part 4

Ouryne tertegun melihat isi kotak itu, sebuah kalungberliontin berlian berebntuk hati berwarna biru, dan juga cincin yang memiliki permata berbentuk sama dengan liontin kalungnya, keduanya memiliki ukiran huruf 'O' yang terlihat samar.

"Indah," gumam Ouryne tanpa sadar.

Ouryne kemudian mengambil kertas yang ada di samping kedua benda itu, di kertas itu hanya ada Namanya, dan tanpa pikir Panjang, Ouryne langsung memakai kalung dan cincin itu.

"Cocok bangert Ryne," puji Aera.

Aera lalu menunjukkan kalung yang diterimanya kepada Ouryne.

"Aku juga dapat kalung," kata Aera memberi tahu.

Ouryne mengamati kalung itu lalu tanpa sadar ia jadi memakaikannya pada Aera, dan tanpa mereka duga, sebuah cahaya muncul dari tangan Ouryne dan menyelimuti tubuh mereka berdua. Setelah cahaya itu redup, kalung Aera tampak sedikit berbeda karena ukiran hurufnya menjadi sedikit lebih jjelas dan warna kalungnya jadi bergradasi.

"Woah, keren banget!" seru mereka serempak.

Ouryne dan Aera kemudian saling tatap lalu tertawa bersama, mereka merasa lucu dengan kejadian yang baru saja menimpa mereka. Padahal awalnya mereka hanya sekolah seperti hari-hari biasa, tapi mereka malah berakhir di dunia yang katanya tempat mereka diahirkan ini.

"sudahlah, lebih baik kita istirahat saja," usul Aera.

"Kau tidurlah dulu, aku akan belajar sebentar," sahur Ouryne sebelum mengambil tabletnya dan berbaring di kasurnya, ia ingin belajar sambal tiduran sekali-kali.

Aera menggeleng pelan, gadis itu akhirnya memilih berbaring di kasurnya lalu mematikan lampu tidur yang terletak di atas nakas di samping tempat tidurnya, setelah seblumnya mematikan lampu kamar dan menyuruh Ouryne menggunakan lampu tidur saja. Pada akhirnya, Ouryne membaca dan Aera tertidur.

*

Ouryne menguap kecil sambal memakai sepatu yang di jadwalkan, gadis itu kemudian keluar kamar Bersama Aera dan mendapati keempat teman se asrama mereka sedang menunggu di ruang tengah.

"Selamat pagi," sapa Ouryne sebelum akhirnya menjatuhkan dirinya di sofa kosong di sebelah Stella.

Ouryne menatap Stella sekilas lalu menjatuhkan kepalanya di pangkuan Stella. Tindakan itu kontan saja membuat Stella terkejut dan bingung, gadis itu kemudian menatap Aera yang sedang menatap Ouryne sambal tersenyum geli.

"Dia semalam belajar sampai tengah malam kayaknya, jadi dia pasti masih sangat mengantuk," kata Aera menjelaskan.

"Dia sering begini?" tanya Flora penasaran.

"Yah, setiap awal tahun ajara baru dia selalu seperti itu," jawab Aera seadanya.

"Dia sangat berantusias ya," komentar Vella.

"Dia memang seperti itu dari kecil," balas Aera.

Aera kemudian mendekat ke arah Ouryne dan menarik tangan gadis itu, "ayo cepat bangun dan sarapan, kau tentu tidak mau telat di hari pertamamu bersekolah kan?" tanya Aera.

Ouryne langsung membuka matanya dan duduk, "hah baiklah, kamu selalu tau bagaimana cara membangunkanku," kata Ouryne.

Flora, Stella, Vella, dan Lucy tertawa melihat interaksi kedua gadis itu.

"Kalian mau makan di cafeteria atau di sini saja?" tanya Ouryne.

"Karena ini hari pertama kalian, akan lebih baik jika kita semua makan di kamar," jawab Vella di setujui oleh semua orang.

Setelah berunding, mereka akhirnya memutuskan bahwa yang memasak hari ini adalah Vella dan Flora. Setelah menunggu selama lima belas menit, sarapan akhirnya siap dan meeka mulai sarapan sambil berbincang ringan.

"Ngomong-ngomong kalian ada di kelas mana?" tanya Ouryne memulai percakapan.

"Kami semua di kelas junior 1, bagaimana dengan kalian?" jawab Stella di akhiri dengan pertanyaan.

"Kita juga di kelas yang sama dengan kalian," balas Aera.

Ouryne enatap mereka sejenak, "ngomong-ngomong, kalian semua ternyata adalah putri ya," kata Ouryne.

Aera melotot terkejut, "serius?" tanya Aera tak santai.

"yah, makanya belajar yang rajin, jangan hanya mengandalkanku sja," alih-alih menjawab Ouryne justru menyindir sahabatnya dengan keras.

"Berhenti menyindirku!" seru Aera tak terima.

Ouryne menghela nafas pelan, "Vella Oceana adalah anak kedua sekaligus putri tunggal dari king Neptune dan Queen Neptuna dari Oceana kingdom, kakaknya yang bernama Verro merupakan putra pertama sekaligus pewaris tahta, lelaki itu juga masih sekolah disini, dia adalah senior kita." Jelas Ouryne sambil menunjuk Vella.

Vella sedikit terkejut menyadari bahwa Ouryne bisa mendapat informasi sedetail itu dalam semalam.

Ouryne kemudian beralih menunjuk Flora, "Flora Darelyn, anak kedua sekaligus putri tunggal dari king Deroline dan queen Derolina. Kakaknya yang juga seorang pewaris takhta bernama Zero, dia juga masih bersekolah disini dan dia sekelas dengan Verro," Ouryne kembali menjelaskan.

Flora mengangguk membenarkan penjelasan Ouryne.

"Stella Diamod, putri tunggal king Henry dan queen Naveen, kakaknya yang merupakan pewaris takhta juga masih bersekolah disini, satu kelas dengan Verro dan Zero, Namanya adalah Aaron." Kali ini Ouryne mengarahkan telunjuknya kepada Stella.

"Dan yang terakhir, Lucyana Agler, putri tunggal dari alpha Agler dan luna Melisya. Kakaknya yang merupakan calon alpha selanjutnya bernama Edmond, sama seperti yang lainnya dia juga masih sekolah disini dan sekelas dengan pangeran-pangeran lain.

"Tunggu, barusan kamu bilang alpha kan?" tanya Aera memastikan.

"ya," jawab Ouryne singkat.

"Kalau begitu Lucyana adalah seorang werewolf?" seru Aera sembari menatap sang pemilik nama.

"Ee ... Ya," jawab Lucyana ragu-ragu.

"Astaga, astaga, astaga ... Aku bertemu dengan werewolf asli, ini sangat luar biasa!" pekik Aera semangat.

Ouryne hanya tersenyum geli melihat tingkah absurd sahabatnya itu.

"Kalau begitu ada kerajaan apa saja di sini?" tanya Aera lagi.

"Oceana kingdom, yang merupakan kerajaan mermaid. Diamond kingdom, kerajaan peri. Darolyn kindom, kerajaan penyihir. Crystal kingdom, kerajaan angel, Murviro kingdom, kerajaan vampire. Lalu ada red eclipse moon pack yang di pimpin oleh alpha Agler, The Forest kingdom, kerajaan para elf Dan yang terakhir Black shadow yang merupakan musuh kita semua, kerajaan demon." Jawab Ouryne rinci.

Flora, Vella, Stella, dan Lucyana tercengang mendengar penjelasan rinci dari Ouryne.

"Kamu tau semua itu hanya dalam semalam?" tanya Flora takjub.

Ouryne hanya mengangguk sambil tersenyum malu. Percakapan mereka terhenti karena alarm berbunyi tanda bahwa lima menit lagi kelas akan segera dimulai, mereka semua akhirnya berteleport dengan alat yang sudah di sediakan di kamar mereka menuju ke kelas junior 1.

Sesampainya di kelas, Ouryne dan Aera memutuskan untuk duduk di sebelah Vella, karena system kelas yang membuat tempat duduk jadi seperti tempat duduk penonton di stadium sepak bola, dan mereka duduk di bagian belakang, jadi meja guru terlihat jelas dari sana.

Menurut yang Ouryne baca system kelas disini tidak seperti di bumi, jika di bumi masih menggunakan papan tulis atau proyektor, di sini sudah menggunakan hologram yang bahkan bisa di sentuh, jadi mereka tidak perlu khawatir tulisannya terlalu kecil ataupun pencahayaan yang mengganggu.

Bel kembali berbunyi dan seorang guru muncul di samping meja guru, guru itu adalah wanita nyentrik yang bergaya gotik, rambut merahnya sangat mencolok, dan wajah cerianya membuat Ouryne dan Aera sedikit tenang.

"Selamat pagi anak-anak."