Blitz tersenyum. Dia melirik ando.
"Sekarang waktunya bagi superstar untuk beraksi." Ucapnya.
"Dia mulai lagi ya." Ren.
"Sprint!!" Teriak blitz.
Lalu dengan sangat cepat dia dan chronis menuju ruangan kesehatan tanpa hambatan lalu blitz kembali lagi dalam dua detik.
"Cepat sekali." Kaget ando.
"Ohh tentu saja." Ucap blitz.
Lalu bunyi bell bergema.
"Yah baiklah ayo ke kelas semua." Ucap bobby.
"Sampai ketemu ya blitz, ando." Ucap ren.
Sementara ando mengangguk sambil mengacungkan jempol.
Blitz dan ando berjalan ke jelaa mereka sambil berbincang canda dan tawa. Beberapa saat kemudian chronis menyusul dengan micel.
"Hei chronis. Cepat sekali sembuhnya." Ucap ando.
"Ya. Ini biasa saja." Ucap chronis menjawab.
"Maaf mereporkanmu lagi." Ucapnya kepada blitz.
"Tidak apa-apa." Ucap blitz.
Mereka masuk ke kelas dan kelas dimulai beberapa saat kemudian.
SKIP
Ando dan yg lainnya beserta chronis ada di sebuah ruangan dengan beberapa cemilan yg tersedia disana. Ando memakan beberapa makanan disana.
"Jadi, peringkatmu berapa chronis?" Tanya abdo.
"Tentu saja bintang satu." Ucap chronis malas.
"Ya bintang satu hanya ditempati chronis sementara bintang empat hanya ditempati oleh jariyi." Ucap bobby menjelaskan.
"Woah aku paham." Ando.
"Oh iya kalau untuk senior abdi berapa?" Tanya ando.
"Dia bintang lima." Ucap ren.
"Woah, jadi, dia kebih kuat dari jariyi kah?" Ucap ando bertanya kebih banyak lagi.
"Kekuatan memang diukur dari jumlah bintang dan ruangan. Namun, dalam hal strategi bintang empat dan ruangan B adalah tempatnya." Ucao ren lagi.
"Walaupun abdi bintang lima namun, dia masih bisa dikalahkan." Ucap bobby.
"Apa maksudmu? Dia punya kelemahan." Tanya ando lagi.
"Ya. Kelemahanku adalah dengan menyerang dari belakang seperti pencurian celana dalam." Ucap abdi berpuitis.
"Apa tidak apa senior?" Ando.
Dibalas anggukkan dari abdi.
"Lalu dengan membunuh murid lain. Apa itu diperbolehkan?" Tanya ando lagi.
"Untuk bintang lima mereka diperbolehkan membunuh. Tapi bintang lain tidak boleh. Alasannya bintang lima itu minoritas kau tahu. Jadi, tidak mungkin mereka membunuh setiap hari." Ucap ren.
"Hmm." Andi.
"Apa yg kau pikirkan?" Tanya chronis.
"Jika kita membantu senior abdi membunuh jariyi. Itu tidak apa-apa kan?" Ucap ando bertanya.
"Apa?" Teriak chronis.
"Hm cukup menarik." Ucap ren.
"Itu tidak perlu kau tahu. Aku tidak apa-apa." Uca chronis meyakinkan.
"Hey. Aku ada saran yg bagus." Ucap blitz.
"Dengan kecepatan berpikirku yg sangat cepat berpikir dan terus mempercepat pikiranku." Blitz.
"Hehehe. Bagaiman kalau kita menghasut semua bintang lima untuk membantu kita membunuh jariyi demi chronis." Ucap blitz.
"Woah ide yg sangat bagus." Ucap ando.
Abdi mengangguk.
"Cukup menarik juga." Ucap ren.
"Yah tapi masalahnya. Keluarganya itu." Ucap bobby.
"Keluarganya akan sangat menganggu. Walau kita berhasil membunuhnya tidak ada jaminan kita akan terus hidup." Lanjut bobby.
Ando lalu berpikir lalu tersenyum.
"Bagaimana kalau kita tinju dia di depan umum?" Ucapnya.
"Maksudmu sparring kah?" Ucap chronis.
"Ide yg sangat bagus." Ucap bobby dan ren.
"Yaa ide bagus kawanku." Ucap abdi puitis.
Semuanya tertawa mendengarnya.
"Para bintang lima saat ini berjumlah lima orang termasuk abdi. Pertama Mange seorang pemabuk. Sering membunuh walau tidak terlalu. Powernya melemahkan tangan dan kaki musuhnya dalam jarak 10 meter." Ucap bobby.
"Wah kuat." Ando.
"Kedua adalah satiyi. Wanita gendut berkacamata yg hoby berdandan. Powernya adalah kekuatan yg sangat besar dan membesarkan diri serta kebal pada apapun yg menyerangnya." Ucap ren.
"Hm wanita yg ideal." Ucap blitz.
"Kau normalkan?" Ucap semuanya keoada blitz.
"Ketiga. Sultan. Powernya adalah menyerap apapun ke dalam mulutnya bisa diubah menjadi sesuatu yg tentunya akan sangat berbahaya." Ucap ren.
"Kekuatan yg aku impikan." Chronis.
"Oh begitu ya." Ando.
"Terakhir. Adalah brando. Powernya adalah dapat mengatur apapun lewat kata-katanya." Ucap bobby.
"Baiklah itulah para bintang lima yg akan kita hubungi dan minta bantuan." Ucap bobby.
"Pertanyaanya bagaimana cara kita mulainya?" Ucap chronis.
"Bagaimana kalau kita coba bicara pada mereka satu persatu secara pribadi?" Tanya blitz.
"Boleh saja tapi berhati-hatilah saat bicara pada satiyi. Dia agak sensitif tahu." Ucap bobby.
"Lalu bagaimana pembagiannya senior?" Tanya jariyi.
"Mungkin aku akan mulai pada brando dia nak yg baik tahu." Ucap bobby.
"Hey itu tidak adil." Ucap blitz tak terima.
"Aku akan coba berbicara pada sultan." Ucap chronis.
"Jadi, blitz kau pada siapa?" Tanya ren.
"Tentu saja Mange." Ucap blitz.
"Lalu siapa yg ingin bicara pada satiyi? Aku akan mengalihkan perhatian jariyi bersama dengan abdi." Ucap ren bertanya lagi.
Lalu semua orang melirik pada ando. Ando kaget dan takut. Bobby menepuk pundak ando.
"Semoga terap hidup." Bobby.
"Berjuanglah." Chronis.
"Jangan mati sebelum memilik pacar." Blitz.
"Hey kita dimasa depan bakalan perang jadi, mana mungkin memikirkan hal itu
" ucap ando marah.
"Yah baiklah. Aku akan berbicara dan merayu gadis itu." Ucap ando bergaya sok keren.