Di kamar Alena sedang uring-uringan entah kenapa malam ini ia tak bisa tidur karena memikirkan Devin. Kenapa semenjak kehamilannya ia terkadang sangat ingin berdekat-dekatan dengan Devin padahalkan selama ini dia kabur dari Devin karena tak menyukainya.
Apa jangan-jangan Alena sedang ngidam soalnya selama ia hamil ia tak pernah meminta makan yang aneh-aneh akan tetapi ia selau ingin dekat dengan Devin dan di manja sama Devin sungguh ini menyiksa Alena.
Alena melihat HP dan terdapat banyak notifakasi panggilan dan satu pesan itu semua dari Devin. Alena membukanya dan membaca pesan dari Devin namun ada rasa gengsi yang teramat tinggi di dalam diri Alena jadi Alena meletakan Hpnya kembali dan tak membalas pesan Devin.
“Ternyata Devin sedang di Jepang pantesan dia waktu itu nggak ganggu aku,”gumam Alena sambil mondar mandir kesana kemari kalau dirinya sedang nggak bisa tidur.
Pintu terbuka menampakkan Sahira, lalu Sahira masuk kedalam kamar mendekati Sahira. “Sayang sudah malam kok belum tidur?”tanya Sahira
“Alena nggak bisa tidur ma,”ucap Alena mendudukan bokongnya di samping ranjang.
“Kenapa? Nggak baik loh ibu hamil tidur malam-malam lebih baik kamu cepat tidur,” ucap Sahirah menyuruh Alena agar cepat tidur. “Mama keluar ya, mama juga sudah ngantuk mau tidur kamu cepetan tidur,”ucap Sahira sekali lagi sambil melengang pergi dari kamar Alena dan tak lupa juga menutup pintu.
Jam sudah menunjukkan pukul 02.00 KST dini hari namun Alena juga belum bisa tidur juga ia masih saja berguling-guling di kasurnya kesana kemari sudah seperti anak kecil saja.
“Aaaaa kenapa aku begitu menginginkan Devin di dekatku,”teriak Alena frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.
Alena mengambil Hpnya dan membuka pesan yang di kirimkan Devin beberapa jam yang lalu, Alena mengetik pesan untuk Devin lalu Alena mengirimkannya. Alena berharap Devin belum tidur tapi ini waktunya orang istirahat.
Alena menunggu balasan sekitar setengah jam namun tak ada balasan sama sekali sampai akhirnya Alena tertidur.
Pagi harinya Alena bangun sekitar jam 8.00 pagi Alena langsung melihat Hpnya namun juga belum ada balasan dari Devin, Alena merasa sedih Alena memutuskan untuk mandi dan turun ke bawah untuk ikut sarapan pagi bersama eomma dan appanya.
Alena turun ke bawah dan menuju ke dapur disana sudah ada appa dan eommanya yang sedang sarapan pagi. Alena duduk dekat appanya yang sampai saat ini masih mendiamkan Alena, Alena tahu ini kesalahannya dan appanya marah besar itu pasti.
“Pagi appa, eomma,”ucap Alena
“Pagi juga sayang,”ucap Sahira
“Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya Alena?”tanya Lee yang masih fokus pada ipadnya.
“Alena juga bingung pa, mungkin Alena harus pergi dari rumah ini lagi biar orang nggak tahu Alena sedang hamil,” ucap Alena
“Appa nggak setuju dengan ide kamu Alena,”ucap Lee menaruh ipadnya di meja dan memandang anaknya itu.”Kita sekeluarga akan pindah rumah yang ada di Busan ya tidak menutup kemungkinan nanti orang luar tahu, tapi appa yakin kabar kamu hamil tidak akan pernah bocor asal di saat perut kamu membesar kamu cukup di rumah saja dan jangan keluar rumah,” ucap Lee
“Appa … apa appa udah nggak marah lagi sama Alena?”tanya Alena
“Appa masih marah dan kecewa Alena tapi mau bagaimanapun appa harus terima semua Ini apa lagi kamu anak appa dan eomma satu-satunya appa nggak bakal biarin kamu sendirian menanggung semua ini Alena appa sangat sayang anak appa yang cantik ini,” ucap Lee lalu kedua tangannya merentang agar Alena memeluknya dan ya Alena langsung memeluk appanya itu.
“Terima kasih appa, Alena juga sayang baget sama appa dan eomma,” ucap Alena yang masih memeluk appanya. Lee pun melepaskan pelukannya dan menatap anaknya.
“Alena kalau boleh tahu siapa laki-laki yang menghamili kamu?”tanya Lee
“Devin pa, Devin Abraham,”ucap Alena
“Devin? Appa kaya tidak asing dengan nama itu,”ucap Lee sambil mengingat-ingat nama yang disebutkan Alena, Lee merasa pernah mendengar nama itu tapi dimana.
“Kenapa pa, apa appa mengenalnya?”tanya Alena
“Tidak, hanya saja appa pernah dengar nama itu tapi dimana appa lupa,”ucap Lee yang masih berusaha mengingatnya.
“Mungkin appa pernah liat ditv dia anak pengusaha dan mengantikan papanya appa dia juga CEO di kantor Alena kerja dulu,”ucap Alena
“Lalu kenapa kamu tidak minta pertanggung jawaban kepada pria itu,” ucap Lee
“Karena Alena tidak menyukainya pa,”ucap Alena
“Tapi kenapa kalian bisa melakukan itu kalau kamu tidak menyukainya Alena?”tanya Lee
“Waktu itu Alena bertemu dengan teman lama Alena pa, dan salah satu pacar teman Alena itu temannya Devin dan kita bisa kenal di restoran Alena juga nggak tahu kalau Devin itu bos dikantor tempat aku kerja. Waktu itu kita semua pergi ke club malam dan saat Devin dan Alena kebetulan ke toilet temannya Devin memasukan minuman perasang ke minuman Devin waktu itu juga Alena juga sedang mabuk berat dan Devin yang mengantarkan Alena ke Apartemen dan kita melakukannya,” ucap Alena
Appanya hanya mengangguk mengerti, Lee juga tak menyalahkan Alena atau si Devin bagaimana juga ini sebenarnya kesalahan mereka berdua.