Arya meraih tungku dan menarik kepalanya keluar.
Dia kemudian bergegas ke meja dengan penuh semangat dan mulai menulis di buku catatan. Dia telah menggunakan tujuh buku catatan selama dua hari terakhir. Semuanya dipenuhi dengan simbol aneh yang tidak dikenali Karin.
"Aku suka kutu buku. Saudaraku, kamu terlihat sangat keren saat kamu fokus pada pekerjaan!"
Karin duduk di atas meja dan memasukkan sesendok es krim ke mulut Arya. Arya masih fokus menulis, karena itu dia sama sekali tidak memperdulikannya. Setelah mencatat semua tanda yang dia temukan, dia meletakkan pena dan menghela napas lega, seolah-olah sebuah batu besar telah diangkat dari dadanya.
Tiba-tiba, dia merasa sangat haus. Satu sendok penuh es krim tidak cukup baginya, maka dia mengambil seluruh mangkuk es krim dan melahap semuanya.
"Saudaraku, aku tidak bisa menghabiskan es krim sebanyak itu, jadi aku benar-benar meludahkan sisanya kembali ke mangkuk itu."
Arya terdiam.