Sejak kecil aku tidak tahu kalau mataku akan terus setajam ini. Awalnya aku tidak percaya mereka, bahkan aku tidak takut ketika melihat mereka di umurku yang masih kecil. Kupikir, apa yang kulihat adalah kesalahan pada imajinasiku. Sampai pada akhirnya, seiring berjalannya waktu, seiring bertambahnya usia, ketajaman mata ini justru semakin bertambah. Aku menyadarinya, tapi tidak mau mengakuinya.

Kukira, di usia 17 tahunku, ketajaman mata ini akan hilang begitu saja. Ternyata aku salah, bahkan hingga saat ini usiaku sudah dewasa, ketajaman mata ini justru semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Kadang ini melelahkan, tapi sekarang aku tidak mau diam saja dan mengabaikan kemampuan ini. Jika memang ini berguna untuk membantu orang lain dalam mengingatkan kepada-Nya, ikhlaskan. Tapi jika ini merugikan dan tidak ada manfaatnya, maka hilangkan.


“Jika yang kau ketahui itu adalah suatu kebaikan, beranilah untuk berbicara.”

Indigo Crystal 1

“Aku tidak takut melihat hantu, yang aku takutkan adalah orang-orang tidak lagi melihatku karena aku sudah menjadi hantu.” 


_______________________________________________________________________________________________ 


 Bel masuk sudah berbunyi, semua anak-anak yang tadinya bermain di taman bermain kini sudah berbaris rapi di depan kelas. Kami semua bernyanyi riang gembira sambil satu per satu diperiksa kebersihan kukunya. Sekolah TK-ku ini tidak jauh dari rumah. Taman kanak-kanak yang bernama TK/TPA Al-Huda ini berada di dekat kantor kelurahan yang tepatnya ada di depan sebuah “tempat pemakaman umum”. 


 Selama sekolah berlangsung, ibuku selalu menunggu di depan kelas bersama para ibu-ibu lainnya. Entah apa yang selalu mereka bicarakan, mereka selalu terlihat akrab dan hangat, seolah topik pembicaraannya itu selalu hot news. 
