Semua atensi kini tertuju pada Aera, termasuk para pangeran yang tadi menahan tawa juga langsung terdiam.
“Apa maksudmu?” tanya Ouryne tak mengerti.
“Kakak, mama, dan papa merasa seakan aku tidak pernah ada, jadi kenangan indah yang selama ini kita ukir Bersama juga menghilang dari ingatan mereka, sedangkan aku tetap hidup dengan semua ingatan itu. Aku tidak bisa menerima ini Ryne,” ungkap Aera.
“Aera, you’re being so selfish. Kamu gak bisa membiarkan mereka mengingatmu sedangkan mereka tidak bisa menemuimu lagi, mau itu kamu di anggap hilang atau mati, mereka akan sangat sedih. Bahkan bisa saja mereka tidak mampu bangkit dari keterpurukan mengingat kamuu adalah anak emas.” Balas Ouryne tegas.
“Aku sangat menyayangi mereka Ryne, mereka itu adalah orang-orang yang merawatku saat keluargaku bahkan tidak bisa melakukannya. Aku masih bisa mengerti ketika mereka bilang aku di lempar ke bumi untuk alasan keamanan, tapi aku tidak bisa menerima kenyataan ini,” kekeh Aera.