Menginap Di Rumah Devin

Devin menjemput Alena ke rumah orang tuanya karena tadi Devin sudah berpesan kepada mamanya agar membawa pulang kerumahnya terlebih dahulu kalau Devin belum datang menjemputnya.

Kini Alena sedang berada di ruang tamu bersama dengan Belinda sedangkan Stevani mama Devin masuk ke dalam kamarnya untuk memasukkan barang belanjaannya tadi.

“Kamu sudah kenal Devin berapa lama?” tanya Belinda ia memulai pembicaraan

“Belum lama kenapa memangnya?” tanya balik Alena

“Nggak apa-apa cuma tanya saja, soalny selama ini aku nggak pernah lihat Devin sedekat itu dengan cewek kecuali sama aku,” ucap Belinda

“Oh begitu, memang kamu sahabatnya dari kecil, kok bisa sih kenal Devin cowok nyebelin yang suka seenaknya saja,” ucap Alena

“Iya dulu Devin sering tolongin aku saat aku di gangguin sama anak cowok di sekolahan dan ia juga selalu baik denganku,” ucap Belinda

“Apa kamu suka dengan Devin?” tanya Alena

“Hhahaha nggak kok, aku nggak suka sama Devin aku sudah menggangap Devin seperti kakak aku sendiri lagian aku juga sudah punya pacar di Amerika. Apa kamu cemburu?” tanya balik Belinda

“Tidak ... aku tidak cemburu, aku hanya tanya saja, lagian kalian berdua sudah kenal sejak kecil jadi bisa saja ada benih-benih cinta yang tumbuh,” ucap Alena

“Kamu tenang saja, lagian aku lihat Devin juga sangat menyanyangimu tak mungkin Devin akan menyakitimu,” ucap Belinda dengan senyum manisnya.

“Cihh baik dari mana cowok kaya begitu di bilang baik,” batin Alena

Tak lama kemudian seorang ART datang dari dalam membawa nampan yang berisi tiga gelas minuman air dingin dengan camilan ringan.

Stevani keluar dari dalam kamrnya dan bergabung dengan Alena dan Belinda mereka bertiga mengobrol sedangkan ART berpamitan untuk kembali ke dalam.

Hari sudah semakin sore saja akan tetapi Devin juga belum kembali juga, Alena yang sudah dari tadi di rumah orang tua Devin terlalu lama dan rasanya ingin istirahat. Mau pamitan pulang tak enak juga kata Stevani mama Devin katanya Devin nanti menjemputnya untuk mengantar Alena pulang ke Apartemen.

Sedangkan Belinda sudah balik terlebih dahulu setelah acara makan siang tadi selesai, kini Alena sedang berada di halaman belakang menemani mama Devin sedang bersantai.

“Alena apa kamu merasa capek, jika kamu capek kamu bisa istirahat di kamar Devin, lagian kayaknya Devin bakal pulang malam deh,” ucap Stevani

“Nggak kok tante,” ucap Alena yang merasa tak enak.

“Tante tahu kamu pasti capek, ayo tante anter kamu ke kamar Devin. Tante juga ingin istirahat,” ucap Stevani

Stevani pun mengantar Alena ke dalam kamar Devin. Stevani menyuruh Alena untuk istirahat sambil menunggu Devin pulang, sedangkan Stevani keluar kamar meninggalkan Alena sendirian di kamar Devin.

Alena merebahkan tubuhnya di atas kasur milik Devin, akhirnya Alena bisa istirahat tapi ngomong-ngomong kemana si Devin itu kok lama sekali.

Alena mengeluarkan HP nya dari dalam tasnya dan berkirim pesan ke Devin, namun tak ada balasan sama sekali dari Devin. Alena tertidur karena tak ada balasan sama sekali dari Devin ia memang sangat lelah jalan-jalan mengitari mall hampir seharian.

Di lain tempat Devin sedang ada bertemu dengan klien mereka bertemu di restoran untuk membicarakan soal kerjasama mereka. Mereka memang datang tidak tepat waktu karena ini hari libur karena mereka juga banyak kerjaan maka dengan terpasa menggangu hari libur Devin

Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 malam mereka sudah selesai dengan pertemuan hari ini dan mereka juga sepakat dengan kerjasama ini karena kerjasama sudah terjalin klien bisnis Devin mengajak Devin minum di sebuah Club yang terkenel di Hamburg.

Devin dengan senang hati menerimanya Devin mengajak ke Club yang terkenal itu mereka bersenda gurau sambil minum. Setelah di rasa sudah cukup malam Devin pun berpamitan untuk pulang terlebih dahulu.

Karena Devin banyak minum membuatnya sangat pusing sehingga dia menghubungi Evan untuk menjemputnya di Club. Setelah Evan sampai di Club Devin langsung masuk ke dalam mobil dan Evan pun menjalankan mobilnya meninggalkan Club.

Dasar Devin kebiasaan memang, sampai di rumah Devin langsung masuk ke dalam rumah, sedangkan Evan langsung berpamitan untuk pulang.

Devin berjalan ke kamarnya, ia langsung membuka pintu kamarnya. Saat ia masih di depan pintu ia melihat Alena yang masih tidur pulas. Devin baru ingat bahwa dari pagi ia mengajak Alena untuk menemani mamanya ke mall dan saat mau pergi juga berpesan kepada mamanya agar mamanya membawa Alena pulang kerumah dan nanti dia juga akan menggantarkan pulang.

Devi berpikir ia tak akan bisa menggantarkan Alena pulang dalam keadaan begini, Devin pun berjalan mendekati Alena ia melihat Alena yang begitu sangat cantik dan seksi, lalu Devin mendekati Alena dengan menindih Alena kini Devin berada di atasnya

Alena yang tidurnya merasa terusik ia bangun dan matanya bertatapan dengan mata milik Devin. Alena mencoba mendorong Devin namun Alena tak bisa karena tenaga Devin begitu kuat. Devin terus saja menatapnya dan lama ke lamaan Devin medekatkan bibirnya ke bibir Alena.

Devin melumat bibir Alena dengan sangat rakus sedangkan Alena yang berusaha memberontak hanya sia-sia saja. Tangan Devin juga tak tinggal diam, tangan Devin berusaha melepaskan baju Alena dan juga celana milik Alena.

Devin benar-benar sudah di kuasai oleh nafsunya, ia sudah tak bisa menahannya lagi ia ingin sekali memasuki Alena, entah kenapa Alena kini menjadi candunya.

Devin asih berusaha memasukkan miliknya ke dalam milik Alena karena masih terasa sempit karena ini yang kedua kalinya mereka melakukannya kembali. Devin yang sudah berhasil memasukkanya kini Devin memompanya dengan gerakan yang sangat cepat dan membuat Alena mendesah tak karuan.

Untung saja kamar milik Devin ini kedap suara jadi tak akan ada yang mendengarnya, Devin masih berusaha keras untuk mendapatka pelepasanya ia terus memompa Alena sedangkan Alena yang sudah keluar berkali-kali membuatnya lemas, Devin sangat kuat sekali sampai hampir mau satu jam dia belum keluar.

Alena mengatakan kepada Devin bahwa sebentar lagi ia ingin keluar dan Devin pun memompanya dengan lebih cepat karena sebentar lagi Devin juga akan keluar. Devin pun membenamkan miliknya lebih dalam Devin juga menyemburkan spermanya di dalam rahim Alena.

Setelah itu Devin berguling ke samping dengan milik mereka masih menyatu dan Devin mencium kening Alena.

“Makasih sayang untuk malam ini,” ucap Devin dan mencium kening Alena sekali lagi. Alena hanya terdiam dan memejamkan matanya ia benar-benar lelah dan ingin istirahat, jam menunjukkan pukul 01.00 dini hari Devin terbangun karena merasakan miliknya tegang lagi di dalam sana.

Devin memompa lagi miliknya ia melakukan kembali percintaanya dengan Alena sampai pagi pukul 04.00 baru selesai dan mereka berdua pun istirahat.