Tragedi

Tidak lama kemudian, kulihat dari kejauhan, manusia yang telah menyelamatkanku sudah terbebas dari manusia kumuh, ya benar, manusia kumuh itu melepaskan rambutnya.

Setelah manusia pedang api menjatuhkan pedang api miliknya seketika itu juga salah satu dari manusia kumuh membebaskan manusia yang menyelamatkanku.

Manusia yang menyelamatkanku berlari mendekati manusia pedang api, terlihat manusia pedang api sedang berbisik dengannya, sesudah itu, manusia yang menyelamatkanku lanjut berlari dan tidak melihat kebelakang.

Pandanganku sedang ke arah manusia pedang api, sepertinya dia melihat kebawah dan pasrah dengan nasibnya, tak disangka dia tertinggal sendirian.

Tiba-tiba manusia pedang api dipukuli oleh manusia kumuh berotot, pukulan itu mengenai perut manusia pedang api, sesuatu berwarna merah keluar dari mulutnya, ya itu bukan lain adalah darah.

Manusia pedang api terlihat tak sadarkan diri dan akhirnya tergeletak setelah dipukul dan ditendang oleh keempat manusia kumuh secara bergantian.

Manusia kumuh berotot seperti memberi perintah kepada manusia kumuh kurus, dia menunjuk ke arah pelarian dari manusia yang menyelamatkanku.

(oh tidaakk..)

---------------------------

Setelah membuatkan perlindungan daun-daun kering untuk burung kecil itu, Su Ran melihat keatas dan segera bergegas berlari ke wilayah sekitar kerajaan untuk mencari penginapan malam.

Su Ran merasakan jika perjalanan berlatih sihir tadi cukup memuaskan, dilihat dari pohon dan sayap burung itu, meski dia merasa bersalah kepada burung kecil itu, karena itu ulahnya.

Karena dinilai berhasil dalam mengeluarkan sihir angin perusak, Su Ran membayangkan sihir angin apa lagi yang akan dipelajari selanjutnya.

Tak disangka ada dua orang yang menghadangnya didepan, sepertinya mereka sedang menunggu kehadiran Su Ran.

Salah satu orang ini mempunyai otot kekar sedangkan yang satunya kurus, baju mereka terlihat kumuh, dan mereka sama-sama membawa pedang,

Su Ran : "kalian siapa?"

.....: "hoo lihat lah siapa yang kita temukan bos, dengan wanita ini semalam, kita sangat beruntung"

Orang yang mempunyai otot kekar menunjuk aku dengan pedang besarnya, pedang itu pedang besi yang berkilau.

.....: "Heei kau wanita, kamu akan menemani kami malam ini"

Su Ran : "aku tidak mau"

Su Ran : "Wind Element > Wind Cutter"

Su Ran dengan reflek mengeluarkan sihir angin ke arah kedua manusia kumuh itu, akan tetapi, pedang besar itu menghalangi sihir anginnya, sihir anginnya berganti arah ke kanan dan ke kiri.

Su Ran : (pedang itukan...)

Su Ran yakin pedang yang dimiliki manusia berotot adalah pedang kepemilikan dari seseorang yang mahir dalam seni berpedang akan tetapi jika dilihat dari manusia berotot ini, kemungkinan besar dia bukan pemilik aslinya, dengan kata lain manusia berotot ini telah mencurinya atau mungkin membunuh pemilik aslinya dan mengambil pedang miliknya.

.....: "hei hei aku nggak minta persetujuanmu"

Su Ran ingin berbalik arah dan memutar untuk mencari jalan lain menuju wilayah sekitar kerajaan.

Ketika sedang berbalik arah, Su Ran terkejut dengan adanya penampakan sosok tiga orang, satu orang berbadan gemuk, satu lagi tidak mempunyai rambut sedangkan yang terakhir mempunyai badan yang tinggi.

.....: "mau pergi kemana cantik?"

Benar sekali, mereka bertiga adalah rekannya, sedangkan Su Ran hanya sendirian.

Tiba-tiba orang berbadan tinggi menebas lengan kanan Su Ran, darah keluar, Su Ran tampak kesakitan tapi dia juga sedang menahan rasa sakitnya dan mencoba untuk tidak menangis dengan menggigit bibirnya sendiri, untungnya lengan kanannya tidak sampai putus.

Orang kumuh berotot terlihat kaget dan marah kepada orang berbadan tinggi.

.....: "hei ada apa denganmu, kenapa kau sakiti dia, dia itu mau nemenin malam kita"

.....: "ahh maaf bos, aku hanya takut dia melawan kita lagi dengan sihirnya"

.....: "sudahlah, wanita ini hanya bisa ngeluarin sihir angin pemula, apa yang kau takutkan"

Suasana tiba-tiba hening, orang yang tidak punya rambut seperti merasa gelisah ketika dia mendengar suara dari kejauhan meskipun suasana di sekitarnya hening, dia mempunyai pendengaran yang sangat tajam akan suara.

.....: "bos, aku mendengar sesuatu dari belakang"

Seketika semua orang yang ada disini menjadi waspada akan kehadirannya.

.....: "orang? berapa banyak?"

.....: "satu orang saja bos"

.....: "hoo hanya satu"

Orang yang berotot menoleh ke Su Ran.

.....: "tak kuduga penjaga ini setia padamu dan tak meninggalkanmu melihat jumlah kita lima orang"

Su Ran : (penjagaku? tapi siapa?)

Merasa tidak perlu menjawab, Su Ran hanya diam saja karena dia juga tidak tahu identitas yang menjaganya.

Seseorang berbaju hitam tampak dari kejauhan, dia memakai sebuah topeng berwarna putih, dia bergerak melompat dari satu dahan pohon ke dahan lain, orang ini tak lain adalah An Ji, prajurit yang diutus ayah Su Ran untuk menjaganya.

Sesampainya dilokasi, An Ji langsung melompat ke arah Su Ran dan segera memasang kuda-kuda siap bertarung untuk mengalahkan kelima orang tak dikenalnya.

An Ji : "tuan puteri, maaf terlambat, namaku An Ji, diutus ayahmu untuk melindungimu"

Su Ran : "terimakasih sudah datang"

An Ji melirik kearah orang yang berbadan tinggi, sambil mengeluarkan energi dalam lalu melapisi pedang yang digunakan dengan energi dalam tersebut.

An Ji : "Fire Element > Flame"

An Ji adalah seorang prajurit kerajaan, tugas utamanya adalah menjaga kepala keluarga Su yaitu Su Wenzi, An Ji diterima menjadi prajurit kerajaan berkat bakatnya dalam seni berpedang dengan tingkatan junior tiga, dia memiliki elemen dasar api sejak lahir, walaupun An Ji tidak berbakat dalam dunia sihir akan tetapi elemen api nya sangat berguna dalam seni berpedangnya karena elemen api nya ada sejak lahir dan menjadi energi dalamnya saat ini.

Pedang An Ji berkobar dengan nyalanya api merah, segera mungkin An Ji maju kedepan lalu menyerang orang yang berbadan tinggi karena orang itu yang paling dekat dengan tempat An Ji berada.

Orang berbadan tinggi terlihat terkejut menatap pedang api itu dan melihat An Ji dengan cepatnya bergerak kearahnya, dia pun pasrah karena tidak bisa menghindari serangan An Ji.

An Ji : "Sword Skill > Double Flame Slash!!"

An Ji menebas orang berbadan tinggi dengan pedang api nya, disusul dengan tebasan keduanya, setiap tebasan tersebut membuat luka bakar di orang berbadan tinggi, dan karena luka bakar itu terasa sakit, orang berbadan tinggi pun tak kuat dan akhirnya kehilangan nyawanya.

Melihat An Ji memperlihatkan seni berpedangnya dengan membakar orang yang berbadan tinggi dengan pedang api hingga kehilangan nyawanya, seorang yang berotot kekar pun merencanakan strategi baru.

Setelah diperlihatkan kekuatan seni berpedang milik An Ji, Su Ran pun merasa yakin mereka berdua bisa pulang dengan selamat.

Seketika itu juga orang yang berotot kekar mendekati Su Ran dan menarik rambutnya sambil meletakkan pedang berkilau ke leher Su Ran.

Su Ran : "aaaa.."

Melihat Su Ran kesakitan, An Ji bergegas kembali ke arah Su Ran, namun orang berotot kekar berteriak kepadanya.

.....: "Jika kau ingin aku melepaskannya, jatuhkanlah pedang api milikmu itu"

An Ji : "..."

Merasa pasrah An Ji kemudian menjatuhkan pedang apinya ke tanah, api di pedangnya juga padam seketika setelah dijatuhkan.

Pedang yang jatuh tadi langsung diambil oleh orang gemuk yang ada dibelakang An Ji.

Orang yang berotot kekar akhirnya melepaskan Su Ran, Su Ran pun langsung berlari ke arah An Ji.

An Ji : "tuan puteri, pulanglah, aku akan menghadang mereka"

Su Ran : "..."

Terlihat Su Ran meneteskan air matanya lalu berlari ke wilayah sekitar kerajaan dan meninggalkan An Ji disana.

.....: "berani juga kau tadi melawan kami, rasakan ini"

Tiba-tiba An Ji dipukuli dan ditendangi oleh orang berotot dan dilanjut ketiga rekannya secara bergantian sampai mulutnya mengeluarkan darah, dipukul dan ditendang berkali-kali sampai An Ji tak sadarkan diri dan akhirnya nyawanya tiada karena kehabisan darah.

.....: "aku melepaskan wanita tadi untuk menangkapnya lagi, hei tugasmu kejarlah karena kau paling cepet diantara kita"

Orang berotot kekar memberi perintah kepada orang kurus karena dialah yang dirasa paling cepat dalam pengejaran.

.....: "siap bos"

Tanpa menunggu lama, orang kurus bergegas akan mengejar ke arah Su Ran, dia melompat ke dahan pohon terdekat dan melompat ke dahan lain.

---------------------------

Masih didalam hutan dengan pepohonan yang tidak terlalu lebat karena wilayah hutan ini merupakan sudah dibagian pinggir hutan

Terlihat seseorang wanita berambut hitam panjang, dan memakai gaun wanita putih dengan rok panjang, tanpa melihat kebelakang wanita ini sedang berlari cepat kedepan, dialah Su Ran.

Karena letihnya berlari terus, Su Ran pun berhenti sejenak setelah melihat didepannya ada sungai kecil, dan ingin menghilangkan dahaganya.

Selain menghilangkan dahaganya, Su Ran mengobati luka tebasan yang ada di lengan kanannya dengan obat oles yang ada di cincinnya.

Walaupun obat oles itu tidak menyembuhkan total, Su Ran berpikir untuk sementara ini agar tidak terjadi infeksi pada luka di lengannya itu.

Sementara itu dari belakang ada seseorang yang menarik rambut Su Ran lagi, orang itu langsung mencekik leher Su Ran.

Penglihatan Su Ran terlihat kabur, nafasnya terhambat, entah siapa yang mencekik lehernya, yang dia lihat hanya sosok laki-laki, Su Ran mulai bertanya meskipun patah-patah.

Su Ran : "ka..m..u si..a..p..a? a...pa sal..ah...ku p.a..da..m..u?"

Tak bisa bernafas, sampai tubuh Su Ran lemas, dan akhirnya tak bernyawa.

Air liur keluar dari mulut orang yang mencekik leher Su Ran.

.....: "hehe salahkan dirimu yang mempunyai tubuh bagus"

Saat itu juga orang kurus ini hendak mencium bibir Su Ran, akan tetapi mata Su Ran kembali terbuka, seketika itu juga disusul oleh tendangan bawah dari Su Ran yang diarahkan ke tempat antara kedua kaki orang kurus.

Orang kurus merasa kesakitan dan langsung memegangi tempat itu dengan kedua tangannya dan mengatakan sesuatu ke Su Ran.

.....: "kau.. kau.. kenapa kau hidup lagi, aku tadi mencekikmu sampai kau mati"

Tak mendengar adanya jawaban dari Su Ran, tiba-tiba Su Ran langsung memukul perut orang kurus itu, sampai tembus dan mendapatkan jantungnya lalu mengenggamnya dengan erat sampai pecah berkeping-keping.

Seketika itu juga nyawa orang kurus telah tiada.

---------------------------