Sama Sekali Tidak Adil

Setelah hidangan makan malam selesai dimasak, kepala pelayan terus menunggu Tuan muda untuk turun ke lantai bawah.

Tetapi sampai jam sepuluh malam, dia tidak melihat siapa-siapa.

Kalau tidak makan lagi, Tuan muda bisa terkena penyakit lambung.

Dengan keputusasaan di dalam hatinya, akhirnya kepala pelayan naik ke lantai atas. Dia tak punya pilihan lain.

Begitu sampai di lantai atas, ternyata dia langsung melihat Tuan muda berdiri di depan pintu dengan linglung.

"Tuan muda, Anda kenapa?"

Mendengar suara kepala pelayan, Xue Feimo pun segera tersadar dari lamunannya.

Ekspresi wajahnya langsung kembali berubah menjadi acuh tak acuh seperti semula.

"Panggil Luo Tiantian dan bangunkan dia untuk makan malam!"

"Oh, baik." Kepala pelayan menatap tuan mudanya dengan bingung, namun dia tetap mengangguk menerima perintahnya.

Apakah dia baru saja terpesona?

Jelas-jelas dia melihat Tuan muda sedang menyeringai...

Kepala pelayan menggelengkan kepalanya, seolah berusaha mengusir kekacauan yang ada di pikirannya.

Kemudian dia mengetuk pintu kamar Tuan muda. 

Tok tok tok.

"Xue Feimo, pergi dari sini!"

Terdengar suara marah dari dalam kamar tersebut.

Kepala pelayan pun langsung tercengang. Badannya terasa kaku, dan dia memutar kepalanya.

Pintu lift samar-samar tertutup, dan hanya terlihat pakaian hitam yang samar.

Kepala pelayan meratap di dalam hatinya, "Tuan muda, Anda menjebakku lagi…"

Dia menundukkan kepala dan menyeka tangisannya yang tak berair mata dan berkata dengan suara yang bergetar, "Nona Luo, apakah Anda akan turun ke lantai bawah untuk makan?"

Kalau tidak, aku akan langsung pergi.

Setelah kepala pelayan melontarkan kata-katanya, kamar tidur itu menjadi sunyi.

Beberapa detik kemudian, terdengar suara lembut Luo Tiantian, "Paman kepala pelayan, aku akan ke sana secepatnya."

Meskipun terpisah oleh sebuah pintu, kepala pelayan bisa merasakan perasaannya.

"Eh, baik." Kepala pelayan cepat-cepat menjawabnya.

Pikirannya yang dari tadi sudah bingung kini menjadi semakin bingung.

"Apakah akhir-akhir ini aku terlalu santai sampai-sampai sering berhalusinasi seperti ini?"

Kepala pelayan menggelengkan kepala dan pergi.

Belum lama Xue Feimo tiba di ruang makan lantai bawah, piring hidangan lezat segera disajikan oleh para pelayannya.

Dia mengambil handuk hangat yang diberikan oleh pelayan dan membersihkan tangannya dengan anggun.

Seperti biasa, dia mengambil anggur merah yang ada di sampingnya dan langsung meminumnya.

Dia melihat ke arah meja yang penuh dengan piring dan mengerutkan bibirnya.

Tampak acuh...

Perutnya sangat lapar dan kosong.

Tetapi, saat melihat meja yang penuh dengan piring, Xue Feimo malah tidak memiliki nafsu makan sama sekali.

Kepala pelayan keluar dari lift dan sekilas melihat gelas anggur kosong di sebelah kanan Tuan muda.

"Tuan muda, makanlah sedikit! Ikan saury Yangtze ini adalah…"

Kepala pelayan berusaha keras untuk membujuk dan memuji setiap hidangan yang terjadi di meja makan.

Sayangnya, bahkan sampai mulut kepala pelayan kering karena terus mengoceh, Xue Feimo tidak mendengarkannya.

Namun, dia diam-diam mengambil botol anggur merah dan mengisi gelasnya lagi.

Satu tuan dan satu pelayan. Yang satu mengoceh tanpa henti, sedangkan yang satunya lagi merasa terisolasi dari dunia. 

Semuanya tidak menyadari kehadiran Luo Tiantian.

Sampai...

"Paman, Anda salah~"

Suaranya yang ringan itu seolah menghancurkan suasana yang aneh di ruang makan ini. 

Kepala pelayan dan Xue Feimo pun sama-sama melihat Luo Tiantian.

Mata salah satu orang itu tampak bersinar, sedangkan yang satunya tidak terlalu jelas. 

"Paman?" Xue Feimo mengangkat alisnya.

Pelayan itu melangkah maju dan menarik sebuah kursi makan, lalu Luo Tiantian duduk di sana.

Seolah-olah tidak mendengar kata-kata Xue Feimo, Luo Tiantian kembali berkata pada dirinya sendiri, "Paman, aku sudah memeriksanya.

Ikan saury Yangtze yang termahal dalam sejarah memiliki berat sekitar 6,5 tael (salah satu jenis satuan berat, yang nilainya sekitar 37,8 gram) dan dijual seharga 59.000.

Karena tidak dibesarkan di penangkaran, sekarang ikan jenis itu semakin punah.

Jadi, jika Anda menagih satu juta, Anda sama sekali tidak dirugikan."

Luo Tiantian berbicara sambil mengeluarkan duri ikan dengan hati-hati, kemudian memasukkannya ke dalam mangkuk Xue Feimo.

"..." Xue Feimo menaikkan alisnya, melihat daging ikan yang ada di mangkuknya dan berkata sambil tersenyum, "Yah, ternyata kau tidak bodoh juga."

Tubuh Luo Tiantian menegang, dan kilatan amarah melintas di matanya dengan cepat.

"Paman, makanlah lebih banyak, aku akan membantumu mengambil durinya."