Tidak Mempertimbangkan Mencari Pacar?

Tok! Tok! Tok! Terdengar suara pintu diketuk lagi.

Jantung Song Yi seolah melompat ke tenggorokannya. Kejadian ini sangat aneh, terutama pada saat tengah malam begini.

Song Yi merinding dan sekujur tubuhnya ketakutan saat mendengar ketukan pintu.

Dia berjalan pelan-pelan menuju ke pintu dan bersiap untuk melihat siapa yang ada di luar sana melalui lubang kecil di pintunya.

Saat Song Yi berjalan mendekati pintu, dia merasa ada yang salah. Dia mengambil sebilah pisau buah yang ada di meja kopi di ruang tamu.

Kring! Kring! Kring!

Song Yi baru saja melangkahkan kakinya ke pintu saat dia mendengar ponselnya berdering.

Tangan Song Yi yang sedang memegang pisau buah gemetar hebat dan hampir saja pisau itu melukai tangannya. Dia menatap ponselnya dengan waspada.

Yang meneleponnya adalah Mu Wanxue.

Dia adalah teman baik Song Yi.

Di saat yang sama, ketukan di pintu juga langsung berhenti, mungkin karena orang yang ada di luar mendengar suara dering ponsel Song Yi.

Song Yi menelan ludah. Setelah dia menerima panggilan telepon itu, dia mendengar suara Mu Wanxue yang kasar dan seolah sedang membentaknya, "Buka pintunya! Kau masih belum tidur, kan? Aku membawakanmu makanan!"

"Apa kau yang mengetuk pintu?"

Mu Wanxue merasa bahwa dia tidak perlu menjawab pertanyaan Song Yi ini, lalu dia berkata, "Siapa lagi? Kalau bukan aku yang mengetuk pintu, siapa lagi? Cepat bukakan pintu! Setengah hari kau tak datang, apakah kau sedang tidur dengan seorang pria?"

Song Yi menghela napas lega setelah mendengar suara Mu Wanxue.

Song Yi baru ingat bahwa pada saat bekerja, dia selalu meneleponnya dan menanyakan apakah dirinya sudah tidur atau belum.

Justru Mu Wanxue sangat khawatir saat Song Yi menghilang. Entah apa yang dilakukan Song Yi selama dua hari dirinya menghilang. Song Yi meletakkan pisau buah di tangannya dan mengikat rambutnya.

Mendapati bahwa dahinya bercucuran keringat dingin, bibir Song Yi melengkung. Kau benar-benar payah, Song Yi.

Dia merasa lelah, tapi akhirnya membukakan pintu untuk Mu Wanxue.

Setelah pintu terbuka, Song Yi melihat Mu Wanxue berdiri dengan sekantong besar makanan di tangannya.

Mu Wanxue mengenakan sepotong baju suspender. Rambutnya dikuncir kuda dan diikat tinggi, membuat dirinya terlihat lebih muda.

Wajahnya secantik boneka dan tampak suci seperti seseorang yang jatuh cinta untuk pertama kalinya. Penampilannya dan Song Yi memang sangat jauh berbeda.

Song Yi menggerakkan sudut bibirnya dan langsung mengulurkan tangan untuk menepuk bahu Mu Wanxue. "Dasar kau wanita jahat. Kau hanya ingin membuatku gemuk, agar kau bisa lebih cantik dariku."

Sambil mengucapkan kata-kata itu, Song Yi juga menerima bungkusan makanan dari Mu Wanxue.

Mu Wanxue mengganti sepatu dan menutup pintu, lalu mengedarkan pandangannya ke ruang belakang, kemudian bertanya, "Benar-benar tidak ada laki-laki di sini?"

Song Yi menekan bahu Mu Wanxue dan mempersilakannya duduk di atas sofa. "Sudah, jangan dilihat lagi. Di sini benar-benar tidak ada laki-laki."

Song Yi hanya tersenyum dan melanjutkan kata-katanya, "Lagipula, pria mana yang mau memberiku uang?"

Nada suara Song Yi terdengar santai dan lembut, tubuhnya pun menghangat.

Saat dia berbicara, secara refleks, Song Yi mengedarkan pandangannya ke arah ruang kerjanya. Berulang kali dia ingin memastikan bahwa tak ada orang lain selain mereka berdua.

Atau mungkin saja karena Song Yi berada di kantor brigade investigasi kriminal, dia menjadi kacau dan bingung pada saat dia pulang.

Mu Wanxue duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya. Dia memandang Song Yi dan bertanya dengan terus terang, "Katakan yang sejujurnya, apa kau tidak berencana mencari pacar?"

"Pacar?" Gumam Song Yi, sambil mengulangi kata-kata Mu Wanxue. Entah mengapa, secara misterius, di otaknya terlintas Tang Si.

Wajah Tang Si yang liar, genit, jakun seksi, dan seluruh tubuh Tang Si memancarkan hormon testosteron yang kuat.

Apa pun yang dilakukan Tang Si seolah bisa menggaet hati wanita.

Entah mengapa, Song Yi merasa wajahnya memanas. Dia menyentuh wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan tiba-tiba dia merasa dia sedang menyentuh milik Tang Si ….

"Sialan!"

Song Yi langsung menjauhkan telapak tangannya dari wajahnya.

Suhu yang terik ini seolah membakar hatinya hingga mendidih dan membuat jantungnya berdebar tak keruan.

Mu Wanxue memandang Song Yi keheranan. "Ada apa? Kau mimpi apa?"

Song Yi duduk dan menikmati makanan yang dibawa Mu Wanxue sambil berusaha keras menutupi fakta. "Mimpi buruk."

Song Yi mengambil barbekyu dan memakannya. Song Yi merasa sedikit terganggu. Ada yang mengatakan bahwa dia tertarik dengan seorang pria yang liar, genit, dan malas, tapi sebenarnya dia merasa sangat asing dan membencinya hingga ke sumsum tulangnya.

Jika Song Yi tak bisa menemukan orang yang disukai atau dicintai seumur hidupnya, maka dia harus menemukan pria tampan dan luar biasa agar bisa menikmati kebahagiaan keluarga, bukan?

Song Yi menelan ludah saat memikirkan ini.

Di dalam benaknya, dia telah melucuti pakaian orang.