Pukul 05.01 pagi, terdengar suara azan Subuh berkumandang dari ponsel Samiya. Jarinya terlihat bergerak mengambil ponsel yang terletak di meja kecil samping kiri tempat tidur. Samiya membuka mata, kemudian duduk di sisi tempat tidur. Dia menggerakkan tubuh ke kiri dan ke kanan dengan pelan, karena ingat saat ini ia tidak lagi sendiri. Ada janin yang sedang tumbuh di rahimnya.
Hingga pagi ini, Samiya belum memberitahu Kim Tae Ho tentang kabar gembira itu. Dia sengaja tidak memberitahukan karena belum menemukan solusi yang tepat atas masalah yang sedang dihadapi pria itu.
Samiya lalu berdiri dan bergerak ke kamar mandi untuk mengambil air wudu. Setelah melaksanakan salat Subuh, dia kembali ke kamar untuk membangunkan suaminya.
“Sayang, bangun. Waktunya salat Subuh.”
Dia membelai kepala Kim Tae Ho yang masih tertidur pulas.