Di lapangan.
"Mako, tunggu!", hosh hosh suara Gyumju berlari menghampiriku.
"Ada apa? Bicara cepat bel sebentar lagi berbunyi", lirikku ke bahunya yang tinggi.
Sebenarnya aku bertanya-tanya, kenapa Gyumju sampai berlari mengejarku. Padahal di kelas kami seperti tidak saling kenal. Dia juga anak payah yang memiliki hobi nge-game dan bermain basket. Meskipun Dia juga masuk dalam daftar laki-laki tampan, tinggi dan seksi.
Di Kelas.
"Hei Mako!" suara dari belakang bangkuku.
"Ah iya!", jawabku terkejut.
"Kau tidak dengar ya, guru menyuruhmu membagikan kertas ujian?! melamun saja!", katanya mengerutkan dahi.
"Apa? Oh maaf??", berdiri dan menunduk pada guru. Lalu aku menghampiri meja guru dan mengambil kertas ujian dan membagikannya ke setiap meja.
Srek..
"Terimakasih, Mako jangan lupa ya?", bisik Gyumju padaku dengan tersenyum.
"...?!" tanpa kata wajahku memerah.
"E'ehm... Berikan kertas ujiannya", perintah Do Han dari meja samping.
Teng Teng Teng
Akhirnya ujian yang menyesakkan itu usai juga. Aku lapar sekali, sebaiknya Aku ke kantin lalu segera pulang.
"Bu, Aku beli roti isi 2 saja", kataku pada Ibu kantin.
"Aku juga Bu, Dia yang akan membayarnya", kata Do Han dengan tersenyum.
"Apa Kau bilang?!", tanyaku kesal.
"Anggap saja ini sebagai ganti rugi karena Kau telah puas melihat se...hmphh...", ucap Do Han dengan kebodohannya. "Hahh, kenapa Kau membungkam mulutku", mengernyit.
"Karena Kau bicara sangat keras!", wajah memerah.
PLAAAKKK!!!
BRUKK!
"Aduh, sakit", tiba-tiba ada yang menapar pipiku.
"Song Hye Rim!", ucap Do Han.
"Berani-beraninya Kau menyentuh Do Han ku!! Mati saja Kau!", bentak Song Hye Rim padaku.
"Hye Rim jangan! Apa yang Kau lakukan?", ucap Do Han menghentikan Hyerim yang mau memukulku lagi.
"Lepas Do Han, jangan menghalangi Aku! Akan ku habisi perempuan jalang itu!!", menyiram segelas air ke wajahku.
Syuaakkk!!!
Tesshh Tesshh...
"Mako!", panggil Gyumju. Dia menghampiri dan memperhatikan Aku yang basah kuyup serta bekas tamparan yang memerah di pipiku.
Set... Grep!
Dengan mudahnya Gyumju menggendong tubuhku lalu mengambilkan tasku. Tanpa berkata apapun Dia membawaku pergi. Dari sorot matanya Gyumju terlihat sangat marah namun Dia tahan.
Semua orang berkumpul melihat kejadian tadi juga hanya terdiam bisu. Song Hye Rim di tarik masuk ke mobilnya oleh Do Han dan Do Han pun pulang dengan mobilnya sendiri. Lalu... Aku yang di gendong Gyumju, Dia membawaku dengan mobilnya.
"Gyumju, Aku..", ucapku gugup.
"Tolong diam saja saat Aku sedang menyetir", jawabnya tanpa senyuman.
Mobil pun berhenti di depan sebuah rumah mewah yang tidak lain adalah rumah milik Gyumju. Dia membukakan pintu mobil lalu menggendongku kembali. Dan Aku tidak berani berkata apapun.
"Tuan, selamat datang???", sapa para pelayan berseragam berjajar rapi di depan pintu rumah Gyumju.
"Siapkan makan malam yang enak dan banyak, malam ini Aku makan di rumah", ucap Gyumju masuk ke kamar bersamaku yang masih di gendongnya.
Cling Cling Cling...
Entah mengapa wajah dan mata para pelayan tiba-tiba bersinar-sinar seperti berlian. Memangnya seheboh itu kalau Gyumju makan di rumahnya sendiri??
"Ini kamarku, Mako. Mandi dan bersihkan dirimu, Aku tidak berani mengantarmu pulang kalau Kau seperti ini", senyum Gyumju meninggalkan kamar.
Di Ruang makan.
Wahhh...!!
"Kau suka? Kalau ada yang tidak Kau sukai Aku akan minta pelayan menggantinya", kata Gyumju memegang tanganku.
"Jangan, semua makanan ini pasti sangat lezat. Mereka pasti sudah susah payah membuatnya", cengiranku menahan air liur.
Cling Cling Cling! mata para pelayan yang mengintip di dapur.
"Kalau begitu ayo Kita makan bersama", ajak Gyumju menarik kursi untukku duduk.
Entah mengapa kelembutan Gyumju membuatku menjadi patuh. Di dekatnya aku merasa aman. Dia juga sudah menyelamatkanku dari amukan Song Hye Rim.
"Hei Mako!" , "Mako!!", "Aku juga Bu, Dia yang akan membayarnya", senyum.
DEG!!
Kenapa tiba-tiba aku teringat pada si cec*ng*k Do Han!!!!!!