Nampak seorang gadis tengah menatap malas ke arah lapangan basket sambil menyeruput minuman jus jeruk dengan bentuk kotak. Tatapan datar itu ia arahkan ke cowok-cowok yang dengan lihainya memasukan bola basket ke dalam ring.
Sorakan ramai terdengar dari arah penonton yang sebagian berjenis kelamin perempuan, mereka semua bersorak ria kala seorang cowok yang notabane nya mostwanted boy sekolahan tersebut mencetak gol.
Lentera Victoria Hing School, nama sekolah tersebut. Sekolah dimana para orang kaya berkumpul, dan jangan lupakan berbagai tindakan bully yang merajelela.
Walaupun begitu, sekolahan tersebut masih masuk kedalaman list sekolah idaman.
Nasya Auberia Alloted biasa dipanggil Nasya. Sosok gadis yang sedari tadi menatap malas perkumpulan cogan didepannya, gadis itu memang tak mempunyai satu teman sedikitpun karena kejadian dulu.
Kejadian dimana Nasya dipaksa para geng nakal tuk bergabung dengan geng tersebut namun Nasya menolak, gadis datar nan pemberani tersebut tak suka bila ikutan geng seperti itu. Dirinya memilih untuk hidup sendiri.
Nasya bukan golongan geng pembully namun juga bukan gadis yang suka terbully. Jika diibaratkan dia adalah pihak netral. Sebisa mungkin gadis itu menghindari pembullyan, dan juga tak berniat menolong orang yang terbully.
Nasya kira jika bersekolah disini ia akan mendapatkan banyak teman namun malah sebaliknya. Gadis itu benar-benar terkejut saat meyaksikan pemandangan bully dimana-mana serta para teman sekelasnya yang berlomba-lomba menjadi babu hanya untuk masuk dalam geng tak jelas.
Pluit tanda pertandingan berakhir berbunyi nyaring. Nasya memutar matanya, melempar kotak jus jeruk itu hingga masuk kedalam ring. Membalikan badannya lalu mulai melangkahkan kakinya tuk pergi dari sana dengan santainya.
♡♡♡
Dewa tersenyum, manik mata hitam legamnya menatap kotak jus jeruk yang jatuh dari atas. Matanya melirik dengan sorot keji seperti psycho yang menemukan mainan baru. Kepalanya ia miringkan dengan mata berkilat. Manisnya... ia tak pernah melihat sosok gadis semanis itu walau tak menunjukkan eksperisi wajah sedikitpun. Sorot mata malas yang menghiasi wajah itu benar-benar membuatnya tertarik dibandingkan menyaksikan puluhan vidio pembunuhan.
Nasya, gadis datar nan pemberani yang berhasil menarik seorang mostwanted sekolahan Lentera Victoria hanya dengan menatap wajahnya saja. Dewa benar-benar tak bisa menghilangkan wajah gadis itu dari otaknya.
Sudah lama Dewa bertekad untuk menjadikan Nasya miliknya, hanya miliknya saja!
Dewa meninggalkan lapangan, tampak tidak peduli dengan beragam sorot mata yang menatapnya bingung. Lagi pula siapa yang akan menegurnya? Hanya orang-orang berani mati yang mau mencoba hal itu.
Dewa Kenrick Maxillem, sang pembully terkejam. Lelaki itu tak memandang bulu sedikit pun, entah itu cowok atau cewek bahkan guru saja ia jadikan babunya. Dewa tak akan melepaskan begitu saja sang korban yang berani mengusiknya. Dia mendapat julukan the King of bullying atau bisa disebut Raja bully.
Tak ada yang mau mengusik Dewa kecuali para geng-geng nakal yang ingin dijadikan pacar berikutnya oleh lelaki itu.
Meskipun begitu, Dewa masih menjadi favorit para gadis-gadis karena ketampanannya. Jadi jangan heran bila Dewa mendapatkan juara paling banyak mengoleksi mantan.
"Mau kemana lo, Ja?" Ian bertanya sambil membuka tutup air putih yang ia ambil paksa dari sekumpulan cewek-cewek genit. Dia adalah salah satu komplotan Dewa.
Lihat! Bahkan temannya saja memanggilnya dengan sebutan 'Raja'
"Main." Ian terkekeh melihat senyuman mengerikan itu.
Sudah dua tahun Ian menjalin hubungan teman dengan Dewa, hingga membuat lelaki itu tau betul apa yang akan dilakukan Dewa.
"Ian! Raja mana?" Tanya seorang gadis dengan gaya yang sebelas dua belas dengan cabe.
Ian nampak meremukkan botol minumnya saat dirasa minumannya tadi tandas. Tatapan meremeh Ian lontarkan kepada gadis didepannya ini, "Bi*ch." Ucap Ian lalu pergi dari sana, meninggalkan gadis itu yang mendengkus sebal.
Langkah ringan dengan siulan kecil terlontar dari bibir seorang pemuda yang kini tengah berjalan menuju uks. Senyuman lelaki itu mengambang kala melihat sang pujaan hatinya memejamkan matanya diatas kasur.
"Sayang~ bangun." Dewa terkekeh kala melihat gadisnya bangun seketika dengan raut wajah bingung. Tak ada raut wajah ketakutan yang sering ia lihat dari kebanyakan orang yang ia temui, "Ekspresi kamu itu gak sopan loh."
Nasya nampak bersikap acuh tak acuh seraya melipatkan kedua tangannya didepan dada, "Mau apa lo, Wa? Bully gue?" Nasya tertawa hambar.
Dewa tersenyum lebar, "Gak salah Bibi Aurel melahirkan kamu." Tangan Dewa terulur untuk mengelus surai kecoklatan milik Nasya namun langsung ditepis oleh gadis itu membuat Dewa terkekeh.
Memang benar-benar gadisnya sangat unik~
"Kalau lo kesini niatnya cuman bully gue mending lo pergi! inget, gue bukan gadis lemah!" Teriak nyaring Nasya.
Niat gadis itu ke uks hanya sekedar melepas penat sebentar tapi malah bertemu pria yang sangat ia benci, dan sayangnya pria itu malah sahabatnya sendiri.
Dewa semakin tersenyum lebar, "Jadi pacar Dewa mau nggak?"