Bab 147

Susi Pratama memutar matanya. "Apa masalahnya sekarang? Kamu hanya seorang siswa. Apakah kamu perlu khawatir tentang masalah nasional sepanjang hari? Kamu mungkin bisa merawat ibumu yang kakinya terluka. Datang kemari dan bantu pijat aku. Tangan aku sakit juga," katanya.

"Aku serius. Ini tentang Arya Sanjaya," kata Putri.

Mata Susi langsung terbuka. "Apakah mereka menangkap pengkhianat itu? Bagus. Aku sangat mendukung. Tunggu sebentar. Kakakmu belum bercerai dengan sampah itu. Bukankah itu berarti dia akan terpengaruh juga? Apakah bajingan ini melakukannya dengan sengaja? Apakah dia hanya akan berhenti setelah dia menghancurkan hidup Indah?"

Putri menggelengkan kepalanya ketika dia melihat bagaimana Susi bereaksi berlebihan. "Pengkhianat itu tidak tertangkap, Ilham Sanjaya yang tertangkap," kata Putri sambil menggelengkan kepalanya setelah terdiam beberapa saat.

"Siapa? Tunggu, maksud kamu Tuan Muda Grup Sanjaya, menantu aku, Ilham Sanjaya? Untuk apa dia ditangkap?"

"…"