Devin

Devin kini sudah berada di Jepang ia baru saja sampai, kini Devin sedang berada di ruang kerjanya ia duduk di kursi kebesarannya Devin lelah dan frustasi kemana perginya Alena dia sudah pergi kerumahnya namun Alena dan keluarganya juga sudah pindah.

Sampai sekarang orang suruhan Devin pun belum mengabari Devin kembali kenapa orang suruhannya ini sangat lama sekali kerjanya. Devin hanya bisa bersabar dan terus bersabar menunggu kabar baik dari orang suruhannya itu.

Tokkk tokk tokk

“Masuk,” ucap Devin

“Maaf tuan ini ada berkas yang harus tuan tanda tangani,” ucap Evan sambil berjalan ke arab meja Devin.

“Kamu taruh di atas meja saja, o ya Evan bikini saya kopi dan kalau ada sedikit makanan ringan perut saya rasanya sakit karena dari kemarin saya belum makan,” ucap Devin

“Baik tuan kalau begitu saya permisi keluar,” ucap Evan pun keluar dari ruangan Devin sedangkan Devin ia masih duduk sambil memejamkan matanya.

Sore hari Alena berpamitan kepada eommanya untuk keluar sebentar, Alena masih ingin jalan-jalan ke berbagai tempat di Busan untuk menghilangkan rasa rindunya d Korea. Alena membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, ia tak mau menyia-nyiakan suasana di Busan sore hari ini.

Sepanjang jalan banyak orang yang berlalu lalang di jalanan hanya untuk sekedar mencari makan atau jalan-jalan dan pulang dari kantor. Alena memberhentikan mobilnya di pusat perbelanjaan yang terkenal di Busan, Alena memakirkan mobilnya setelah itu ia keluar dan masuk ke dalam, di dalam sangat ramai pengunjung yang berdatangan.

Alena menyusuri setiap toko dan melihat-lihat, jika Alena menyukainya maka Alena akan membelinya, ya selama ini kan Alena terlalu hidup irit saat di Hamburg padahal gajinya besar namun ia lebih suka menabung uangnya atau buat nambah modal usaha dia.

Ya Alena berencana untuk membuka butik selain menjual dengan offline ia juga akan menjualnya dengan online. Alena masih mencari-cari tempat yang bagus dan statregis untuk tokonya itu.

“Hay Alena kita ketemu lagi,” sapa Suho dari depan.

“Suho bikin kaget saja, gue heran di mana-mana kok selalu ada loe,” ucap Alena sambil masih berjalan dan melihat-lihat.

“Berarti kita jodoh,” ucap Suho yang mengikuti Alena dengan berjalan sejajar di samping Alena.

“Bisa saja bercandanya, kamu mau beli apa di sini?” tanya Alena kembali pada Suho.

“Hemm tadinya mau beli kado buat teman karena nanti malam ulang tahunnya, kamu mau nemeni aku nggak pergi ke acara teman aku,” ucap Suho

“Boleh aku juga lagi bosen di rumah saja, teman kamu cewek apa cowok biar aku bantu cari kado buat kamu bawa nanti malam,” ucap Alena menawarkan diri membantu Suho untuk mencari kado.

“Thank ya sudah mau temeni aku sama bantuin aku buat cari kado, teman aku cowok,” ucap Suho

“Baiklah kalau begitu kita ke arah sana,”tunjuk Alena

Suho dan Alena pun berjalan mengusuri setiap toko mencari kado yang pas buat teman Suho. Mereka terlihat sangat dekat padahal baru kenal beberapa hari, berarti Suho sudah berhasil untuk bisa mendekati Alena akan tetapi Suho tidak akan buru-buru untuk menjadikan Alena kekasihnya. Suho ingin mengetahui lebih dalam lagi dan bisa mengenalnya lebih dekat lagi, entah kenapa Suho ingin memperjuangkan cintanya ya walaupun banyak kemungkinan Alena bisa menolaknya.

Setelah mereka selesai mencari kado Alena berpamitan kepada Suho bahwa ia harus segera kembali dan Suho juga berkata dia akan menjemput Alena nanti malam. Mereka berdua pun berpisah di parkiran dan masuk kedalam mobil mereka.

Alena telah tiba di rumahnya ia langsung masuk ke dalam kamarnya dan membongkar barang belanjaannya yang ia beli tadi, Alena membeli beberapa dress dan high heels. Alena berkaca dan melihat penampilannya, Alena merasa badannya masih sama dan belum kelihatan berisi jadi Alena masih bisa memakai baju yang ia pakai sehari-harinya namun dalam beberapa bulan lagi ia juga harus menyiapkan baju yang menurutnya agak besaran untuk dipakai.