Diary Digital Seorang Cleo
Malam dingin di musim hujan awal Desember,malam sekarang,pukul setengah satu.
Aku terjaga dari tidur yang terlalu lelap.
Beberapa waktu terakhir ini lebih sering waktu ku habiskan bersama seorang laki-laki yang bukan suami sah ,namun ku anggap suami (eit kalian jangan langsung komen apa lagi me judge aku ,bila tak tau kisah sebenarnya).
mengisi waktu malam membicarakan banyak hal tentang kehidupan di sebuah aplikasi chatting.
Laki tua namun bukan renta bukan pula seorang sugar Daddy..
tepat nya lelaki dewasa.
yang ku anggap aneh , bagaimana mana tidak aneh. Semakin aku mengenalnya semakin misterius dia...
Entah siapa terlebih dahulu yang masuk dalam kehidupan kami ,entah dia, entah aku ,entah lah.
Yang pasti semua berawal dari kalimat "sedang apa?" di kirim pada sebuah pesan singkat.
Bukan kalimat yang langka. Tak terhitung orang-orang mengirim kan kalimat yang sama bahkan di tambah embel-embel cintaku..say...dan entah apa lagi.
Namun kalimat sederhana yang di berikan lelaki satu ini mampu membuat seluruh jiwa raga ku bergetar (akh ! mungkin terlalu berlebihan)
Yang jelas kalimat singkat itu menghadir kan Jawaban panjang penuh perasaan, seakan roh ku melayang ke tempat nya dan memperhatikan nya. Sehingga tercipta sederet sajak absurd.
"Bila kau tanya aku sedang apa?"
"maka jawab ku..
aku sedang memikirkan mu.
membayangkan mu ditemani asap rokok dan segelas kopi hanya untuk mengusir kepenatan yang ada''.
Sampai saat ini pun setelah pertemuan rahasia pada sebuah malam yang kupikir akan menyisakan banyak luka tak berdarah, memang suatu saat akan luka .Aku masih membayangkan seperti itu...
Sosok lelaki dewasa yang lebih memilih tidur pada sebuah gudang dan kemudian disebut nya dengan shelter.., seperti nya apa saja diberi sebuah sebutan , rumah kecil disebut Cabin, bahkan rumput di halaman pun disebut penjaga rumah...Yach.. memang ada benarnya,menjaga rumah dari tanah becek sehabis hujan mengguyur sepanjang malam.
Akhirnya aku pun menyebut nya mata kelinci dan ku panggil Papi.
Lelaki dewasa yang ketika aku hadir ,atau tepatnya kami dipertemukan Tuhan pada saat dia berada diantara dua sisi kejayaan dan keterpurukan. entah lah.
Lelaki dewasa yang filsafat hidup nya 'uang adalah segala nya , segalanya adalah uang" .
eit tapi dia bukan lelaki matre macam brondong atau pun lekong.
Bukan pula lelaki yang mempertaruhkan kejantanan pada tante -tante girang pencari kenikmatan menumpahkan lendir pada hasrat sesaat...Dan toh aku juga bukan Tante girang !!!
Semua dalam cerita ini , akan berkisah tentang aku, dia... tentang kita .