10. Hari Pertama Puasa Ramadhan & Idul Fitri Di Negri Orang (Prancis)

Prancis 

Di apartemen no 27, 

Di dapur.. 

"Tuan mami sedang apa?", tanya Paijo.

"Masak untuk sahur suami ku, jo.." 

(Masak untuk sahur suami ku, jo..), jawab Titah.

"Oh, mboten kudu tuan mami" 

(Oh, tidak perlu tuan mami), kata Paijo.

"Loh kenapa?", tanya Titah.

"Kan ono kulo lan Purnomo tuan mami, tuan mami mboten kudu masak" 

(Kan ada saya dan Purnomo tuan mami, tuan mami tidak perlu masak), jawab Paijo.

"Oh maksudnya panjenengan sing gelem masak jo?" 

(Oh maksudnya kamu yang mau masak jo?), tanya Titah lagi.

"Inggih, pareng?" 

(Iya, boleh?), tanya Paijo.

"Pareng, mangga.." 

(Boleh, silahkan..), jawab Titah.

"Oke, tuan mami masak opo?" 

(Oke, tuan mami masak apa?), tanya Paijo lagi.

"Nasi goreng wae jo podo telur meripat sapi setengah matang" 

(Nasi goreng saja jo sama telur mata sapi setengah matang), jawab Titah.

"Oh sing tresna tuan mami nggawe nggih wayah neng indonesia?" 

(Oh yang suka tuan mami buat ya waktu di Indonesia?), tanya Paijo lagi.

"Nggih jo.." 

(Ya jo..), jawab Titah.

"Nasi goreng jerawat pecah ta?" 

(Nasi goreng jerawat pecah kan?), tanya Paijo lagi.

"Nggih jo.." 

(Ya jo..), jawab Titah lagi.

"Assalamu'alaikum", Purnomo memberikan salam pada Titah dan Paijo.

"Wa'alaikumussalam", Titah dan Paijo menjawab salam dari Purnomo.

"Cah ayu.." 

(Anak cantik..)

"Nggih" 

(Ya), jawab Titah.

"Sampun siap sahur?" 

(Sudah siap sahur?), tanya Purnomo.

"Sampun nanging mas kamil durung tangi" 

(Sudah tapi mas Kamil belum bangun), jawab Titah.

"Oh, nggih sampun cah ayu bangunkan wae biar kulo sing lanjutkan bebenah neng meja mangan" 

(Oh, ya sudah anak cantik bangunkan saja biar saya yang lanjutkan bebenah di meja makan), kata Purnomo.

"Oh nggih, assalamu'alaikum" 

(Oh ya, assalamu'alaikum), seru Titah dan Titah memberikan salam pada Paijo dan Purnomo.

"Wa'alaikumussalam", Paijo dan Purnomo menjawab salam dari Titah.

Di kamar Titah dan Kamil..

"Atos jam dua, pamajikan abdi manten?" 

(Sudah jam dua, istri ku mana?), tanya Kamil.

"Mas.." 

"Iya, kamu darimana saja sih sayang?", tanya Kamil lagi.

"Menyiapkan sahur mas, di temani Paijo dan Purnomo, mas..", jawab Titah.

"Iya sayang", seru Kamil.

"Sahur dulu yuk..", ajak Titah.

"Yuk..", sambung Kamil.

Indonesia - Jakarta 

Di rumah Ayah, 

Di Meja makan.. 

"Mah.." 

"Iya yah..", jawab mama.

"Kenapa tidak di makan?", tanya ayah.

"Mama kangen Kamil, yah..", jawab mama.

"Ayah juga mah, kan bisa video call kenapa tidak mama coba saja video call Kamil atau Titah..", kata ayah.

"Oh iya", sambung Titah.

Percakapan Mama dan Kamil lewat Video call. 

"Assalamu'alaikum", mama memberikan salam pada Kamil.

"Wa'alaikumussalam", Kamil menjawab salam dari mama.

"Apa kabar mil?", tanya mama.

"Alhamdulillah baik mah..", jawab Kamil.

"Titah bagaimana kabarnya?", tanya mama lagi.

"Alhamdulillah baik juga mah..", jawab Kamil lagi.

"Titah masih tidur ya?", tanya mama lagi.

"Enggak mah, nih..", jawab Kamil lagi.

"Tah.." 

"Iya, siapa mas?", tanya Titah.

"Mama, sayang..", jawab Kamil lagi.

"Oh..", seru Titah.

"Kandungan mu sudah berapa bulan?", tanya mama lagi.

"Sudah memasuki usia yang ke enam bulan mah", jawab Kamil lagi.

"Oh atos di USG tacan?" 

(Oh sudah di USG belum?), tanya mama lagi.

"Tacan mah.." 

(Belum mah..), jawab Kamil lagi.

"Oh..", seru mama.

"Di ditu jam sabaraha mil?" 

(Di sana jam berapa mil?), tanya ayah.

"Setengah tilu janari yah, di ditu jam sabaraha yah?" 

(Setengah tiga pagi ya, di sana jam berapa yah?), tanya Kamil juga setelah menjawab pertanyaan dari ayah nya.

"Jam delapan mas..", jawab Titah mewakili ayah mertuanya.

"Betul, masa kalah sarua Titah da, matematika mu kumaha" 

(Betul, masa kalah sama Titah sih, matematika mu gimana), kata mama.

"Hehe..", Kamil tertawa.

"Mah, ulah samakan jurusan Kamil sareng Titah atuh, Titah kuliah ngambil jurusan naon, Kamil kuliah ngambil jurusan naon" 

(Mah, jangan samakan jurusan Kamil dengan Titah dong, Titah kuliah ngambil jurusan apa, Kamil kuliah ngambil jurusan apa), keluh Kamil.

"Hehe..", mama tertawa.

"Oh waktu na sahur nya?" 

(Oh waktu nya sahur ya?), tanya ayah.

"Muhun yah.." 

(Iya yah..), jawab Titah dan Kamil.

"Nya atos lanjutkan sahur nya satacan imsak" 

(Ya sudah lanjutkan sahur ya sebelum Imsak), kata mama lagi.

"Muhun mah.." 

(Iya mah..), seru Kamil dan Titah.

"Assalamu'alaikum", mama dan ayah memberikan salam pada Kamil dan Titah.

"Wa'alaikumussalam", Titah dan Kamil menjawab salam dari Kamil dan Titah.

Tepat pukul delapan pagi aku dan Titah berangkat kuliah bersama menggunakan angkutan umum.

Prancis 

Kampus ESSEC Bussiness School, 

Di ruang 117 

"Mas.." 

"Iya sayang", jawab Kamil.

"Titah masuk ke kelas dulu ya", kata Titah.

"Iya sayang, aku juga mau masuk ke kelas juga, di sebelah kelas kamu", sambung Kamil.

"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada Kamil.

"Wa'alaikumsalam sayang", Kamil menjawab salam dari Titah.

Di ruang 118 

"Good morning children" 

(Selamat pagi Anak-anak), dosen memberikan salam.

"Good morning" 

(Selamat pagi), semua mahasiswa menjawab salam.

"Okay, today we just get acquainted only and please inform your names each, understand?" 

(Oke, hari ini kita hanya berkenalan saja dan silahkan kenalkan nama kalian masing-masing, mengerti?), tanya dosen.

"Understand" 

(Mengerti), jawab semua mahasiswa.

"Well starting from me, my name is Dina and you can call me Mrs. Dina, then next from the front right, and okay start" 

(Baik mulai dari saya, nama saya adalah Dina dan kalian bisa memanggil saya nyonya Dina, lalu selanjutnya dari depan sebelah kanan, dan oke mulai), kata dosen.

"Okay Mrs. Dina" 

(Oke nyonya Dina), sambung semua mahasiswa.

Di luar ruangan 117 

"Dia ngapain di sana, di depan ruangan ini?", tanya Bagus dalam hati.

"Gus.." 

"Iya gas", jawab Bagus.

"Ngapain?", tanya Bagas.

"Gak, sudah yuk pulang", jawab Bagus.

Setelah kuliah selesai aku menemani Titah belanja ke pasar dekat dengan apartemen.

Oh ya hampir saja lupa kalau aku dan Titah besok pisah untuk di dalam kampus, karena beda jurusan dan dia S1 sedangkan saya S2.

Dan hanya hari pertama saja kami bersama tetapi masih satu kampus.

Di luar kampus ESSEC Bussiness School.. 

"Kamu tunggu di sini dulu ya sayang, saya mau ambil mobil dulu", kata Kamil.

"Iya mas, Titah gak kemana-mana kok", sambung Titah.

"Dede temani umi di sini dulu ya abi mau ambil mobil dulu dan jagain umi ya", Kamil mengelus-elus perut Titah dan berbicara pada anak yang di kandung Titah. 

"Iya abi, dede jagain umi nya, cepat ambil mobilnya ya abi", sambung Titah yang meminta Kamil untuk segera kembali. 

"Oke..", seru Kamil. 

"Itu seperti Titah, keponakan dari pak kyai Abdullah, benar gak ya, coba tegur saja deh, oh ya lupa, Gas..", kata Bagus yang memanggil Bagas, saudara kembarnya.

"Ya gus, kenapa?", tanya Bagas.

"Kamu saja yang ambil mobilnya ya", jawab Bagus.

"Iya gus..", seru Bagas.

"Assalamu'alaikum", Bagus memberikan salam pada Titah.

"Wa'alaikumussalam", Titah menjawab salam dari Bagus.

"Kamu Titah ya, keponakan dari pak kyai Abdullah di pesantren darussalam ya?", tanya Bagus.

"Iya benar", jawab Titah.

"Panjenengan wis menikah lan hamil saiki?" 

(Kamu sudah menikah dan hamil sekarang?), tanya Bagus lagi.

"Inggih apura panjenengan 

(Iya maaf kamu..)", jawab Titah yang tidak mengenal Bagus.

"Kulo masa lalu panjenengan lan orang sing mencintaimu nganti dino iki" 

(Saya masa lalu kamu dan orang yang mencintaimu sampai hari ini), kata Bagus.

"Mas Bagus?", tanya Titah.

"Iya..", jawab Bagus.

"Oh..", seru Titah.

"Sayang..", Kamil memanggil Titah.

"Iya..", jawab Titah.

"Oh nggih tah pareng ngomong sediluk karo suami mu?" 

(Oh ya tah boleh ngomong sebentar dengan suami mu?), tanya Bagus lagi.

"Inggih pareng.." 

(Iya boleh..), jawab Titah.

"Hati-hati", kata Bagus yang berbicara pada Kamil dengan berbisik.

"Hati-hati, maksudnya?", tanya Kamil.

"Lihat saja nanti, Titah", jawab Bagus.

"Iya..", jawab Titah.

"Salam untuk pak kyai Abdullah ya, Assalamu'alaikum", kata Bagus yang memberikan salam pada Kamil dan Titah, lalu kemudian pergi.

"Wa'alaikumussalam", Kamil dan Titah menjawab salam dari Bagus.

"Apa maksudnya hati-hati?", tanya Kamil lagi.

"Mas.." 

"Iya sayang", jawab Kamil.

"Nanti Titah jelaskan di apartemen saja ya, kita ke pasar dulu yuk cari untuk buka puasa..", ajak Titah.

"Yuk..", sambung Kamil.

Dan sesampainya di apartemen Titah menceritakan semuanya bahwa Bagus itu adalah orang yang mencintainya atau saingan Frensky sebelum saya menikah dengan nya dan bertemu dengan nya, aku akan lebih berhati-hati lagi menjaga keutuhan rumah tangga ku.

Lalu aku juga menceritakan nya pada Paijo dan Purnomo lalu mereka berdua membenarkan apa yang di ceritakan oleh Titah.

Keesokan paginya..

Hari ini aku dan Titah berpapasan lagi dengan Bagus, dia selalu mengingatkan dengan kata hati-hati.

Di luar kampus ESSEC Bussiness School.. 

"Hati-hati", kata Bagus yang berbicara dengan berbisik pada Kamil.

"Mas.." 

"Kamu yang tenang ya sayang" 

"Iya.." 

"Ya sudah kamu bisa masuk ke kelas mu sekarang dan aku akan masuk kedalam kelas ku" 

"Iya mas.." 

"Nanti kalau kamu sudah keluar kelas whatsapp aku saja ya sayang" 

"Iya mas.., assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada Kamil.

"Wa'alaikumussalam", Kamil menjawab salam dari Titah.

Di ruang 207 

"Hai.." 

"Hai juga.." 

"Kamu dari Indonesia juga ya?", tanya Andin.

"Iya..", jawab Titah.

"Duduk di sini saja", kata Andin.

"Oh iya..", sambung Titah.

Di luar ruang 207 

"Lihat saja ku pastikan kamu akan kehilangan Titah..", kata Bagus. 

Di ruang 109 

"Good morning everyone" 

(Selamat pagi semua), dosen memberikan salam pada semua mahasiswa.

"Good morning too, ma'am 

(Selamat pagi juga bu), semua mahasiswa menjawab salam dari dosen.

"Okay, yesterday the Student Orientation period was directly with the Indonesian language teacher, correct?" 

(Baik, kemarin Masa Orientasi Siswa langsung dengan guru bahasa Indonesia, benar?), tanya Dosen.

"True Mrs." 

(Benar nyonya), jawab semua mahasiswa.

"Oh, then I want to introduce myself, my name is Anna I am your new English lecturer, fine .. I'll give the material tomorrow because today I want to know you one by one" 

(Oh, kalau begitu saya ingin memperkenalkan diri, nama saya adalah Anna saya dosen bahasa Inggris kalian yang baru, baik.., materi akan saya berikan besok saja karena hari ini saya ingin mengenal kalian satu persatu), kata dosen.

"Good madam.." 

(Baik nyonya..), sambung semua mahasiswa.

"Good starts from you, welcome to introduce yourself" 

(Baik dimulai dari anda, di persilahkan memperkenalkan diri anda), kata dosen lagi.

Lima belas menit kemudian..

"Okay, today's lecture material will be here, good morning everyone" 

(Baik, materi kuliah hari ini cukup sampai di sini, selamat pagi semua), kata dosen lagi.

"Good morning too, ma'am" 

(Selamat pagi juga bu), sambung semua mahasiswa lagi.

Hari ini mata kuliah ku sudah selesai, sedangkan Titah belum.

Dia masih ada satu pelajaran lagi, aku menemani istriku untuk istirahat di kampus sebelum kami pulang.

Aku merasa Bagus masih memperhatikan aku dan Titah, Bagas Adik nya menghampiri aku dan Titah, kemudian ia meminta alamat tinggal kami, katanya ada yang ingin dia bicarakan padaku dan juga Titah.

Dan Titah pun memberikan alamat tinggal kami di apartemen Central Paris Chatelet Apartment Paris no 27.

"Aku harus membantu Titah dan Kamil untuk menjauhi mereka dari Bagus, assalamu'alaikum", kata Bagas dan Bagas memberikan salam pada Titah.

"Wa'alaikumussalam", Titah menjawab salam dari Bagus.

"Bagus, apa yang kamu inginkan, istri saya?, saya tidak akan membiarkan kamu merebut nya dari saya, saya sangat mencintai nya..", tanya Kamil.

"Tunggu mas.." 

"Kenapa sayang, kamu membela dia ya, kamu tidak tau saya itu?", tanya Kamil lagi.

"Tunggu dan dengarkan dulu mas, ini bukan Bagus tapi Bagas saudara kembarnya Bagus..", jawab Titah.

"Iya benar saya Bagas bukan Bagus, saya bisa membantu kalian untuk menjauhkan Bagus dari kalian, maaf sebelum nya saya ingin bertanya kalian tinggal dimana?", tanya Bagas.

"Saya dan suami tinggal di apartemen Central Paris Chatelet Apartment Paris no 27 mas..", jawab Titah.

"Oh ya, saya dan Bagus juga tinggal di sana", kata Bagas.

"Bagaimana kalau kamu datang saja ke apartemen ku untuk buka puasa bersama..", sambung Titah.

"Baik.., sampai ketemu nanti sore..", kata Bagas lagi.

"Iya..", seru Kamil dan Titah.

"Assalamu'alaikum", Bagas memberikan salam pada Kamil dan Titah.

"Wa'alaikumussalam", Titah dan Kamil menjawab salam dari Bagas.

Di apartement no 13 

Di kamar Bagas.. 

"Kali ini sudah saya pastikan Ochi akan menyusul kamu untuk kuliah di sini dan saya pastikan juga kamu dan Ochi akan di percepat untuk segera menikah, sehingga aku bisa menikahi Ocha", kata Bagas di dalam hati.

"Gas.." 

"Apa gus?", tanya Bagas.

"Tumben rapih, mau kemana?", tanya Bagus juga.

"Ke rumah Ocha..", jawab Bagas.

"Oh..", seru Bagus.

"Iya..", sambung Bagas.

Di apartement no 27 

Di dapur.. 

"Tuan mami.." 

"Nggih jo, enten menapa?" 

(Ya jo, ada apa?), tanya Titah.

"Kok akeh sekali tumbasane lan masakan ne juga akeh sekali, gelem ono tamu ya?" 

(Kok banyak sekali belanjaannya dan masaknya juga banyak sekali, mau ada tamu ya?), tanya Paijo juga.

"Iya jo", jawab Titah.

"Oh..", seru Paijo.

"Cah ayu, den mas Kamil, ono tamu ing ruang tamu" 

(Anak cantik, den mas Kamil, ada tamu di ruang tamu), kata Paijo.

"Nggih.." 

(Ya..), seru Kamil dan Titah.

"Siapa ya?", tanya Kamil.

"Mungkin Bagas, mas..", jawab Titah.

"Yank.." 

"Iya mas..", jawab Titah lagi. 

"Lihat yuk siapa tamu nya, Jo..", ajak Kamil.

"Nggih tuan papi" 

(Ya tuan papi), jawab Paijo.

"Kamu lanjutkan ya", pinta Kamil.

"Nggih tuan papi" 

(Ya tuan papi), Paijo melaksanakan perintah dari Kamil.

"Yank.." 

"Iya mas", jawab Titah.

Di ruang tamu.. 

"Assalamu'alaikum", Titah dan Kamil memberikan salam pada Bagas.

"Wa'alaikumussalam", Bagas menjawab salam dari Kamil dan Titah.

"Tuh benar kan mas, Bagas yang datang..", kata Titah.

"Iya sayang..", sambung Kamil.

Riyadh - Arab Saudi 

Di apartemen Fitroh, 

Di meja makan.. 

"Nawaz.." 

"Iya umi..", jawab Nawaz.

"Tolong umi ya, umi bawa nasi dan sayur untuk buka puasa ke meja makan, kamu bawa es dan teh hangat nya ya..", pinta mbak Nuzy.

"Iya umi..", Nawaz melaksanakan perintah dari mbak Nuzy.

"Wih sudah siap saja, tinggal tunggu buka puasa nih..", kata Fitroh.

"Iya abi..", sambung Nawaz.

"Bi.." 

"Iya..", jawab Fitroh.

"Mau ke kamar dulu ya..", kata Nawaz.

"Iya..", seru  Fitroh.

Di ruang tv.. 

"Hp abi, ada yang menelepon angkat gak ya?", tanya Nawaz.

"Loh kamu di sini, katanya mau ke kamar..", kata mbak Nuzy.

"Ada telepon mi..", sambung Nawaz.

"Oh ada telepon ya sudah angkat, umi mau ambil tisu di kamar ya..", kata mbak Nuzy lagi.

"Iya mi..", sambung Nawaz lagi.

Percakapan Nawaz dan ayah lewat telepon.

"Assalamu'alaikum", Nawaz memberikan salam pada ayah.

"Wa'alaikumussalam, ini Nawaz ya?", ayah menjawab salam dari Nawaz dan ayah bertanya pada Nawaz.

"Iya aki, aki apa kabar?", tanya Nawaz setelah menjawab pertanyaan dari ayah.

"Alhamdulillah baik sayang, kamu sendiri gimana kabarnya?", tanya ayah lagi setelah menjawab pertanyaan dari Nawaz.

"Alhamdulillah baik juga aki..", jawab Nawaz lagi.

"Abi mana?", tanya ayah.

"Ada di meja makan bantu umi siapkan untuk buka puasa ki..", jawab Nawaz.

"Aki mau ngomong sama abi kamu boleh?", tanya ayah lagi.

"Boleh aki..", jawab Nawaz.

"Ya sudah kasih hp nya sama abi kamu ya..", kata ayah yang meminta Nawaz untuk memberikan hpnya pada Fitroh.

"Iya aki..", sambung ayah.

Di meja makan lagi.. 

"Abi, abi.." 

"Iya Nawaz, kok cepat banget ke kamarnya sudah di bersihkan ya kamarnya?", tanya Fitroh.

"Belum abi, ini..", jawab Nawaz dan memberikan hp ayah nya pada ayah nya.

"Hp abi, siapa yang telepon?", tanya Fitroh lagi.

"Oh iya lupa jelasin ke abi ya, ini bi, aki telepon", jawab Nawaz.

"Oh, ya mana sini, kamu beresin kamar dulu ya..", pinta Fitroh.

"Ok abi..", Nawaz melaksanakan perintah dari Fitroh.

Ayah dan kakak ku membicarakan sesuatu tentang menjaga aku dan istri ku dari Siska.

Kakak ku, Fitroh akan tinggal di Prancis, kota yang sedang aku singgahi sekarang, tentunya saja tidak sendiri, Kakak ku, Fitroh juga di bantu oleh kakak perempuan ku, Kulsum, yang kebetulan juga tinggal di sana bersama suaminya.

Masih di meja makan.. 

Percakapan Fitroh dan ayah lewat telepon.

"Nya atos yah ajeng biar Fitroh jeung teh kulsum anu ngatur" 

(Ya sudah yah nanti biar Fitroh dan teh Kulsum yang ngatur), kata Fitroh.

"Bageur, abah percayakan sadayana sarua anjeun, anjeun atur wae sadayana nya" 

(Baik, ayah percayakan semuanya sama kamu, kamu atur saja semuanya ya), sambung ayah.

"Muhun ayah.." 

(Iya ayah..), seru Fitroh.

"Assalamu'alaikum", ayah memberikan salam pada Fitroh.

"Wa'alaikumussalam", Fitroh menjawab salam dari ayah.

"Siapa bi?", tanya mbak Nuzy.

"Ayah, mi..", jawab Fitroh.

"Oh..", seru mbak Nuzy.

"Oh iya mi, barang-barang sudah siap semua kan?", tanya Fitroh.

"Sudah bi..", jawab mbak Nuzy.

"Ya sudah, habis buka puasa kita jalan ya", kata Fitroh.

"Mau kemana bi?", tanya Nawaz.

"Kita pindah rumah sayang, karena abi pindah kerja", jawab mbak Nuzy.

"Oh, dimana?", tanya Nawaz lagi.

"Di Prancis", jawab Fitroh lagi.

"Bisa ketemu om Kamil dan tante Titah dong bi, mi?", tanya Nawaz lagi.

"Iya..", jawab Fitroh dan mbak Nuzy lagi.

Prancis 

Di Apartment no 27 

Di meja makan.. 

"Alhamdulillah.." 

"Besok calon istri dari Bagus akan datang dan pindah kuliah di kampus kita juga jadi kamu tenang saja ya", kata Bagas.

"Iya, terimakasih ya gas..", sambung Kamil.

"Iya..", seru Bagas.

"Tuan mami.." 

"Iya..", jawab Titah.

"Biar saya saja yang membuka pintunya", kata Paijo.

"Oh iya Jo, Pur..", sambung Titah dan memanggil Purnomo.

"Nggih" 

(Ya), jawab Purnomo.

"Tolong bersihkan ya", pinta Titah.

"Nggih cah ayu.." 

(Ya anak cantik..), Purnomo melaksanakan perintah dari Titah.

Di depan pintu Apartement no 27.. 

"Assalamu'alaikum", teh Kulsum memberikan salam pada Paijo. 

"Wa'alaikumussalam, mau mencari siapa ya bu?", Paijo menjawab salam dari teh Kulsum.

"Titah atau Kamil ada?", tanya teh Kulsum.

"A..", jawab Paijo yang terpotong oleh Titah.

"Siapa Jo?, teh Kulsum..", tanya Titah dan melihat teh Kulsum.

"Iya..", seru teh Kulsum.

"Sama siapa?", tanya Titah.

"Sama suami dan anak-anak", jawab teh Kulsum.

"Masuk yuk, jo..", ajak Titah.

"Nggih tuan mami" 

(Ya tuan mami), jawab Paijo.

"Tolong buatkan minuman ya dan tolong juga panggil kan suami saya juga ya", pinta Titah.

"Siap tuan mami..", Paijo melaksanakan perintah dari Titah.

Di meja makan lagi.. 

"Maaf den mas.." 

"Ya ada apa Pur?", tanya Kamil.

"Sudah belum ya?", tanya Purnomo.

"Oh iya, kita ke..", kata Kamil yang terpotong oleh Paijo.

"Tuan papi.." 

"Iya..", seru Kamil.

"Di panggil tuan mami..", kata Paijo.

"Oh iya, gas ke depan yuk", sambung Kamil.

"Yuk..", seru Bagas.

Di ruang tamu lagi.. 

"Mas.." 

"Iya.., teh Kulsum.." 

"Iya.." 

"Kapan sampai?", tanya Kamil.

"Teteh sama keluarga mah sudah tinggal di Prancis lama mil, kan suaminya teteh kerja di sini, oh ya gimana sama bisnis kamu di sini lancar gak?", tanya teh Kulsum setelah menjawab pertanyaan Kamil.

"Alhamdulillah teh, lancar..", jawab Kamil.

"Alhamdulillah, oh iya mil ada yang mau teteh obrolin nih sama kamu", kata teh Kulsum.

"Ya sudah obrolin saja di sini..", sambung Kamil.

"Jadi seperti ini mil..", teh Kulsum menceritakan semua pada Kamil dan Titah. 

Riyadh - Arab Saudi 

Di depan apartemen.. 

"ذهبت أنا وعائلتي لرعاية شركة عائلية في فرنسا ، أنت شخص موثوق به في هذا المنزل. اعتني جيدًا بهذا المنزل ، منزل آخر إذا كنت بحاجة إلى أي شيء ، من فضلك لا تتردد في إخباري ، مفهوم؟" 

(Saya dan keluarga saya pergi untuk mengurusi perusahaan keluarga di prancis, anda adalah orang kepercayaan saya di rumah ini jaga rumah ini dengan baik, satu lagi jika anda memerlukan sesuatu tolong jangan sungkan untuk memberitau saya, mengerti?), tanya Fitroh.

"حسنًا سيد فيتروه ، سأبقي على تفويض السيد فيتروه جيدًا وشكراً لك على ثقتك بي بصفتي أمينًا للسيد فيتروه" 

(Baik tuan Fitroh, saya akan menjaga amanah tuan Fitroh dengan baik dan terimakasih sudah mempercayai saya sebagai orang kepercayaan tuan Fitroh), jawab Umar.

"نعم ، مرحبًا بك ، ثم وداعًا ، تحياتي" 

(Ya sama-sama, kalau begitu saya pamit, assalamu'alaikum), kata Fitroh dan Fitroh memberikan salam pada Umar.

"وعلكم السلام ، كن حذراً يا رب وعائلتك" 

(Wa'alaikumussalam, hati-hati tuan dan keluarga), Umar menjawab salam dari Fitroh.

Prancis 

Di apartement no 27 

Di ruang tamu lagi.. 

"Yuk siap-siap", ajak teh Kulsum.

"Maaf teh mau kemana?", tanya Kamil.

"Ke rumah kalian", jawab teh Kulsum.

"Maksud teh Kulsum?", tanya Kamil lagi.

"Loh memangnya ayah belum bilang ke kalian kalau ayah membelikan kalian rumah?", tanya teh Kulsum juga.

"Belum teh..", jawab Titah dan Kamil.

"Ya sudah yuk siap-siap", ajak teh Kulsum lagi.

Kami pun akhirnya pindah, sementara itu kakak laki-laki ku, Fitroh sudah ada di rumahku terlebih dahulu, tenyata rumah nya bersebelahan dengan rumahku dan teh Kulsum.

Setelah kami selesai beberes rumah. Aku, kakak iparku, Yudi dan Kakak ku, Fitroh memulai meeting di rumah untuk perusahaan yang baru.

Di lobby Apartement.. 

"Itu kan Titah dan Kamil, ternyata mereka tinggal di sini juga", kata Bagus.

"Haduh gawat Bagus lihat Titah dan Kamil, aku harus kasih tau Kamil nih..", sambung Bagas.

Percakapan Bagas dan Kamil lewat Whatsapp.

"Assalamu'alaikum", Bagas memberikan salam pada Kamil.

"Wa'alaikumussalam, kenapa gas?", Kamil menjawab salam dari Bagas dan bertanya pada Bagas.

"Gawat mil, gawat..", jawab Bagus yang panik.

"Gawat, gawat apa, maksudnya?", tanya Kamil.

"Bagus sudah tau kalau kalian tinggal di sini?", tanya Bagas juga dan menjawab salam dari Kamil.

"Oh.., kalau masalah itu kamu tenang saja gas, saya akan pindah dari apartemen dan pindah ke rumah yang di belikan ayah untuk saya", jawab Kamil.

"Oh seperti itu..", seru Bagas.

"Iya..", sambung Kamil.

"Ya sudah kalau begitu..", kata Bagas.

"Ya", seru Kamil lagi.

"Assalamu'alaikum", Bagas memberikan salam pada Kamil.

"Wa'alaikumussalam", Kamil menjawab salam dari Bagas.

Di rumah baru ku.. 

"Gimana mil suka gak sama rumahnya?", tanya teh Kulsum.

"Iya suka teh..", jawab Kamil.

"Nah itu rumah teteh..", teh Kulsum memberitahu Kamil dan Titah dimana rumahnya.

"Sebelah kanan mu mil..", sambung aa Yudi.

"Oh..", seru Kamil.

"Nah yang itu, yang sebelah kiri kamu adalah rumah nya Fitroh", kata teh Kulsum lagi yang memberitahu rumah Fitroh.

"Oh, aa tinggal di sini juga a?", tanya Kamil.

"Iya kamu di tengah-tengah nya, besok setelah pulang kuliah teteh mau ngomong penting sama kamu, mil..", jawab teh Kulsum.

"Soal apa teh?", tanya Kamil lagi.

"Ya pokok nya lihat saja besok..", jawab teh Kulsum.

"Sayang yuk masuk, mil lihat dalam rumah kamu yuk..", ajak aa Yudi.

"Iya.., ya sudah yuk masuk lihat-lihat ke dalam rumahnya yuk..", sambung Kamil. 

Di kampus ESSEC Bussiness School.. 

"Mil.." 

"Iya a", jawab Kamil.

"Jangan lupa ya nanti malam kita lanjutin meeting", kata Fitroh.

"Untuk alamatnya nanti aa whatsapp kamu", kata aa Yudi juga.

"Iya a..", seru Kamil.

"Oke..", sambung Fitroh dan aa Yudi.

"Assalamu'alaikum", Fitroh dan aa Yudi memberikan salam pada Kamil.

"Wa'alaikumussalam", Kamil menjawab salam dari Fitroh dan aa Yudi.

Di ruang kelas 134.. 

"Selamat pagi semua..", pak Nico memberikan salam.

"Selamat pagi", semua mahasiswa menjawab salam.

"Sebelum nya perkenalkan saya Nico saya dosen bahasa Indonesia yang baru dan saya juga dosen manajemen dan bisnis, di sini ada yang berasal dari Indonesia?", tanya pak Nico.

"Saya pak..", jawab Kamil.

"Saya juga pak", jawab Bagas dan Bagus.

"Oke, saya juga dari Indonesia", kata pak Nico.

"Pak.." 

"Iya, maaf nama kamu siapa?", tanya pak Nico lagi.

"Kamil, pak..", jawab Kamil lagi.

"Ada yang ingin kamu tanyakan?", tanya pak Nico lagi.

"Ada..", jawab Kamil lagi.

"Silahkan..", pak Nico mempersilahkan Kamil untuk bertanya.

"Maaf sebelumnya bapak dari Indonesia juga ya pak?", tanya Kamil.

"Iya, saya dari medan, sumatra utara", jawab pak Nico.

"Oh..", seru Kamil.

"Iya, ada yang mau tanyakan lagi?", tanya pak Nico lagi.

"Tidak pak, terimakasih", jawab Kamil lagi yang mengucapkan terimakasih pada pak Nico.

"Baik, sama-sama Kamil..", sambung pak Nico.

Dan setelah meeting aku mampir ke toko baju muslim untuk membelikan beberapa baju muslim untuk Titah dan beberapa baju koko dan sarung untuk ku dan abdi dalem ku.

Ketika sedang memilih baju dan sarung aku bertemu kembali dengan Siska.

Di toko baju muslim.. 

"A.." 

"Muhun mil.." 

(Iya mil..), jawab Fitroh.

"Ini bagus gak?", tanya Kamil.

"Bagus mil..", jawab Fitroh.

"Oke aku ambil, kalau kerudung yang ini bagaimana a?", tanya Kamil lagi.

"Bagus juga mil, untuk Titah ya?", tanya Fitroh setelah Fitroh menjawab pertanyaan dari Kamil.

"Iya dong, di sini ada baju koko nya gak ya a?", tanya Kamil setelah Kamil menjawab pertanyaan dari Fitroh.

"Tunggu sebentar", jawab Fitroh.

"Muhun.." 

(Iya..), sambung Kamil.

"Excuse me" 

(Permisi), kata Fitroh.

"Yes can I help you, sir?" 

(Ya ada yang bisa saya bantu tuan?), tanya pelayan toko.

"I want to ask if there are koko clothes and gloves here?" 

(Saya ingin bertanya apakah disini ada baju koko dan sarung?), tanya Fitroh juga.

"There sir, over here, please" 

(Ada tuan, sebelah sini, silahkan), jawab pelayan toko.

"Wait a minute i call my younger brother first" 

(Tunggu sebentar saya panggil adik saya dulu), kata Fitroh.

"Well, I'll wait here, sir" 

(Baik saya tunggu di sini ya tuan), sambung pelayan toko.

"Mil.." 

"Muhun a.." 

(Iya a..), jawab Kamil lagi.

"Ada kata pegawai di sini, yuk..", ajak Fitroh.

"Yuk..", sambung Kamil.

"Haduh..", Siska bertabrakan dengan Kamil.

"Eh maaf mbak..", Kamil juga bertabrakan dengan Siska.

"Aa Kamil.." 

"Siska.." 

"Iya, aa..", jawab Siska.

"Maaf ya jangan panggil saya aa dan permisi saya buru-buru", kata Kamil.

"Mil, ye malah, Siska..", kata Fitroh yang kaget melihat Siska.

"Iya, a Fitroh", jawab Siska.

"Benar kata ayah", kata Fitroh di dalam hati.

"A.." 

"Iya mil..", jawab Fitroh.

"Aku mau ambil yang ini untuk Titah boleh ya?", tanya Kamil.

"Ya ambil gih..", jawab Fitroh.

"Oke..", seru Kamil.

"Aku harus ikuti aa Kamil..", kata Siska yang akan mengikuti Kamil.

"Sudah belum?", tanya aa Yudi.

"Sudah dong..", jawab Kamil dan Fitroh.

"Oke kalau begitu pulang yuk..", ajak aa Yudi.

"Yuk", sambung Fitroh dan Kamil.

Di mobil Yudi.. 

"Mil.." 

"Muhun a.." 

(Iya a..), jawab Kamil.

"Kamu kenapa kok dari tadi lihat kebelakang saja?", tanya Fitroh.

"Kaya nya Siska ngikutin kita deh a..", jawab Kamil.

"Haa..", aa Yudi kaget mendengar jawaban dari Kamil.

"Masa sih?", tanya aa Yudi.

"Iya, Kamil takut terjadi apa-apa sama Titah a", jawab Kamil lagi.

"Ya sudah aa ngebut ya", kata aa Yudi.

"Iya a..", seru Kamil.

Sesampainya di rumah langsung ku berikan baju dan kerudung yang ku beli untuk istriku tercinta, dan juga baju, sarung, dan peci untuk abdi dalem ku.

Di ruang tv.. 

"Tah.." 

"Iya mbak..", jawab Titah.

"Kamu belum tidur?", tanya mbak Nuzy.

"Belum mbak, nunggu mas Kamil pulang", jawab Titah lagi.

"Oh..", seru mbak Nuzy.

"Tuh suara klakson nya.." 

"Biar Titah yang buka ya mbak, teh.." 

"Iya.."

Di depan rumah.. 

"Assalamu'alaikum", Kamil, aa Yudi, dan Fitroh memberikan salam pada Titah.

"Wa'alaikumussalam", Titah menjawab salam dari Kamil, Fitroh, dan aa Yudi.

"Kamu belum tidur sayang?", tanya Kamil.

"Belum mas, nunggu mas Kamil pulang", jawab Titah.

"Ini..", Kamil memberikan baju dan kerudung yang di belinya pada Titah.

"Apa ini mas, di dalam saja yuk?", tanya Titah dan mengajak Kamil masuk ke dalam rumah.

"Yuk..", sambung Kamil.

Di ruang tv lagi.. 

"Mi yuk pulang, Nawaz mana?", tanya aa Fitroh.

"Tuh, nanti saja bi..", jawab mbak Nuzy.

"Jo, Purnom.." Kamil memanggil para abdi dalem nya.

Di dapur.. 

"Tuan papi manggil tuh..", kata Paijo.

"Jo.." 

"Iya", jawab Paijo.

"Di panggil juga ya?", tanya Purnomo.

"Iya..", jawab Paijo lagi.

"Yuk kita ke sana yuk", ajak Paijo.

"Yuk..", sambung Purnomo.

Di ruang tv lagi.. 

"Assalamu'alaikum", Paijo dan Purnomo memberikan salam pada Kamil dan Titah.

"Wa'alaikumussalam", Kamil dan Titah menjawab salam dari Paijo dan Purnomo.

"Ada apa den mas?", tanya Purnomo.

"Kamu jangan panggil saya den mas lagi tapi panggil saya pak Kamil saja ya..", pinta Kamil.

"Inggih pak Kamil.." 

(Iya pak Kamil..), Purnomo menuruti permintaan dari Kamil.

"Nih satu untuk kamu Paijo, satu nya lagi untuk kamu Purnomo", jawab Kamil memberikan baju untuk Paijo dan Purnomo.

"Apa ini tuan papi?" , tanya Paijo.

"Kalian lihat saja sendiri", jawab Kamil.

Di luar rumah.. 

"Oh jadi di sini aa Kamil tinggal..", kata Siska yang mengikuti mobil aa Yudi.

Di ruang tv lagi.. 

"Gimana suka gak?", tanya Kamil.

"Suka mas, terimakasih ya mas..", jawab Titah.

"Iya sayang" 

"Ini untuk kamu sayang", Fitroh juga memberikan sesuatu untuk mbak Nuzy.

"Terimakasih ya bi", mbak Nuzy mengucapkan terimakasih pada Fitroh.

"Iya mi, ini untuk Nawaz", sambung Fitroh dan memberikan sesuatu juga untuk Nawaz.

"Terimakasih ya bi", Nawaz mengucapkan terimakasih kepada ayahnya karena sudah di belikan oleh-oleh sepulang dari kantor.

"Ini untuk kamu istri ku dan anakku", aa Yudi juga memberikan sesuatu untuk teh Kulsum dan anak-anaknya.

"Terimakasih ayah..", Raditya dan Qathrunnada mengucapkan terimakasih kepada sang ayah karena sudah di belikan oleh-oleh sepulang dari kantor.

"Sama-sama", sambung Fitroh dan aa Yudi.

Setelah kakak-kakak ku dan kakak-kakak ipar ku pulang ke rumah nya masing-masing barulah aku menceritakan pada istri ku bahwa tadi sore aku bertemu dengan Siska mantan pacar ku itu.

Titah pun terkejut dan takut, aku pun juga takut dan kita pun sama-sama takut kehilangan, keesokan hari nya barulah Titah menceritakan semuanya pada teh Kulsum, lalu teh Kulsum menceritakan semuanya ke ayah.

Siska mulai mendekati ku lagi dengan cara kuliah di kampus yang sama dengan aku dan Titah, Siska juga bekerja sama dengan Bagus orang yang mencintai Titah.

Cobaan demi cobaan aku dan Titah jalani di Prancis bersama, hingga mama dan ayah ikut pindah ke Prancis untuk menjaga pernikahan aku dan Titah selama kami menuntut ilmu dan tinggal di Prancis.

Ayah juga sabar menghadapi Siska dan Bagus yang ingin menghancurkan pernikahan kami.

Lebaran pun aku dan Titah masih berada di Prancis dan begitu pula dengan Siska.

Lebaran idul Fitri di Prancis, ayah juga pernah menghubungi ayah dan ibu dari Siska, kata ayah Siska, ayah di suruh tetap bersabar dan menunggu waktu yang pas atau tanggal main dari ayah Siska yang akan menyusul atau tinggal di Prancis bersama suami Siska juga.

Dan perusahaan ayah yang di Indonesia di ambil alih oleh Reza keponakan dari ayah.

Tiga bulan kemudian..

Di halaman depan, 

Di meja makan.. 

"Mas.." 

"Iya sayang, ada apa?", tanya Kamil.

"Sibuk tidak, habis pulang kuliah nanti?", tanya Titah juga.

"Tidak kok sayang, kenapa memangnya?", tanya Kamil lagi setelah menjawab pertanyaan dari Titah.

"Kamu bisa temani aku gak periksa ke rumah sakit sekalian USG melihat perkembangan anak kita", jawab Titah lagi.

"Bisa dong sayang, apa sih yang tidak untuk kamu hehe..", jawab Kamil.

"Alhamdulillah", Titah mengucapkan rasa syukur nya pada Allah kerena suaminya bisa menemani nya ke rumah sakit.

Di halaman depan rumah.. 

"Itu kan.." 

"A, hayuk..", ajak teh Kulsum.

"Iya a hayuk..", sambung mbak Nuzy.

"Tunggu, tunggu, tunggu", kata Fitroh dan aa Yudi.

"Kenapa sih?", tanya mbak Nuzy.

"Lihat itu deh, tuh siapa?", tanya Fitroh juga.

"Siska dan Bagus", jawab teh Kulsum.

"Kamu masuk ke dalam rumah duluan ya", pinta aa Yudi.

"Iya kamu masuk duluan saja ya, ajak anak-anak masuk juga, a kita selidiki yuk", pinta Fitroh dan Fitroh mengajak aa Yudi menyelidiki rencana Siska dan Bagus.

"Yuk..", sambung aa Yudi.

"Bagus.." 

"Iya, gimana soal rencana kita yang kemarin supaya Kamil bisa pergi dengan ku dan kamu bisa mengantarkan Titah ke rumah sakit sekaligus mengaku kalau kamu adalah suaminya, pasti berjalan lancar kan hari ini?", tanya Siska.

"Kamu tenang saja Siska, pasti berjalan lancar sama seperti apa yang kita rencanakan kemarin, anak buah ku sudah menaruh paku di jalan menuju rumah sakit dan tinggal tunggu saja langkah selanjutnya", jawab Bagus.

"Oke..", seru Siska.

"Gimana troh sudah kamu rekam belum?", tanya aa Yudi.

"Sudah a, yuk sekarang kita masuk ke dalam", jawab Fitroh dan Fitroh mengajak aa Yudi ke dalam rumah.

"Yuk..", sambung Fitroh.

Di halaman belakang lagi, 

Masih di meja makan.. 

"Assalamu'alaikum", teh Kulsum, mbak Nuzy, Nawaz, dan Qathrunnada, dan Raditya memberikan salam pada ayah, mama, Titah, dan Kamil.

"Wa'alaikumussalam", ayah, mama, Titah, dan Kamil menjawab salam dari teh Kulsum, mbak Nuzy, Nawaz, dan Qathrunnada, dan Raditya.

"Baru datang kalian, loh Fitroh dan Yudi mana?", tanya mama.

"Di depan mah..", jawab teh Kulsum.

"Ya sudah yuk sarapan biar Fitroh dan Yudi menyusul untuk sarapan", ajak ayah.

"Iya yah..", sambung teh Kulsum dan mbak Nuzy.

"Assalamu'alaikum", Fitroh dan aa Yudi memberikan salam pada semua yang ada di meja makan.

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di meja makan menjawab salam dari Fitroh dan aa Yudi.

Dan setelah sarapan aku di beritahu kalau Siska dan Bagus sedang merencanakan sesuatu untuk aku dan Titah oleh kakak dan kakak ipar ku.

Siska dan Bagus pun gagal menjalankan rencana nya karena kakak ipar ku punya rencana juga untuk mereka berdua.

Di depan rumah lagi.. 

"Mil.." 

"Iya a..", jawab Kamil.

"Kamu harus lihat ini..", kata Fitroh.

"Lihat apa?", tanya Kamil.

"Ini..", jawab Fitroh memberikan hp dan rekaman kepada Kamil.

"Apa!!, jadi..", Kamil kaget melihat isi rekaman yang di berikan oleh Fitroh.

"Kamu tenang saja Kamil, Aa punya rencana untuk menggagalkan rencana mereka", kata aa Yudi.

"Oke, caranya gimana?", tanya Kamil lagi.

"Caranya seperti ini..", jawab aa Yudi.

"Mas.." 

"Iya sayang..", jawab Kamil.

"Kamu lagi apa?", tanya Titah.

"Lagi diskusi sayang", jawab Kamil lagi.

"Haa, diskusi..", kata Titah yang bingung.

"Iya sayang, ya sudah kamu ke mobil duluan ya", pinta Kamil.

"Iya mas..", seru Titah.

Dua jam kemudian..

Di mobil Kamil. 

"Mas Kamil kok kita berhenti sih?", tanya Titah.

"Sudah kamu lihat saja", jawab Kamil.

"Iya mas..", seru Titah.

"Satu, dua, tiga", Kamil, Fitroh, dan aa Yudi mulai menghitung.

Lima menit kemudian..

Masih di mobil Kamil.. 

"Yes berhasil.., Alhamdulillah..", Kamil, Yudi, dan Fitroh bersorak dan bersyukur karena rencana nya berhasil.

"Saya masih tidak mengerti apa maksudnya sih mas Kamil?", tanya Titah lagi yang masih bingung.

"Jadi seperti ini loh Tah..", aa Yudi menceritakan semua nya pada Titah.

"Oh..", seru Titah.

"Paham gak?", tanya Fitroh.

"Iya paham a..", jawab Titah.

"Alhamdulillah", Yudi dan Fitroh bersyukur karena Titah paham apa yang di maksud.

"Ya sudah ke rumah sakit sekarang..", pinta Titah. 

"Siap..", seru aa Yudi.

"Berangkat..", seru Fitroh juga.

Di rumah sakit, 

Di ruang USG.. 

"Alhamdulillah, père en bonne santé et père de jumeaux" 

(Alhamdulillah anak bapak sehat dan anak bapak kembar), kata dokter.

"Sorry doctor I don't understand what you mean can use English only" 

(Maaf dokter saya tidak mengerti apa yang anda maksud bisa menggunakan bahasa Inggris saja), pinta Kamil.

"Of course you can, your child is healthy in the belly of your wife's healthy and father of twins" 

(Tentu saja bisa, anak bapak sehat di dalam perut istri bapak sehat dan anak bapak kembar), kata dokter lagi.

"Alhamdulillah, who is the right child of my twin doctor?" 

(Alhamdulillah, yang benar anak saya kembar dokter?), tanya Kamil.

"Yes right sir Kamil.., congratulations, sir Kamil and Mrs. Kamil her twin" 

(Iya benar pak Kamil.., Selamat ya pak Kamil dan bu Kamil anak nya kembar), jawab dokter.

"Thank you for a doctor, another question is a doctor, can a doctor?" 

(Terimakasih dokter, satu pertanyaan lagi dokter, apakah boleh dokter?), tanya Kamil lagi.

"Of course, what is Mr. Kamil?" 

(Tentu saja, apa itu pak Kamil?), tanya dokter juga.

"If for my sex my twins are male or female?" 

(Kalau untuk jenis kelamin nya anak kembar saya itu laki-laki atau perempuan ya?), tanya Kamil lagi.

"Your twin kids pair" 

(Anak kembar kalian sepasang), jawab dokter.

"I mean my twin doctor is a male and female sex?" 

(Maksud dokter anak kembar kami laki-laki dan perempuan dokter?), tanya Kamil lagi.

"Est-il vrai que mon mari, mon docteur?" 

(Apakah benar itu suamiku, Dokter?), tanya Titah juga.

"Apa artinya sayang?", tanya Kamil lagi.

"Titah bertanya pada dokter mas, soal kebenaran anak kembar kita perempuan dan laki-laki", jawab Titah.

"I don't know dear, if we hear the doctor directly, please doctor" 

(Saya tidak tau sayang, kalau gitu kita dengar keterangan dari dokternya saja langsung, silahkan dokter), jawab Kamil.

"Yes right, your twins are men and women" 

(Iya benar, anak kembar kalian laki-laki dan perempuan), jawab dokter.

"Alhamdulillah..", Kamil dan Titah mengucap syukur.

"Alors quand vais-je donner naissance à un médecin?" 

(Lalu kapan saya akan melahirkan dokter?), tanya Titah lagi.

"Comptez simplement les jours de l'aid" 

(Tinggal menghitung hari saja nyonya), jawab dokter. 

"Est-ce un médecin?" 

(Benarkah itu dokter?), tanya Titah lagi.

"Oui est le matueil" 

(Iya benar nyonya), jawab dokter lagi.

"Sayang.." 

"Iya mas, ada apa?", tanya Titah lagi.

"Kata dokter apa?", tanya Kamil juga.

"Titah kan bertanya tadi, kapan Titah melahirkan mas..", jawab Titah.

"Lalu?", tanya Kamil lagi.

"Kata dokter tinggal menghitung hari saja Titah akan melahirkan mas..", jawab Titah lagi.

"Oh..", seru Kamil.

"Iya mas..", sambung Titah.

"Once again safe ya for Mr. and Mrs. Kamil" 

(Sekali lagi selamat ya untuk tuan dan nyonya Kamil), kata dokter.

"Yes Doctor, Thank you" 

(Ya dokter, terimakasih), sambung Titah dan Kamil.

Setelah dari rumah sakit aku dan Titah pulang, rasa nya aku tidak sabar untuk memberitahukan pada ayah dan mama kalau anak ku kembar, tak lupa ku kabari juga pakde dari Titah soal anak kembar kami.

Pak kyai Abdullah senang sekali mendapatkan kabar tersebut.

Di depan rumah.. 

"Akhir nya sampai juga di rumah ya sayang..", kata Kamil.

"Iya mas..", seru Titah.

Di ruang keluarga.. 

"Assalamu'alaikum", Titah, Kamil, Fitroh, dan aa Yudi memberikan selamat pada semua yang ada di rumah.

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di rumah menjawab salam dari Titah, Kamil, Fitroh, dan aa Yudi.

"Mama mana yah?", tanya Kamil.

"Ada apa mil?", tanya mama juga.

"Mama, ayah tau gak?", tanya Kamil lagi.

"Enggak..", jawab mama dan ayah.

"Mama dan ayah akan punya cucu kembar..", kata Kamil yang memberitahu ibu dan ayah nya dengan senang.

"Yang benar kamu?", tanya mama.

"Iya mah..", jawab Kamil.

"Alhamdulillah", ayah dan mama mengucapkan syukur.

"Kalau begitu besok kita buat syukuran ya", kata ayah.

"Dan jangan lupakan anak yatim dan orang yang tidak mampu juga ya, karena..", sambung mama.

"Iya tau mah, hehe..", sambung Kamil juga.

"Alhamdulillah kalau begitu, kamu mau ngapain mil?", tanya mama lagi.

"Mau menelepon pak kyai Abdullah mah.., masa tidak di kasih tau, tidak adil mah..", jawab Kamil lagi.

"Oh iya ya, susah dan senang sama-sama", kata ayah.

"Nah..", seru Kamil.

"Mas, mah, yah.." 

"Iya sayang..", jawab Kamil, mama, dan ayah.

"Titah istirahat di kamar ya", kata Titah.

"Tah.." 

"Iya mah..", jawab Titah.

"Anjeun kaasih wartos mbak Nuzy jeung teh Kulsum nya, ngomong lamun urang hoyong midamel acara syukuran di imah enjing sarta tanyakan tiasa bantos henteu enjing" 

(Kamu kasih kabar mbak Nuzy dan teh Kulsum ya, bilang kalau kita mau membuat acara syukuran di rumah besok dan tanyakan bisa bantu tidak besok), kata mama.

"Maaf mah Titah tidak mengerti apa yang mama maksud", sambung Titah.

"Astaghfirullahalazim maaf mama lupa sayang kamu tidak mengerti bahasa sunda..", kata mama lagi.

"Maksudnya mama, mama minta tolong untuk kasih kabar ke mbak Nuzy dan teh Kulsum kalau kita mau membuat acara syukuran di rumah dan tanyakan bisa tidak besok mbak Nuzy dan teh Kulsum bantu, gitu sayang..", sambung Kamil menjelaskan pada Titah.

"Oh, iya mah nanti Titah sampaikan", kata Titah.

Di kamar Kamil dan Titah.. 

Percakapan Titah dan mbak Nuzy lewat WhatsApp.

"Assalamu'alaikum Mbak, Titah, ingin memberitahu kalau nanti sore mau belanja ke pasar untuk syukuran, bisa bantu tidak besok di rumah?", tanya Titah.

Percakapan Titah dan Teh Kulsum lewat WhatsApp.

"Assalamu'alaikum teh, Titah ingin memberitahu kalau nanti sore mau belanja ke pasar untuk syukuran, bisa bantu tidak besok di rumah?", tanya Titah lagi.

Percakapan teh Kulsum dan Titah lewat WhatsApp.

"Wa'alaikumussalam tah, iya teteh mau bantu hari ini belanja ke pasar dan besok masak-masak di rumah, ke pasarnya jam berapa ya?", tanya teh Kulsum juga setelah menjawab pertanyaan dari Titah.

"Titah kurang mengerti teh, tapi nanti Titah tanyakan mama ya", jawab Titah.

"Iya tah..", seru teh Kulsum.

"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada teh Kulsum.

"Wa'alaikumussalam", teh Kulsum menjawab salam dari Titah.

Percakapan mbak Nuzy dan Titah lewat WhatsApp.

"Wa'alaikumussalam, bisa tah", jawab mbak Nuzy.

"Alhamdulillah, besok jam berapanya untuk masak-masak biar mama saja ya mbak yang jelaskan soalnya Titah kurang tau", kata Titah.

"Iya Tah, oh ya ke pasarnya jam berapa nanti?", tanya mbak Nuzy.

"Kurang tau juga mbak.., tapi nanti Titah tanyakan mama ya", jawab Titah.

"Iya, nanti mbak dan teh Kulsum ke rumah kamu kok", kata mbak Nuzy.

"Oh iya mbak..", seru Titah.

"Ya sudah kalau begitu assalamu'alaikum", mbak Nuzy memberikan salam pada Titah.

"Wa'alaikumussalam", Titah menjawab salam dari mbak Nuzy.

Titah yang sudah menyampaikan amanah dari mama ke kakak dan kakak ipar ku, keluar kamar untuk menanyakan jam berapa pergi ke pasar nya.

Tak berapa lama kemudian kakak dan kakak ipar ku datang ke rumah untuk membicarakan soal syukuran besok.

Keesokan harinya rencana syukuran kami berjalan dengan lancar.