1. Kudeta

Angin berembus kencang, menghasilkan suara gemeresik dari daun yang bergesekan. Malam gelap tanpa penerangan dari bulan, gerimis perlahan melanda bentala, cuaca terlihat kian buruk sesaat kilatan petir muncul dan menyambar di mana-mana. Di bawah pemandangan yang mencekam itu, berdiri sebuah bangunan megah dan indah, yang dikenal sebagai kerajaan Langit. Sebuah tempat yang dihuni oleh orang-orang berstatus sosial tinggi.

Suatu kejadian tidak biasa sedang terjadi di istana itu. Tampak beberapa orang tengah berdiri di depan sebuah ruangan. Berdiri cemas dengan berbagai gaya. Bahkan salah satu dari mereka berjalan mondar-mandir di depan pintu ruangan tersebut.

"Aaaakkk ...!"

"Sedikit lagi, Permaisuri! Sedikit lagi!"

Dari dalam ruangan terdengar erangan memilukan. Pria berpakaian agung dengan mahkota di kepalanya, melirik ke pintu, cemas dengan seseorang di dalam sana. Sudah hampir 12 jam dia menunggu di luar, tapi belum ada kabar sama sekali dari penghuni di ruangan dalam, selain suara teriakkan menyakitkan dari wanita yang dia kenal.

"Yang Mulia, tenanglah ... Permaisuri adalah wanita yang kuat. Tidak akan terjadi apa pun padanya, begitu pun dengan anaknya." Seorang pria mengenakan busana perang lengkap memberanikan diri menegur sikap kaisar. Ia tahu apa yang sedang dirasakan kaisar saat ini. Namun, dia tidak tega melihat kaisar terus memasang gurat wajah khawatir.

"Jenderal Lou." Kaisar menepuk pundak pria yang menegurnya. Helaan nafas perlahan keluar. "Aku hanya khawatir, kita semua tahu Permaisuri melahirkan anak yang tidak biasa. Anak dengan takdir langit. Proses persalinannya sudah pasti tidak biasa seperti wanita pada umumnya," ucap kaisar dengan nada amat khawatir.

Kaisar sebenarnya tidak akan secemas ini jika saja permaisuri bisa melahirkan seperti pada umumnya, Namun, sejak pendeta kerajaan mengatakan bayi yang dikandung permaisuri bukanlah bayi biasa, bayi dengan takdir langit yang akan mengguncang seluruh alam semesta. Apa pun yang ada di dunia akan tunduk padanya. Jika sang bayi lahir sebagai perempuan maka bayi tersebut akan membawa malah petaka untuk tiga dunia. Sedangkan jika bayi tersebut adalah bayi laki-laki, diyakini bayi tersebut akan mendapat kekuatan yang tak terduga. Kekuatan yang kuat dan hebat, hingga membuat 5 dunia patuh padanya.

Untuk itulah kenapa proses persalinan permaisuri tidak sesederhana yang terlihat. Permaisuri akan mengalami sakit yang amat menyakitkan, seolah permaisuri disambar 7 petir abadi dari alam surgawi. Jika permaisuri bukan wanita yang kuat, kemungkinan permaisuri akan mati saat proses persalinan sedang berlangsung.

"Saya mengerti, Yang Mulia, tapi khawatir seperti ini tidak akan bisa membantu apa pun." Jenderal Lou menggeleng pelan. Bukannya dia tidak khawatir dengan keselamatan permaisuri, justru dia pun sama khawatirnya seperti kaisar. Jika terjadi sesuatu pada permaisuri, maka keseimbangan kerajaan akan terguncang untuk waktu yang lama. Permaisuri bukan hanya sekadar perempuan dengan status Permaisuri sebab telah menikah dengan pria agung, tapi karena dia memang pantas menduduki posisi tersebut. Permaisuri adalah pilar suci kerajaan Langit.

Apa yang dikatakan Jenderal memang ada benarnya, khawatir, cemas, gelisah atau apa pun itu tidak akan bisa membantu apa pun, hanya doalah yang bisa membantu permaisuri saat ini.

Kaisar menepi, bersandar pada tembok sambil mengusap wajahnya kasar. "Anda benar, Jenderal Lou. Seharusnya aku tidak menunjukkan sikap seperti ini. Memalukan sekali ...."

***

Tidak jauh dari kerajaan Langit, tampak sekumpulan bayangan hitam bergerak cepat menuju kerajaan. Dengan mengendarai Stealth Monster yang dipacu secepat mungkin, dalam hitungan detik mereka bisa melewati ratusan meter dalam 1 kali pacuan.

Sekumpulan bayangan hitam dengan Stealth Monster itu adalah pasukan raja Yue Li Wei, kakak dari kaisar Yue Liang Wei. Raja Yue Li Wei berniat menyerang kerajaan Langit malam ini juga, mengingat malam ini adalah malam terbaik meluncurkan serangan, tepat gerhana bulan biru bersinar dengan terangnya. Apalagi kaisar Yue Liang Wei pasti lumayan sibuk mengkhawatirkan permaisuri tercintanya yang sedang menjalani proses melahirkan.

Sudah lama dia menunggu saat-saat ini tiba, di mana kerajaan Langit akan sibuk besar. Dan akhirnya raja Yue Li Wei memiliki kesempatan melengserkan kedudukan adiknya dari takhta yang seharusnya menjadi miliknya. Jika saja kaisar terdahulu tidak salah memilih kaisar selanjutnya, raja Yue Li Wei tidak akan perlu melakukan pemberontakan pada kerajaannya sendiri, tapi tidak tahu kenapa kaisar terdahulu lebih memilih Yue Liang Wei dibanding Yue Li Wei yang jelas pangeran tertua dan memenuhi semua syarat sebagai kaisar selanjutnya.

"Khiat! Khiat!!"

"Yang Mulia Raja Yue! Gerbang kerajaan Langit sudah dekat, apakah kita tetap menerobos masuk?!" teriak seorang pria berkulit cukup gelap sembari mendekatkan Stealth Monster miliknya pada kereta raja Yue Li Wei. Dia adalah Yongliang, jenderal dari raja Yue Li Wei.

Raja Yue Li Wei terdiam sejenak, netranya fokus memandang gerbang kerajaan Langit yang memang sudah bisa dilihat dari jarak sejauh ini. "Ya, kita tetap masuk. Terobos gerbangnya," ucap raja Yue Li Wei mantap.

Yongliang mengangguk paham, segera dia memacu Stealth Monster-nya menuju barisan depan. Lalu berteriak sambil mengangkat pedangnya. "Terobos gerbang!"

Gemuruh antara suara manusia dan Stealth Monster menggema keras, lantas mengejutkan beberapa prajurit yang berjaga di sekitaran gerbang kerajaan. Semua prajurit yang ada di sana segera berkumpul di depan gerbang, menelisik dengan cermat bayangan hitam yang mendekat dengan kecepatan tinggi ke arah mereka.

"Apa itu?" tanya salah satu prajurit penjaga. Netranya masih fokus menatap sekumpulan besar bayangan hitam yang bergerak cepat ke gerbang.

"Aku tidak tahu! Mereka bergerak cepat sekali! Dan sepertinya jumlah mereka tidak sedikit."

"Mungkin kah mereka berniat menyerang kerajaan Langit?!"

"Ya, sepertinya mereka musuh! Segera laporkan pada Kaisar!"

Satu dari beberapa prajurit yang berjaga di luar berlari masuk ke dalam. Sementara prajurit yang di luar berjaga dengan senjata masing-masing, siap menghalang sekelompok bayangan hitam yang kian lama kian mendekat, meski sebenarnya para prajurit itu tidak yakin mampu menahan mereka dalam waktu lama.

Dalam waktu singkat pasukan bayangan hitam itu semakin mendekat, hingga akhirnya tampaklah ratusan ribu Stealth Monster yang dikendarai para kultivator.

"SERANGGG ...!"

"Khiat ...!"

"PERTAHANKAN GERBANG!"

Dengan jumlah mereka yang tidak sebanyak para musuh, dalam waktu sekejap saja belasan prajurit itu tumbang. Ada yang mati terkena sabitan golok, ada pun yang mati terlindas Stealth Monster. Tidak satu pun dari mereka selamat atau mampu menyelamatkan diri.

"Pasukan Stealth Monster banteng Api!!" Yongliang berseru keras, memanggil para kultivator yang mengendarai Stealth Monster banteng Api untuk berbaris di posisi depan.

Tidak perlu waktu lama, para kultivator mengendarai Stealth Monster banteng Api berjejer di barisan depan. Siap menerima perintah selanjutnya.

Gruduk! Gruduk!

Tanah tiba-tiba bergetar tatkala kaki para Stealth Monster itu mengentak-entak di tanah. Ditambah embusan hawa panas yang keluar dari hidung para Stealth Monster banteng Api, menambah semangat mereka untuk menyerang.

Sementara di atas gerbang, beberapa prajurit kerajaan mengarahkan panah berapi pada mereka. Kemudian melontarkannya ketika pemandu mereka memberi perintah.

"Tembaakk ...!"

Yongliang mengangkat tangannya yang memegang sebilah pedang, lantas pedang hitam legam miliknya mengeluarkan cahaya kebiruan yang lalu melepaskan kekuatan secara horizontal. Membakar habis semua panah api yang diluncurkan prajurit kerajaan Langit. Panah dari prajurit kerajaan Langit tidak hanya datang sekali, tapi terus meluncur berkali-kali tanpa henti. Namun, sayangnya, panah yang mereka luncurkan selalu berhasil ditangkis oleh Yongliang.

"HANCURKAN GERBANGNYA ...!" teriak Yongliang ketika prajurit kerajaan Langit tidak lagi meluncurkan panah sebab telah kehabisan anak panah.

Para pasukan pengendara Stealth Monster banteng Api pun bergerak, menyerbu tembok gerbang berulang kali menggunakan tanduk mereka. Gerbang yang terbuat dari batu spirit itu pun bergetar, lantas membuat pemijak di atas sana kehilangan keseimbangan.

"Tambah kekuatan ....!" Yongliang kembali berteriak. Memerintahkan menambah kekuatan Stealth Monster banteng Api.

Stealth Monster banteng Api semakin menguatkan tandukan mereka pada gerbang, tentu membuat gerbang itu semakin bergetar. Namun, tetap belum mampu meruntuhkan gerbang tersebut, karena mau bagaimana pun gerbang itu terbuat dari batu spirit tingkat tinggi. Yang sudah pasti kualitas pertahanannya sangat lah kuat. Tidak bisa diruntuhkan hanya karena Stealth Monster banteng Api.

"Yongliang ...." Raja Yue Li Wei melirik Yongliang. Yongliang yang mengerti makna tatapan itu segera mengangguk.

"Stealth Monster harimau Emas! Bersiap!" seru Yongliang keras.

Stealth Monster harimau Emas yang berbaris di belakang Stealth Monster banteng Api mulai mengumpulkan kekuatan, dengan memusatkan seluruh energi di mulut mereka. Ketika semua kekuatan mereka sudah mencapai titik pengumpulan, Yongliang pun kembali berseru.

"SERANGGG ...!"

Dan tepat kalimat perintah itu kembali terdengar, para Stealth Monster harimau Emas segera meluncurkan serangan mereka menuju gerbang.

Bang! Duarr ...!

Suara gemuruh kembali terdengar, jauh lebih keras dari sebelumnya. Debu dan asap bersatu, mengepul tebal menjadi kabut.

"Gerbangnya akan runtuh! Cepat melompat!"

Kocar-kacir prajurit di atas gerbang menyelamatkan diri. Sebagian besar dari mereka memilih lompat dari pada roboh bersama tembok. Apalagi para Stealth Monster terus menyerang gerbang tanpa henti, mengakibatkan gerbang kerajaan terus bergetar kuat.

Dengan jumlah Stealth Monster yang tidak sedikit, tidak butuh waktu lama bagi gerbang tersebut hancur. Gumpalan debu pun melambung tinggi ke atas.

Gruduk! Gruduk!

Tanah pun kembali bergetar lantaran para kumpulan Stealth Monster mulai memasuki gerbang secara bersamaan. Alhasil membuat prajurit di sana tidak memiliki kesempatan untuk melawan.

"BUNUH SEMUANYA! JANGAN BIARKAN SATU PUN DARI MEREKA LOLOS!"