Derap kakinya perlahan-lahan. Hanya seberapa langkah lalu berhenti. Zhi Yang sempat berhenti ketika tangannya terayun pelan ke depan. Namun kini benar-benar jatuh dan terhenti.
Wajahnya memucat pasi setelah mendengar derap kaki yang menghilang. Beberapa lama dia menunggu, akhirnya suara itu lenyap dari depan halaman.
Dengan berani, Zhi Yang membuka secara pelannya. Kepalanya nongol dari balik pintu gerbang terbuka sedikit. Mondar-mandir melihat ke sekeliling halaman, tetapi tidak terlihat siapa pun di sana.
"Huuuft … kurasa hanya perasaan," gumamnya mulai maju. Kakinya sampai pada tanah selanjutnya untuk keluar dari halaman rumah.
Kedua tangannya memegang kuat lampion gantung mengarah depan. Suasananya memang sangat menyeramkan untuk beberapa hari ini. Penampakan langit merah terus menyelimuti wilayah ini. Akan tetapi, Zhi Yang tidak ragu untuk meninggalkan rumah.