Kau Berutang

Kurang ajar ….

Song Yi menekankan kepada kata-kata ini. Sebuah kata umpatan meledak dalam hatinya.

Kebebasan berpikir berarti dia bisa berpikir apa pun yang diinginkannya, dalam posisi apa pun.

Song Yi merasa bahwa martabatnya sebagai wanita telah ditantang, tidak seperti sebelumnya.

Dia hanya bisa memantapkan hati, mengertakkan gigi, dan akhirnya dia menjawab.

Berpikir saja tidak cukup.

Memberi kesempatan, kepalamu? Dengan kata lain, jika aku menyentuhmu, akankah itu berhasil?

Secara sederhana, aku ingin bebas bergerak saat menghadapimu.

Beberapa saat kemudian, Song Yi menerima balasan dari Tang Si: Kau coba saja.

Sambil menatap layar, Song Yi menggigit bibir bawahnya. Apakah Tang Si mengancamku untuk telanjang … atau apakah dia merayuku agar aku telanjang?

Malam ini, Song Yi memikirkan sesuatu yang lain. Dia harus mengakui bahwa Tang Si adalah orang yang sangat cakap dan dia mampu mengalihkan perhatiannya. Tang Si juga berhasil membuatnya merasa bahwa ada orang yang menemaninya di ujung lain layar ponsel. Dia juga berhasil membuat Song Yi memikirkannya sepanjang malam.

Keesokan paginya, hujan sudah berhenti, tapi langit masih menyisakan kabut abu-abu dan awan hitam masih menyelimuti langit.

Song Yi bangun pagi-pagi sekali. Saat melihat Mu Wanxue yang di sampingnya masih tidur, dia menghela napas lega. Dia telah melihat matahari hari ini dan telah melewati malam dengan tenang.

Saat Song Yi membalikkan badannya dan bangun, Mu Wanxue mendadak membuka matanya. Matanya yang jernih menatap Song Yi dalam-dalam.

Song Yi terkejut, tapi tak ada perubahan ekspresi apa pun di wajahnya. "Kau sudah bangun?"

"Kau tidurlah lagi lebih lama. Aku akan turun dan membeli sarapan," Song Yi berkata sambil menyunggingkan senyumnya, seolah tak ada apa pun yang terjadi.

"Aku ingin makan roti kukus, stik adonan goreng, dan biskuit genggam," kata Mu Wanxue yang masih mengantuk.

Dia berkata demikian seolah tak terjadi apa-apa.

Song Yi mendadak tak bisa memikirkan hubungan antara Mu Wanxue dan kematian Wu Wang.

Song Yi mengenakan celana panjang dengan bagian kaki yang melebar dan bagian pinggang yang tinggi. Lengan bajunya pendek, yang membuatnya menjadi jauh lebih cantik. Sambil melihat ke cermin, Song Yi merapikan rambutnya dan keluar.

Song Yi tampak sangat cantik. Kecantikan dan kelembutannya sama seperti gadis yang ada di sampingnya.

Baru saja dia berjalan ke arah pintu, mendadak seseorang menariknya dengan kuat dari belakang. Song Yi samar-samar mencium aroma teh dan tembakau.

Secara refleks, Song Yi melawannya dan berusaha melawan. Sikunya menyentuh bagian bawah orang yang menangkapnya.

Sebuah tangan yang besar dan kuat memegang dan menahan siku Song Yi yang terus melawan. Mendadak pria itu mengangkat alisnya dan berseru, "Kekuatan seperti ini cukup besar. Kau benar-benar ingin menghancurkanku?"

Kalimat ini diucapkan dari tenggorokan yang menghasilkan suara yang serak, malas, dengan aura yang menyihir, rendah, dan sangat akrab di telinga Song Yi.

"Tang Si?"

"Ya," kata Tang Si dan akhirnya melepaskan Song Yi. "Apakah semalam kau tidur nyenyak?"

Song Yi menyadari bahwa dia suka mendengar yang dikatakan Tang Si. Bukan hanya suara pria itu saja yang meningkatkan gairah, tapi nada dan intonasinya tepat, dan membuat siapa saja yang mendengarnya merasa nyaman.

Song Yi membalikkan badannya dan menatap Tang Si. Alisnya terlihat jelas dan bibir merahnya bergerak-gerak, "Kenapa kau mencariku sepagi ini?"

"Kenapa kau malah menjadi tidak masuk akal seperti ini?" Bibir Tang Si yang tipis terangkat dan bergerak. Nada suaranya melembut. "Aku telah mengawasimu semalaman. Bisakah kau mentraktirku sarapan, Nona Song Yi yang cantik?"

Nada suaranya terdengar seperti sedang bercanda.

Song Yi memang memperhatikan bahwa ada tanda-tanda kelelahan dari alis dan mata pria ini.

Namun, orang ini sendiri merasa malas, ditambah dengan depresi.

Song Yi menyipitkan mata rubahnya yang cantik dan tertawa kecil. Suara ringannya yang khas terdengar di telinga Tang Si, "Apa kau tahu kau berutang banyak padaku?"

"Utang apa?"

Song Yi hanya menatapnya, lalu mengucapkan sebuah kata.

Mata genit Tang Si menyipit, seolah mengisyaratkan bahaya.

Dia bisa melihat bahwa meskipun Song Yi menggerakkan bibirnya dengan perlahan, tapi dia tahu apa yang gadis itu katakan.

Hari.

"Bukan itu? Bukankah semalam kau mengobrol denganku dan memintaku mencobanya, tapi kau malah kabur sepagi ini? Bukankah ini yang namanya berutang?"

Tang Si menyangkal, "Obrolan apa? Semalam Zhou Liang yang membalas pesanmu!"

"???!"

Song Yi terkejut bukan main mendengarnya.

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan. 

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya. 

Terimakasih atas pengertian Anda.