Accident Di Kamar Mandi

Pagi telah tiba, mereka tidak menyadari jika guling yang jadi pembatasnya sudah raib kemana. Sepertinya jatuh ke lantai, sementara keduanya asyik berpelukan. Verrel terbangun terlebih dahulu, ia kaget melihat Angela sudah menyusupkan kepalanya di dadanya dengan nyaman. Rasanya sayang jika bangun lebih cepat, Verrel memilih pura-pura tidur saja sembari menikmati pelukan Angela. Verrel senang Angela memeluknya, entah kapan lagi ia bisa melewati momen seperti ini.

Angela membuka matanya perlahan, saat merasa kakinya kedinginan. Ia mengeratkan kakinya di kaki Verrel yang di kiranya adalah guling.

Samar-samar ia mulai sadar bahwa yang di peluknya adalah Verrel hampir saja ia berteriak kalau ia tidak segera menyadari bahwa ia sedang di rumah mamanya.

'Tunggu dia kan sedang tidur, dia tidak tahu jika aku memeluknya, jadi aman', batin Angela.

Tiba-tiba Verrel menempelkan bibirnya ke bibir Angela membuat mata perempuan itu langsung membulat sempurna karena kaget. Tapi ia melihat Verrel masih terpejam. Dalam hati Verrel ingin tertawa, memanfaatkan pura-pura tidur dengan mencium Angela.

Ini kenapa tubuhku tidak bisa bergerak, gila pria ini meskipun tidur masih mesum saja, pikir Angela.

Verrel semakin usil ia melumat bibir Angela seolah sedang makan es krim. Nafas Angela naik turun, perempuan itu seperti tikus masuk perangkap. Mulut Verrel mengunci bibirnya, gilanya lagi lama-lama ia terhanyut dalam ciuman Verrel. Terdengar suara desahan kecil, membuat Verrel makin semangat melanjutkannya.

Angela tanpa sadar membalas ciuman Verrel, ia yakin Verrel sedang tertidur. Cukup lama mereka terlibat dalam permainan ciuman panas. Namun pada saat Verrel tak sengaja menyentuh bukit kembar Angela, secara spontan perempuan itu langsung mendorong tubuh Verrel. Untung saja Verrel masih dalam kontrol pura-pura tidur.

"Bisa habis aku di makan ikan piranha ini," gerutu Angela. Ia lalu segera bangun dan mengikat rambutnya ke atas.

Lebih baik aku mandi, daripada di lahap habis si piranha, batin Angela.

Ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, Angela lupa mengunci pintunya karena ia terbiasa di kamar sendiri.

Tubuhnya sudah polos dan siap masuk ke bathup. Ia mengisi air dalam bathup dengan air hangat, pasti sangat menyenangkan berendam air hangat begitu pikirnya.

Tiba-tiba dia melihat Verrel ngelotor masuk memakai handuk yang melilit di perutnya.

"Aaa!" jerit Angela. Buru-buru ia meraih bathrobenya yang tergantung di kapstok.

"Kau gila apa! Masuk tidak bilang-bilang!" seru Angela marah.

"Kau sendiri yang salah, kenapa pintu tidak di kunci," kata Verrel beralasan. Sungguh tadi Verrel sempat melihat lekuk tubuh Angela yang polos seperti pualam, membuatnya menelan salivanya.

"Sekarang cepat keluar! Aku mau mandi!" perintah Angela.

"Kita bisa melakukannya, kalau kau mau," goda Verrel.

"Melakukan apa! Kau tidak ingat kau sudah punya anak dari pacarmu! Jadi jangan coba-coba sentuh aku!" Angela mendorong-dorong tubuh Verrel hingga sampai depan pintu. Lalu mengunci pintunya dari dalam. Ceklek.

"Ah, untung saja. Dasar pria mesum, alesan saja pintuku tidak di kunci," omel Angela. Tapi ia juga mengakui keteledorannya dalam hati, kenapa lupa mengunci pintu kamar mandinya.

"Bodoh, kenapa aku sampai lupa sih," batin Angela.

Ia kembali menikmati berendam di bathup, tapi perasaannya tidak senyaman seperti pada awalnya. Angela mempercepat mandinya, ia tidak jadi berendam lama-lama gara-gara suasana hatinya yang telah berubah.

Sementara Verrel pikiran kotornya seperti kaset yang tidak dapat di hentikan. Ia masih membayangkan tubuh Angela yang polos tanpa sehelai benang pun. Sebagai seorang laki-laki tentu saja hasratnya memuncak, miliknya menegang dengan sendirinya. Ia butuh Angela sebagai pelampiasan.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka, rambut Angela tergerai basah, wajahnya makin cantik tanpa make up. Verrel mengamati Angela dari atad hingga ke bawah. Membuat Angela agak risih.

"Kenapa liat-liat!" Angela mencebik kesal. Ia membuka lemari pakaiannya. Memilih pakaian yang pantas di kenakannya hari ini.

Verrel hanya bisa mengamati tingkah lucu Angela dari belakang. Ingin sekali ia menubruk tubuh Angela. Sayangnya Angela galaknya minta ampun, membuat Verrel agak takut juga menghadapi gadis bar-bar semacam Angela.

"Kenapa masuk kamar mandi lagi, kau bisa ganti baju di sini," kata Verrel.

"Enakan di kamu yang untung," kata Angela masuk ke kamar mandi lagi.

Verrel hanya bisa geleng-gelengkepala melihat tingkah Angela. Di dalam kamar mandi Angela mencantolkan bathrobenya. Ia sudah bersiap untuk memakai pakaian gantinya. Tiba-tiba ada kecoa lewat. Sontak Angela menjerit histeris.

"Verreeell!" panggilnya.

Verrel langsung membuka pintu kamar mandi melihat tubuh Angela yang masih polos meloncat-loncat karena takut melihat kecoa lari kesana kemari. Langsung Verrel menginjak kecoa itu hingga mati. Saking ketakutannya Angela memeluk tubuh Verrel yang hanya memakai handuk sebatas perut. Kulit mereka bertemu, Verrel sangat kaget. Perempuan itu tidak melepaskan pelukannya. Ia memeluk erat tubuh Verrel. Semua tubuhnya yang polos seakan menyatu dengan tubuh Verrel.

Verrel tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, ia mempererat pelukannya. Mencium puncak kepala Angela. Angela baru sadar jika dirinya saat ini tidak memakai baju, buru-buru dengan rasa malu ia mencoba mengambil bathrobnya kembali. Namun di cegah Verrel.

"Jangan," cegah Verrel lirih. Ia sudah tidak tahan lagi sebagai lelaki.

"Tidak, jangan lakukan itu. Aku tidak mau," tolak Angela. Tapi Verrel memaksa memeluk Angela dari belakang. Tangannya dengan lembut mengusap ujung gunung kembarnya membuat Angela mengerang lirih.

Angela meronta menginjak kaki Verrel, akhirnya ia bisa terlepas dari pelukan Verrel. Buru-buru ia memakai pakaiannya.

"Awas jangan mendekat! Atau aku berteriak agar mama ke sini," ancam Angela.

"Sayang, kamu lupa. Mamamu tahu kalau kita adalah suami istri jadi wajar jika kita melakukannya. Ayolah, aku harus mencari pelepasan. Kau yang sudah membuat milikku menegang, kau harus bertanggung jawab," kata Verrel.

"Tidak, dasar pria mesum. Lakukan saja sama pacarmu yang kau hamili itu!" kata Angela ketus. Ia telah berhasil memakai baju gantinya.

"Kau cemburu padanya?" tanya Verrel.

"Tidak, buat apa aku cemburu pada wanita murahan itu," bantah Angela.

"Ya, kau cemburu," tekan Verrel.

"Terserah apa katamu!" Angela keluar dari kamar mandi. Jantungnya seakan copot dengan perbuatan Verrel tadi. Ia masih merasakan semua sentuhan pria itu. Otaknya sudah menjadi gila, tubuhnya masih gemetaran. Angela seperti satu kamar dengan singa yang siap menerkamnya kapan-kapan. Ia harus segera keluar dari kamar agar tidak terjebak situasi terus. Angela tidak ingin Verrel mengambil kesempatan.

Ia menuruni anak tangga untuk sarapan pagi.

"Pagi, Ma," sapa Angela.

"Pagi, sayang. Bagaimana tidurmu. Kelihatannya tidurmu nyenyak sekali," kata Yanti.

'Nyenyak apanya, aku harus berjaga dari si mesum yang selalu cari kesempatan itu', batin Angela.

---Bersambung----