Setelah makan siang keduanya langsung menuju rumah baru mereka. Rumah bercat abu-abu, berukuran sedang, berlantai dua itu tampak berdiri kokoh.
“Oh, ini rumahnya? Wah bagus dari yang kupikirkan.” ucap Keyna melangkah masuk ke rumah barunya, Ken ikut masuk mendorong dua koper sekaligus. Sambil menoleh kiri kanannya, ia tak menyangka keluarganya seniat ini tentang pernikahan Ken dan Keyna, padahal ia pikir ini hanya main-main. Ia berjalan menuju sofa abu-abu di ruang keluarga lalu mengambil duduk di sana. Sambil melirik kiri kanannya. Sedangkan Keyna mengelilingi rumah itu. Ruang tengah, ruang tamu dan dapur yang sudah diisi dengan perabot selengkap mungkin. Setelahnya Keyna kembali pada Ken yang kini mencoba memejamkan matanya sambil menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.
“Ken, aku tak mau satu kamar dengan mu.” Ken sontak membuka kembali matanya, sialan, ia cukup merasa terganggu dengan suara gadis itu. Padahal ia baru menenangkan dirinya sebentar saja.