WebNovelDuka Lara57.14%

Teman Baik

Ini adalah hari pertama di mana Lara dan Limas sekolah. Berbeda sekolah, Lara ditempatkan di sekolah elit kalangan orang kaya sedangkan Limas di sekolah negeri biasa. Limas harus beradaptasi dengan kehidupan di sekolahnya yang kadang dirinya selalu dihina oleh temannya karena kaki pincang bahkan satu waktu ketika ditanya akan bercita-cita apa, Limas menjawab akan bercita-cita menjadi polwan tapi semua orang tertawa, mana mungkin orang seperti Limas menjadi polwan apalagi mempunyai kekurangan fisik dengan kaki yang cacat kata salah satu temannya.

Padahal suatu kemustahilan bagi hamba-nya tapi tidak ada yang mustahil bagi Allah, maka dari itu berdoalah sesuatu yang mustahil karena menurut Allah tidak ada yang mustahil untuk mengabulkan doa hamba-nya.

"Tidak boleh seperti itu ya yang namanya cita-cita memang harus tinggi kita tidak akan tahu bagaimana kedepannya takdir seseorang maka dari itu hargai setiap cita-cita oke!" kata gurunya dengan lembut membuat Limas kembali bersemangat.

Limas duduk dengan Syakira anak seorang TNI yang lebih memilih masuk sekolah negeri biasa, Syakira berambut panjang ia cantik dan dia sangat baik kepada Limas.

"Kamu kenapa tidak lebih memilih masuk sekolah elit saja Kir?" tanya Limas pada Syakira yang kini sedang memakan bekalnya.

"Orang-orang di sekolah elit itu menurutku mereka tidak punya teman yang benar-benar teman karena pertemanannya hanya dibatasi dengan harta saja," jelas Syakira.

Mendengar perkataan Syakira Limas sangat senang karena dapat di pertemukan dengan seseorang yang begitu baik kepadanya tidak memandang harta sebagai syarat pertemanan.

"Aku jadi ingat waktu itu. Aku mau cerita ya! waktu aku umur 5 tahun aku datang ke ulang tahun Abella, dan ada salah satu temannya yang mengajak aku gabung menikmati pesta tapi di sana aku malah dihina katanya kakiku cacat dan aku anak gelandangan."

Syakira memberhentikan makanya lalu dia memandang wajah Limas dan memeluknya dengan erat sedari berbicara di sudut kupingnya, "Kamu jangan sedih ya kamu tidak sendiri, ada aku Insya Allah aku akan selalu menemani kamu." Mendengar perkataan dari Syakira Limas pun langsung mengeratkan pelukannya.

"Kita akan jadi sahabat." Syakira memberikan jari kelingkingnya kepada Limas.

"Terima kasih ya Syakira kamu mau jadi teman aku."

"Iya sama-sama aku juga berterima kasih kepada kamu, kamu udah mau jadi teman aku tanpa melihat hartaku."

Di sana di sekolah elit tepatnya Lara sedang bersekolah, hari pertama sama seperti di sekolah negeri biasa perkenalan nama, cita-cita dan hobi. Saat bagian Lara perkenalan Lara mengatakan bahwa dia tidak punya cita-cita apapun dia hanya ingin berkeliling dunia tapi semua temannya mentertawakan. Karena menurut teman-temannya Lara itu tidak punya pikiran, sebab pikiran yang pintar dan jenius berkeliling dunia adalah suatu kewajiban bukan cita-cita. Padahal lebih tepatnya itu adalah pikiran orang kaya.

"Kalian tidak boleh seperti itu! cita-cita Lara itu bagus menjelajahi dunia dan bisa dapat banyak pengalaman begitupun ilmu,bisa menambah silaturahmi dengan warga negara asing juga." Gurunya dengan tegas menjelaskan kepada semua murid yang menertawakan Lara.

Lara satu bangku dengan Eris seorang anak pejabat yang hobinya pamer harta padahal umurnya masih kecil baru 6 tahun.

"Lara kamu ini aneh ya kok cita-cita kamu kayak gitu!"

"Emang cita-cita kamu seperti apa?" Tanya balik Lara pada Eris.

"Aku ingin punya perusahaan banyak terus aku ingin punya uang banyak," jawab Eris.

"Itu terserah kamu! cita-cita kamu ya kamu, cita-cita aku ya aku, kamu tidak usah menggubris cita-cita aku," kata Lara dengan tegas.

"Aku kan hanya bilang saja!"Eris mendengkus sebal lalu dia memberi batas pada bangku dengan buku.

"Karena kamu enggak punya otak menurut aku! kamu jangan melewati batas ini!!"kata Eris menunjuk ke arah pembatas itu.

Lara menempelkan pipinya ke bangku dan menutup wajahnya dengan tangan, menurutnya ini hari yang sangat menyebalkan karena seharusnya ini menjadi hari membahagiakan bagi seorang anak seusianya yang baru bersekolah mempunyai teman-teman baru.

Jam istirahat Lara tidak pergi ke kantin, berbeda dengan teman-teman di sekolahan elit itu semua beristirahat di kantin. Hanya Lara yang beristirahat di kelas memakan sandwich bikinan Bunda, makanan ini adalah makanan kesukaan Lara yang menurutnya makanan paling enak.

Dua orang temannya membuka pintu kelas dan berkata pada Lara. "Kamu tidak punya uang ya istirahat kok di kelas sih," hina temannya dengan melempar tutup bekal Lara.

Mereka berdua tertawa lepas.

Sebenarnya Lara bukan tidak punya uang hanya saja ia tidak mau mengikuti orang lain yang menghabiskan uang orang tuanya demi untuk bergaya, Lara memang anak kecil tapi pikirannya sangat dewasa dan dia tidak seperti kawan-kawannya yang lain.

Lara menundukkan kepala dia menahan tangis dengan menggigit bibir bawah. Eris teman sebangkunya Lara pun datang.

"Erika kamu jangan seperti itu dia temanku sana kamu pergi!" Bentak Eris.

Lara tersenyum kembali meski Eris mengatakan Lara tidak punya otak tapi Eris mau menolongnya.

"Terima kasih ya Eris!"

"Iya Ra maafin aku juga ya, kamu boleh kok melewati batas ini maafin aku ya!" Eris memeluk Lara begitupun Lara memeluk Eris.

Sekarang Eris dan Lara ada di kelas, mereka istirahat bersama memakan bekal yang mereka bawa.

"Ternyata kamu bawa bekal juga," ucap Lara.

"Iya aku bawa bekal kata ibuku jangan jajan di

luar karena itu gak sehat," jawab Eris.

"Iya kata bundaku juga sama seperti itu besok kita bawa bekal lagi aja ya kita makan bersama di kelas supaya uang yang orang tua kita berikan disimpan saja," saran Lara yang disetujui oleh Eris.

Istirahat di sekolah elite itu lebih lama sekitar 1 jam setengah, dan saat pulang sekolah semua siswa harus kumpul diwajibkan untuk memilih ekstrakurikuler.

"Anak-anak nanti kita habis pulang sekolah kumpul ya! akan ada pemilihan ekstrakurikuler dan itu wajib bagi setiap siswa supaya nanti kita punya pengalaman jika masuk sekolah yang lebih tinggi."Guru di depan papan tulis menjelaskan.

"Oke ibu!"jawab serempak anak-anak yang ada di kelas 1 sekolahan elit.

Berbeda dengan sekolah negeri mungkin hanya ada kegiatan pramuka di hari Sabtu berhubung sekolah itu juga baru dibangun jadi tidak ada kegiatan yang lain. Limas masuk ke sekolah ini gratis lewat jalur keterangan tidak mampu sebenarnya bisa saja Dion membantu Limas untuk memasukkannya ke sekolah elit tapi Laras melarang, tidak mau kalau Limas satu sekolah dengan Lara anak kesayangannya.

Syakira yang menjadi teman baik Limas menunggu Limas pulang dan mengantarkannya naik mobil, mempermudah Limas jadi tidak harus berjalan kaki.

"Nanti kalau ada waktu kita main yuk kamu main ke rumah aku ya! soalnya papa mama aku jarang ada di rumah," ucap Syakira pada Limas.