persis apa yang harus dilakukannya.
Seorang pria seperti Tang Si harus punya disiplin diri, terlebih lagi dengan jabatannya sekarang. Jika seorang staf brigade polisi kriminal tidak bisa mengendalikan diri, bagaimana mungkin dia bisa ada di posisi seperti ini sekarang?
Song Yi sepertinya sangat penasaran dan ingin menyelidiki pria yang santai tapi sebenarnya sangat dingin ini.
"Lalu, kenapa kau tidak berhenti merokok?" Tanya Song Yi.
"Karena kau adalah tersangka," jawab Tang Si dingin.
Kata-kata Tang Si ini membuat Song Yi semakin bingung dan bertanya-tanya.
Lalu, dia menimpali, "Bukan ibuku. Ibuku sama sekali tak setulus dirimu."
Tak ada yang bisa merawat Tang Si seperti ibunya. Ibunya tak pernah peduli kepadanya. Bahkan, Tang Si tidak tahu apakah ibunya sudah mati atau masih hidup.
Song Yi menggerakkan bibirnya, siap berbicara.
"Krak!"
Mobil yang dikemudikan Tang Si berbelok tajam. Tubuh Song Yi secara refleks condong kepada Tang Si.
Tang Si memutar kemudi dengan tangan kirinya. Untuk mencegah tubuh Song Yi menimpanya dan menyebabkan tubuhnya kehilangan kendali, dia mengangkat tangannya dan bersandar. Song Yi langsung terjatuh di pangkuannya.
Kaki Tang Si cukup kuat dan bertenaga. Saat ini, sebelum Song Yi sempat memakinya, tangan Song Yi sudah menyentuh sesuatu yang menjadi milik Tang Si secara pribadi.
Song Yi tahu benda apa yang disentuhnya. Hati Song Yi bergetar tak keruan. Kata-katanya tersangkut di tenggorokannya dan dia tak bisa mengungkapkannya.
Song Yi juga bisa merasakan dengan jelas tubuh Tang Si yang menegang. Song Yi tak berani bergerak dalam sekejap.
Dia juga bisa merasakan mobil yang dikemudikan Tang Si melesat dengan kecepatan tinggi. Suasana di antara mereka menjadi dingin.
"Apa ada yang mengejar atau menguntit kita?" Song Yi benar-benar seorang gadis yang cerdas. Tebakannya akurat.
Saat melihat bahwa Tang Si diam saja, Song Yi berkata dengan nada tenang, "Aku ingat ada tiga belokan di depan. Kau bisa berbelok ke gang kecil di persimpangan yang kedua, sehingga kau bisa menghindarinya. Gang kecil itu mungkin sekitar lima meter lebih besar dari tubuhmu."
"Kau yang harus mengemudikannya. Jika tidak, mereka akan melihatmu dan menghentikanmu, lalu kita juga tidak bisa kabur."
Song Yi dengan tenang memberikan ide sekaligus jalan keluar untuk Tang Si.
Namun, tatapan Tang Si tetap terfokus ke depan. 'Senjata'nya terbangun dan dia berseru, "Jangan sentuh itu, bangun!"
Wajah Song Yi memerah karena tersipu malu. Dia sadar bahwa dia masih memegang 'senjata' Tang Si.
Seberapa jarang dia menyentuh 'senjata pria'?
Song Yi memeluk kaki Tang Si dan hendak berdiri. Di saat yang sama, ban mobil melindas sebuah batu dan membuat tubuhnya berguncang. Song Yi lagi-lagi memegang 'senjata' Tang Si.
"Sialan!"
Tang Si mendesis.
Otak Song Yi seakan berdengung. Ingin rasanya dia segera menggali tanah dan masuk ke dalamnya. Ini terlalu memalukan baginya!
"Ada tingkat keuntungan tertentu. Kalau begitu, aku hanya melihat. Aku hanya saja tak sengaja melihatnya, tapi aku tidak menyentuh 'senjata'mu."
"Ini benar-benar … ."