Kirania seorang gadis yatim piatu, harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. bahkan kirania harus bekerja paruh waktu agar bisa membiayai kuliahnya, bukan untuk biaya kuliah. karena Kirania adalah seorang mahasiswa yang mendapatkan beasiswa. Kirania yang membagi waktu untuk belajar dan bekerja, seperti saat ini setelah pulang kuliah kirania harus harus bekerja di sebuah rumah makan Sederhana yang akan ramai pengunjung jika di jam makan siang dan sore hari Hingga malam hari. Kirania yang bertugas di jam pulang kuliah harus bekerja hingga pukul sebelas malam karena warung makan akan tutup jam sebelas malam.
"Kiran, kau baru datang? bagaimana kuliah mu apa ada kesulitan?" Kata wayang sahabat terbaiknya. walau sangat menyebalkan karena akan mengulang pertanyaan yang sama setiap harinya.
"Pernyataan mu, tidak bermutu lagi untukku Mayang!!" Seru Kiran, berlalu menuju loker untuk berganti pakaian.
"Dan, aku pun sama seperti dirimu. sangat membosankan jika mendengar jawabanmu yang tidak memiliki terima kasih, Karena Aku perhatian denganmu Kiran!!" Kata Mayang. melanjutkan kerjaannya.
"Huuufff ... lelahnya hari ini, Mayang. kenapa warung kita tidak seperti biasanya. rumah makan kita sangat ramai?" Kiran yang tiba-tiba berada disamping Mayang, terlonjak kaget.
"Kiran, kau bener-bener keterlaluan. apa tidak ada kerjaan yang lain selain mengagetkan aku hah!!" Seru Mayang, tangannya tidak henti-hentinya mengelus dada.
"Ada apa Mayang? Kenapa hari ini kamu terlalu banyak melamun? katakan padaku Mayang!!" Kiran, mengusap punggung Mayang.
"Aku hanya merindukan ibuku itu saja!! sebaiknya kamu pekerja jika tidak ingin kena marah oleh Tante Merry." Mayang mendorong tubuh Kiran agar menjauh darinya.
Kiran menyerah, dan kembali ke kasir. tugas Kiran adalah menjaga kasir. kondisi warung yang ramai pengunjung akhirnya Kiran turun tangan untuk membantu para pelayan Untuk mengantarkan pesanan.
"Kiran, bisakah kamu membantuku untuk mengantarkan makanan ini ke meja nomor dua puluh?" Tanya Mayang, yang kerepotan karena pesanan yang terlalu banyak.
"Tentu, aku bisa membantumu." Mayang memberikan nampan pada Kiran agar mengantarkan pesanan ke nomor meja yang tertera di atas nampan.
"Oke ... terima kasih Kiran!!" Mayang kembali mengantarkan pesanan ke meja yang lain. sedangkan Kiran menuju meja nomor dua puluh.
"Permisi," Ucap Kiran, dengan suara lembut.
tanpa menunggu jawaban dari pemilik pesanan. Kiran meletakan semua pesanan. dan kembali ke kasir.
Tanpa disadari oleh Kiran laki-laki yang di meja dua puluh menatap intens Kiran. hingga ke meja kasir.
"Gadis, yang menarik." Gumamnya. tanpa mengedipkan matanya menatap kiran. laki-laki bertopi dan kaca mata hitam itu mulai menyantap makan siangnya dengan lahap.
"Orang atau patung sih!! Sudah berapa kali makan di warung ini tapi tidak pernah ke kasir untuk membayarnya. tapi ya sudahlah ini lumayan untuk makan besok pagi sebelum kuliah." Kata Kiran. kembali dengan tugasnya. warung yang semakin ramai membuat kiran dan karyawan yang lainnya semakin semangat karena mereka pasti akan mendapatkan bonus seperti biasanya. namun kali ini Kiran yang merasakan tubuhnya yang lelah karena harus menyelesaikan satu novelnya.
Kiran selain seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi ternama di ibukota, kiran juga sebagai karyawan di sebuah warung makan Sederhana dan kegiatan lain Kiran adalah seorang penulis novel online. pekerjaan yang satu ini tidak pernah diketahui oleh siapapun termasuk Mayang sahabat baiknya.
Kiran tidak ingin orang lain mengetahui jika dia seorang penulis. itulah kenapa Kiran mengantuk dan kelelahan hari ini. dan kantuk yang luar biasa karena semalaman Kiran tidak memejamkan matanya karena menyelesaikan satu novel miliknya.
"Kiran, Ada apa denganmu? Kenapa wajah mu begitu pucat? apakah kamu sakit kiran? sebaiknya kamu izin pulang lebih dulu kiran, Aku tidak ingin kamu sakit." Tanya Mayang, membuat Kiran menutup telinganya.
"Mayang ku sayang, dengarkan kata-kata ku. aku tidak sakit aku hanya kelelahan. setelah aku minum vitamin dan istrirahat pasti tubuhku segar seperti sebelumnya. kamu tidak perlu khawatir akan kondisi ku Mayang." Kata Kiran.
"Kiran, apakah kamu sakit?" Tanya Merry pemilik warung makan.
"Tidak, Tante. aku hanya kelelahan. semalam mengerjakan tugas dari kampus sampai larut malam sehingga hari ini aku benar-benar mengantuk Tante." kata Kiran.
"Sebaiknya, kamu pulang lebih dulu. dan sekalian kamu bawa pesan ke alamat ini." Merry memberikan Secarik kertas pada Kiran.
"Baiklah Tante, terima kasih Tante Merry." Kiran mengambil pesanan pada Mayang.
"Mayang, aku pulang dulu. maafkan, karena Aku. kamu harus lebih lelah hari ini karena menggantikan aku untuk menjaga kasir." Kata Kiran sebelum meninggalkan warung.
"Kamu, tidak perlu berpikir seperti itu. ingat kita bekerja di satu tempat, jadi semua tugas yang ada di sini adalah tugas kita semua Kiran. pergilah dan beristirahat agar besok kondisimu semakin segar." Kiran menganggukkan kepalanya sebelum meninggalkan warung. setelah berpamitan dengan sahabatnya.
Kiran menaiki taksi online untuk mempercepat perjalanan hingga sampai ke tujuan. tidak ingin pesanan konsumen menjadi dingin. Kiran rela merogoh koceknya agar bisa menaiki taksi.
"Pak, stop !! sepertinya itu rumah yang aku cari. terima kasih pak." Kiran memberikan uang kepada sopir. dan mendekati rumah mewah dengan pagar yang menjelang tinggi.
"Kenapa, tidak ada yang membukakan pintu untukku? apakah mereka tidak ada di rumah?" Kiran kembali menekan bel rumah mewah. namun hasilnya nihil. pemilik rumah tidak ada yang keluar untuk membukakan pintu untuk Kiran.
"Apa, aku harus masuk saja ya? tidak-tidak. aku tidak mau jika orang akan berpikir aku adalah pencuri. sebaiknya aku mengubungi nomer Tante Merry. agar tidak ada salah paham padaku." Kiran memutuskan meninggalkan rumah mewah. namun langkahnya terhenti saat mendengar seseorang meminta tolong.
"Tolong!! tolong aku!!" Kiran mencari sumber suara namun tidak menemukan siapapun. akhirnya Kiran memutuskan untuk pergi. lagi-lagi suara minta tolong kembali terdengar. kali ini lebih jelas dan Kiran bisa melihat bayangan seseorang berada di dalam rumah mewah berlari. tanpa pikir lagi Kiran berlari menuju ruang mewah dan berusaha untuk menyelamatkan seseorang yang berada di dalam.
"Tolong selamatkan aku tolong!!" Kiran mencari kayu untuk senjatanya.
"Kenapa rumah mewah ini tidak ada kayu!!" Kata Kiran, meraih Gucci besar yang ada di ruang tamu.
"Lepaskan wanita itu, kalau tidak aku akan teriak maling biarkan satpam dan warga sekitar datang dan menghajar mu hingga babak belur!!" Kiran, yang entah kekuatan dari mana. dengan beraninya ia laki-laki yang menggunakan topeng dan topi.
"TOLONG !!! TOLONG !!!" Suara Kiran yang melengking membuat berapa orang yang lewat di depan rumah mewah berhamburan memberikan pertolongan pada ukiran dan pemilik rumah.
"Mana malingnya katakan dimana!!" Kata berapa tetangga dan satpam di sekitar yang datang setelah mendengar suara teriakan Kiran minta tolong.
"Terima kasih nona, bapak-bapak terima kisah. perampoknya sudah pergi. sekali lagi terima kasih untuk semua!!" Kata wanita paruh baya. dan para tetangga dan satpam meninggalkan rumah mewah tersebut.
"Nyonya, anda tidak apa-apa? apakah ada yang luka Nyonya?" Tanya Kiran, dengan cemas.
"Nona, aku tidak apa-apa. dan kau siapa? kenapa ada di disini?" Tanya Wanita paruh baya.
"Nyonya, aku adalah Kiran dan aku kesini untuk mengantarkan makanan pesanan anda nyonya." Kiran memberikan paper bag berisi makanan.
"Terima kasih Nyonya. eemm ... Nyonya, jika aku pergi apakah nyonya akan selamat dari penjahat itu?" Tanya Kiran, rasa kantuk dan lelah kini semakin kembali menyiksa ingin rasanya ia merebahkan diri di atas tempat tidur kesayangan.
"Tidak apa-apa sayang, kamu tidak perlu khawatir. sebentar lagi suamiku akan datang." Kiran, meninggalkan rumah mewah. setelah berapa orang berdatangan.
"Kau berhasil, menggagalkan tugasku gadis manis. tunggu giliran mu!!"